Meski sosoknya begitu tenang dalam menguasai bola namun Gary Pallister juga dikenal sebagai pribadi yang keras kepala di luar lapangan. Ia akan selalu menganggap apa yang ada di pikirannya adalah sesuatu yang benar sementara orang yang tidak sejalan dengannya adalah pihak yang salah. Sifat kerasnya ini bahkan hampir membuat keutuhan tim Manchester United sempat terganggu.

Jelang musim 1997/1998, Gary Pallister terlibat friksi dengan gelandang United, Roy Keane. Mereka berdua saling tidak bertegur sapa satu sama lain. Saat itu keduanya dikabarkan memiliki perbedaan pendapat terkait jadwal pramusim United. Menariknya, saat itu permusuhan keduanya tidak diketahui Sir Alex Ferguson yang begitu membenci permusuhan di dalam tim.

Gary sendiri baru buka suara pada 2015 lalu. Kepada ESPN ia menceritakan bahwa sebenarnya permusuhan mereka berdua bisa lebih cepat berakhir seandainya ada salah satu pihak yang mau mengalah dan meminta maaf.

“Kami berseteru pada pramusim. Dan lantas tidak saling berbicara satu sama lain. Ini tidak seperti dua orang yang membenci. Kami hanyalah dua orang yang keras kepala untuk berani mengatakan, ‘Sini, mari kita selesaikan’. Kami seharusnya saling berjabat tangan dan berdamai. Itulah betapa keras kepalanya kami saat itu,” tuturnya.

Bisa dibilang permusuhan tersebut sedikit memeengaruhi langkah United di musim 1997/1998. Iblis Merah gagal mempertahankan gelar liga karena disalip oleh Arsenal di pekan-pekan terakhir. Selain itu mereka juga disingkirkan AS Monaco di Liga Champions. Beruntung permusuhan keduanya hanya berlangsung semusim dan berakhir setelah Pallister pergi dari Manchester.

“Ketika saya akan hijrah ke Middlesbrough, saya pergi ke tempat latihan United di The Cliff untuk mengemas barang-barang dan saya melihat Keane menaiki tangga dan berpapasan dengan saya yang sedang turun. Seketika dia mulai tertawa dan saya pun demikian.”

Ia menambahkan, “Kami lantas bersalaman dan dia berkata, ‘Saya selalu mendoakan yang terbaik untukmu, big man. Setelah itu hubungan kami membaik dan kami mulai kembali berbicara. Itulah kegilaan dari dua orang yang keras kepala,” tuturnya.

Meski pernah bermusuhan namun Pallister tidak menyembunyikan rasa kagumnya kepada seorang Roy Keane. Bagi Pallister, pemain berkebangsaan Irlandia tersebut adalah sosok yang jujur meski terkadang keras kepala.

“Saya mengagumi Roy karena dia selalu mengeluarkan uneg-unegnya. Dia berbicara terus terang dan kerap memberikan pandangannya entah itu benar atau salah. Meski begitu Anda tetap harus mengagumi seorang Roy Keane,” tambahnya.

Kesebelasan Lain Seharusnya Iri pada United

Baru-baru ini, pria yang berusia 52 tahun pada 30 Juni 2017 ini mengungkapkan bahwa kesebelasan yang menjadi rival United seharusnya merasa iri akan prestasi mantan klubnya tersebut. Di saat beberapa legenda klub masih menganggap musim lalu sebagai musim yang gagal namun Pally memberikan pembelaannya terhadap Mourinho dan kolega.

“Secara keseluruhan, memenangi tiga piala adalah sesuatu yang fantastis karena kami bisa kembali ke Liga Champions. Hal itu sangat berarti tidak hanya soal finansial bagi klub namun juga bagi para fans karena kami berkompetisi di ajang terbaik di dunia,” ujar Pallister dikutip dari Express.

“Kemenangan melawan Ajax menghentikan pihak-pihak yang meragukan kami karena hanya finis di urutan keenam. Oke kami memang tidak bisa masuk Liga Champions lewat jalur liga, namun kami memenangi Europa League dan Piala Liga, tanpa menghitung Community Shield. Itu semua setidaknya membuat para rival-rival United menjadi iri terkait kesuksesan mereka musim lalu.”

***

Saat ini Gary Pallister aktif dalam kegiatan-kegiatan yang kerap dijalankan oleh para sponsor United. Ia juga kerap terlihat sebagai pundit di MUTV. Pallister (bersama Bruce) adalah sosok pembawa kejayaan bagi Iblis Merah yang kemudian dikenal selalu memiliki lini belakang yang solid.

Oooo Gary Gary…. Gary Gary Gary Gary Pallister.

Baca juga bagian pertamanya di sini.