Jika kita ingin mencari rekaman laga-laga terbaik Manchester United, pasti laga menghadapi Liverpool atau Manchester City akan muncul di barisan teratas. Wajar saja karena keduanya merupakan rival yang berkaitan langsung dengan sejarah Iblis Merah. Lantas bagaimana dengan pertemuan dengan klub-klub lain? Klub dari London misalnya.

Banyak sekali klub yang berdomisili di ibukota Inggris tersebut. Namun hanya Arsenal dan Chelsea yang setiap menghadapi United selalu dianggap sebagai “Laga Besar.” Akan tetapi beberapa musim terakhir, Tottenham Hotspur kerap menghadirkan ketegangan tersendiri saban menghadapi Setan Merah. Spurs sendiri masuk dalam daftar lima tim yang paling sering dilawan United. Mereka hanya kalah dari Arsenal, Everton, Liverpool, dan Aston Villa.

Awal Kisah

Hikayat United dan Spurs diawali pada 28 Januari 1899. Kedua tim bertemu dalam babak awal Piala FA. Ketika itu, Spurs adalah tim yang sangat kuat sementara United hanyalah anak baru di sepakbola Inggris. Pertemuan yang berakhir dengan skor imbang tersebut menasbihkan Joe Cassidy sebagai pencetak gol pertama United ke gawang Spurs. Lylywhites membalasnya dengan menang 5-3 di partai ulang tiga hari berselang.

Butuh 10 tahun bagi keduanya untuk bisa bertemu pertama kalinya di kompetisi Liga. Kali ini United mampu meraih kemenangan pertamanya dengan skor mencolok 5-0. Ketika itu Setan Merah diperkuat para pemain terbaiknya macam Sandy Turnbull, Charlie Roberts, dan Billy Meredith.

Pertemuan mereka sempat terhenti pada 1938 ketika perang dunia kedua meletus. Barulah pada 1950 kedua kesebelasan bertemu kembali. Di era 1950-an, kedua klub ini disebut-sebut sebagai tim favorit pada masanya. United dipegang Sir Matt Busby sementara Spurs dilatih Arthur Rowe. Pola permainan Push and Move ketika itu mengundang kagum sosok Bobby Charlton muda.

“Saya tidak sadar bagaimana bisa sebuah tim terorganisasi sangat baik dan sangat koheren dalam melakukan operan. Segalanya berjalan mulus bagi mereka ketika menyerang dan bertahan,” ujar Charlton.

Laga Klasik 60-an

Spurs kemudian semakin berkembang di saat Sir Matt sedang membangun kembali United pasca Tragedi Munich. Salah satunya adalah gelar ganda pada musim 1960/1961 di mana mereka mencetak 115 gol di liga sementara United hanya bisa finis di posisi tujuh. Kedua kesebelasan saat itu sama-sama diperkuat bomber maut dalam diri Dennis Law dan Jimmy Greaves.

Satu laga unik terjadi pada 1961. Di saat pergantian pemain belum dipergunakan, Harry Gregg (pennjaga gawang United) mengalami cedera dan tidak bisa melanjutkan permainan. Gregg kemudian bertukar posisi dengan pemain tengah dan mencetak asis untuk gol Mark Pearson.

Pada dekade ini kedua kesebelasan mulai menancapkan kukunya di kompetisi Eropa. Spurs memenangi Piala Winners pada 1963. Di tahun yang sama United meraih gelar Piala FA yang merupakan gelar mayor pertama pasca 1957. Musim berikutnya (1963/1964) kedua kesebelasan bertemu di Piala Winners yang menjadi pertemuan pertama klub Inggris di kompetisi Eropa. Spurs memenangi laga pertama dengan skor 2-0 pada leg pertama. Akan tetapi seminggu kemudian United menang 4-1.

Laga kenangan terjadi pada Community Shield 1967. Titel Perisai tersebut dimenangi bersama dikarenakan berakir imbang 3-3. Laga ini diwarnai dengan gol Spurs yang dicetak sang penjaga gawang Pat Jennings. Namun perhatian kala itu tersita karena dua gol sepakan jarak jauh Bobby Charlton yang dicap sangat bagus oleh Kenneth Wolstenholme si komentator pertandingan.

Era Modern: Dramatis dan Perpisahan

Momen Saat Manchester United membalikkan keadaan dan menang 5-1 atas Tottenham Hotspur.

Ketika sepakbola memasuki masa-masa puncak pada 90-an, laga-laga mereka pun kerap menghasilkan drama yang menegangkan. Setidaknya ada empat laga yang sangat menonjol pada era modern ini. Yang pertama adalah pada 16 Mei 1999. Saat itu adalah penentuan gelar juara Premier League bagi United apabila mengalahkan Spurs di Teater Impian. Namun Spurs sendiri berada dalam kondisi yang sangat dilematis.

Jika menang, maka mereka memberikan jalan untuk Arsenal sang pesaing sekota mereka. Beruntung gol Andy Cole dan David Beckham membawa United memenangi Premier League yang disambut gemuruh supporter Spurs yang merayakan kegagalan Meriam London gagal juara. Sebuah spanduk bertuliskan “Biarkan Mereka Menang” terbentang di Old Trafford.

Berikutnya terjadi di White Hart Lane pada September 2001. Interval 45 menit pertama United tertinggal 0-3. Masuknya Juan Veron dan Ole Solskjaer membawa mereka membalikkan keadaan dan menang 5-3. Magis selanjutnya terjadi pada April 2009. Tertinggal dua gol di babak pertama, Setan Merah mengamuk dan menang 5-2.

Musim lalu, pertemuan mereka di White Hart Lane bertepatan dengan perpisahan si pemilik Stadion yang akan pindah sementara waktu sembari menunggu proses renovasi selesai. Wayne Rooney menjadi pencetak gol terakhir United pada laga yang berakhir dengan kemenangan tuan rumah 2-1.