David Beckham vs Wimbledon. foto: Guardian

Kepak sayap kupu-kupu di Brasil bisa menimbulkan badai tornado di Texas.

Ungkapan itu kerap digunakan ketika membahas tentang Butterfly Effects atau dalam bahasa Indonesia kerap disebut efek kupu-kupu. Istilah yang dipakai oleh Edward Norton Lorenz untuk menyebut bahwa momentum sebuah sejarah hadir hanya dari tindakan sederhana.

Keputusan kecil yang diyakini bisa mengubah nasib seorang tokoh, atau bahkan memicu hal-hal lainnya. Perang Irak terjadi karena seorang bocah, Perang Vietnam muncul karena surat yang diabaikan, dan masih banyak lagi momen-momen besar yang terjadi karena hal sederhana.

***

“Gol itu mengubah hidup saya. Bola itu seperti berada di udara selama berjam-jam lamanya dan semuanya menjadi sunyi. Lalu bola itu masuk dan seperti meletus. Saya melayang tinggi di awan.”

David Beckham mungkin tidak menyangka kalau sebuah keputusan yang sederhana bisa mengubah nasibnya sebagai pemain sepakbola. Sebelumnya, ia sudah mencetak sembilan gol bersama Manchester United. Akan tetapi, gol kesepuluh saat United melawan Wimbledon inilah yang membuat nama besar dari David Beckham muncul. Ketika popularitas, nama besar, dan perhatian media, mulai mengarah kepada dirinya.

“Anda tahu kalau sejarah sedang dibuat di depan mata Anda karena dua hal. Yang pertama adalah keberanian dan kemampuan teknis dari gol tersebut. Yang kedua adalah karena dirinya sendiri,” kata Martin Tyler, komentator pertandingan tersebut.

“Itu adalah gol spesial dari seorang pemain yang sedang dalam perjalanan menuju sebagai pemain spesial. Banyak pemain yang khawatir kalau keputusannya mengacaukan segalanya, namun gol itu berbicara soal keberanian, kecemerlangan, dan teknik.”

Keputusan Beckham untuk menendang bola dari tengah lapangan mungkin terlalu berani bagi seorang pemain yang pengalamannya belum terlalu banyak di sepakbola. Namun saat itu, apa yang dilakukan sebenarnya hanya sebagian kecil dari jalannya pertandingan yang dimenangkan United dengan skor 3-0.

United sudah unggul 2-0 sebelum momen pada menit ke-87 itu hadir. Dua gol yang dicetak masing-masing oleh Eric Cantona dan Denis Irwin. Seandainya bola sepakan Beckham tersebut tidak masuk, toh dia tidak akan dihujat juga oleh para suporter karena United kemungkinan tetap pulang dengan tiga poin. Satu-satunya orang yang memarahi dia mungkin Sir Alex Ferguson.

“Bagaimana bisa melupakan gol dari jarak 60 yard tersebut? Dia mencobanya sekitar 10 menit sebelum dia mencetak gol dan saya berkata kepada asisten saya Brian Kidd kalau dia melakukannya lagi, dia akan saya ganti,” kata Ferguson.

“Saat itu, David agak terbawa suasana dan kamu selalu berusaha untuk menjaga kakinya di tanah. Ketika bola tersebut masuk, Kidd melihat kepada saya dan berkata: ‘Kita harus menggantinya!’”

Takdir berkata lain. Bola justru masuk ke gawang Neil Sullivan. Penjaga gawang senior tersebut terlihat tidak ada apa-apanya di mata Beckham. Ia mungkin tidak menyangka kalau keputusannya berdiri terlalu maju justru membuatnya menjadi salah satu korban kaki kanan maut Becks.

Gol tersebut benar-benar begitu presisi. Tidak mantul terlebih dahulu seperti gol-gol tengah lapangan lainnya, atau membentur mistar. Bola benar-benar mutlak langsung mengenai jaring gawang Sullivan dan jatuh di dalam gawang. Sullivan hanya bisa tertunduk dan menghadapi olok-olok penggemar United yang jaraknya begitu dekat.

“Gol yang benar-benar menghancurkan saya. Saya berpikir kalau bola akan mengenai belakang jaring. Lalu saya melihat semua penggemar United di belakang gawang sedang mentertawai saya. Itu adalah gol yang hebat,” kata Sullivan.

Ferguson dan Kidd tidak jadi marah. Beckham juga akhirnya bermain hingga pertandingan selesai. Spekulasinya tersebut justru membuat United semakin menjauh. Ia hanya bisa mengangkat tangan dan berjalan sembari tersenyum. Di belakangnya datang Brian McClair, Jordi Cruyff, Roy Keane, Ronny Johnsen, dan David May yang hadir untuk memberikan selamat kepada Beckham.

“Gol favorit saya adalah melawan Wimbledon, Anda tahu, semua orang masih membicarakannya, dan semua orang berbicara tentang sejarahnya. Gol itu penting bagi karier saya secara pribadi. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah Eric Cantona datang dan berkata kalau itu adalah gol yang baik,” ujar Beckham.

Dalam jajak pendapat di Inggris yang dilakukan oleh Channel 4 pada tahun 2002, gol ini berada dalam urutan ke-18 pada daftar 100 momen olahraga terbaik. Pada 2016, Sky Sports menempatkan gol ini sebagai gol terbaik sepanjang sejarah dalam pekan pertama Premier League.

Bagi Beckham, gol ini langsung mengubah statusnya menjadi pemain reguler Setan Merah. Rekrutan baru klub, Karel Poborsky, langsung tidak mendapatkan tempat. Beckham membantu United mempertahankan gelar Premier League yang sebelumnya sudah mereka raih dan meraih gelar PFA Young Player of the Year. Musim berikutnya, nomor 10 yang digunakan Beckham berganti menjadi nomor tujuh

George Best pernah menyebut kalau David Beckham adalah pemain yang tidak bisa menendang dengan kaki kiri, menyundul bola, melakukan tekel, dan mencetak banyak gol. Namun ia menambahkan, kalau selain aspek yang tidak bisa ia lakukan tersebut, Beckham adalah pemain yang baik.

Beckham hanya butuh kaki kanan untuk membawanya menjadi salah satu pemain penting bagi Manchester United dan tim nasional Inggris. Semuanya diawali dari gol melawan Wimbledon tersebut.

Sejak saat itu, sorotan demi sorotan mulai mengarah kepadanya yang sayangnya justu membuat passion seorang David Beckham pelan-pelan mulai bergeser dari orang yang begitu tergila-gila dengan sepakbola menjadi seorang selebriti di kemudian hari. Sebuah keputusan yang sangat disayangkan oleh Sir Alex Ferguson.