Foto: Twitter

Selain nama-nama yang berkutat di atas lapangan, ada banyak sekali sosok yang berperan penting bagi Manchester United meski hanya dari balik layar. Salah satunya adalah James William Gibson.

Sir Matt Busby dan Sir Alex Ferguson akan selalu dikenang sebagai insan yang berperan dalam kemajuan Manchester United sebagai klub sepakbola. Berkat racikan mereka, Setan Merah berkembang menjadi salah satu kesebelasan yang disegani baik di Eropa maupun dunia.

Akan tetapi, ada pula nama-nama yang berperan penting untuk klub ini meski statusnya bukan sebagai pemain atau bahkan pelatih. Nama James William Gibson mungkin pantas disebut sebagai salah satu pahlawan legendaris klub ini yang mungkin kurang banyak dikenal oleh para pendukungnya.

***

Meski lahir dari keluarga kaya, namun kehidupan Gibson muda sebenarnya berjalan dengan sulit. Ia harus terpisah dari orang tuanya pada umur 14 tahun karena kedua orang tuanya terjangkit penyakit fatal. Ia pun harus diasingkan ke rumah kakek-neneknya dari pihak ayah.

Tragis, dua orang yang diharapkan bisa menjadi pengganti orang tuanya itu meninggal dunia. Ia pun dibawa oleh William Fell, pamannya di pinggiran Manchester. Fell sendiri adalah seorang pengusaha jagung yang sukses di sana.

Kemampuan Fell pada bidang bisnis ternyata menular kepada sang keponakan. Gibson mulai mempelajari bagaimana bekerja sebagai pengusaha. Tak ayal setelah 15 tahun bekerja untuk Fell, Gibson membuat perusahaan sendiri dengan tekstil menjadi andalannya. Bisnis ini berkembang dengan mantap. Bahkan seragam tentara Inggris saat Perang Dunia I pun adalah produksi dari perusahannya.

Akan tetapi, Great Depression yang terjadi pada dekade 1920-an sempat mengganggu bisnis dari Gibson. Ketika itu, tingkat ekonomi di seluruh dunia menurun drastis. Beruntung, Gibson masih bisa bertahan karena ia memiliki bisnis yang lain.

Berbeda dengan Gibson, Great Depression justru membuat Manchester United berantakan. Utang besar dan pemasukan yang minim membuat tim ini sudah berada di ambang kebangkrutan. Sulit memang bagi United untuk mencari penghasilan saat itu karena orang-orang sampai tidak punya uang untuk melihat mereka secara langsung.

Pernah ada sebuah momen pada 1931 ketika sekretaris klub, Walter Crickmer, pergi ke bank untuk mengambil gaji yang akan diberikan kepada para pemainnya. Apes, pihak bank kemudian memberitahu kalau United dalam fase yang tidak bisa membayar gaji para pemainnya.

Pada era itu, Manchester United bukanlah tim yang kuat. Mereka lebih sering menjadi tim yoyo. Sanggup berada di papan atas pada satu musim, namun bisa berada pada papan bawah pada musim selanjutnya. Beberapa kali pula mereka merasakan pahitnya degradasi.

Kabar terkait keuangan United itu akhirnya sampai di telinga Gibson melalui jurnalis sepakbola, Stacey Lintott. Pintu hati Gibson terketuk mengingat ia sendiri tinggal di sekitar Old Trafford. Ia kemudian mengundang Crickmer untuk berkunjung ke rumahnya.

Cek senilai 2000 paun kemudian dikucurkan kepada Crickmer. Jumlah yang sangat banyak pada saat itu hingga sanggup untuk menutupi tagihan utang United, gaji, bahkan masih sempat membeli kalkun untuk disantap pada Natal.

Atas sikap dermawannya, Gibson mendapat dukungan untuk menjadi investor bagi United. Jadilah dia diangkat sebagai chairman Manchester United. Berkat kucuran dana 40 ribu pounds, United selamat dari Great Depression meski dari segi prestasi tidak terlalu signifikan.

“Jika bukan tanpa Gibson maka United tidak akan jadi apa-apa. Dia membuat taruhan besar dengan dukungan sang istri yang setia kepadanya. Dia menyelamatkan klub ini dari sekarat dan kepunahan,” kata Alan Embling, keponakan buyutnya.

Sejak diambil alih oleh Gibson, united tidak pernah lagi mengalami masalah finansial.  Kehadiran Gibson memang benar-benar membantu United. Saat Old Trafford hancur lebur karena Perang Dunia II, ia mendanai semua biaya renovasi stadion sekaligus menekan pemerintah untuk meloloskan izin untuk membangun kembali stadion mereka yang hancur.

Foto: Sky Sports

“Bahkan ketika Old Trafford terkena bom, dia bekerja dengan pemerintah dan membuat banyak klub saat itu menerima dana hibah untuk kembali membangun stadion,” kata Sean Bones dari Manchester United Supporters Trust (MUST).

Ia juga menjadi otak munculnya akademi Manchester United yang kemudian menjadi wadah dari banyaknya pemain-pemain hebat yang menjadi tulang punggung klub sekaligus legenda pada masa yang akan datang. Stasiun dekat Old Trafford pun dibangun untuk memudahkan suporter menyaksikan tim kesayangannya.

Gebrakan terbesar seorang Gibson adalah ketika menunjuk Matt Busby sebagai manajer pada 1945. Sebuah keputusan yang berakhir dengan sukses setelah Busby membawa United juara liga pada 1952. Gelar ini adalah gelar liga pertama United setelah 40 tahun.

Naas, Gibson tidak bisa melihat kegembiraan para pemain dan staf pelatih United saat itu. Setahun sebelum gelar liga itu bisa diraih, Gibson meninggal dunia. Ia hanya bisa melihat dari kejauhan betapa besarnya Busby Babes pada era 1950-an sebelum berakhir karena Tragedi Munich. Setelah kematiannya, sang istri Lillian dan putranya Alan membantu United di bagian direksi.

Nama Gibson kemudian diabadikan dalam sebuah monumen Stone Compass Memorial yang terletak di dekat kawasan tempat tinggalnya. Di sekitar Sir Matt Busby Way juga dibangun sebuah plakat untuk mengenang jasa sekaligus keberanian Gibson untuk menyelamatkan United dari keterpurukan.

The GIbson Compass