Foto: Eurosport

Manchester United tidak akan pernah menghalang-halangi pemainnya yang mau pindah ke klub lain. Tetapi jangan pula juga klub yang mau dituju adalah klub rival. Bisa-bisa manajemen United pusing sendiri memikirkan agar kepindahan itu tidak terjadi. Gabriel Heinze pernah ada pada posisi itu.

Musim panas 2007 menjadi musim yang penuh gejolak bagi Gabriel Heinze. Ia yang sebelumnya sempat menjadi pemain terbaik klub pada 2005 justru berubah menjadi pemain yang tidak lagi dipercaya untuk menjadi andalan.

Kehadiran Nemanja Vidic dan Patrice Evra menjadi penyebab. Heinze yang sebenarnya bisa bermain di dua posisi tersebut justru tidak bisa kembali ke bentuk performa terbaiknya terutama setelah ia mengalami cedera parah.

Transfer menjadi pilihan. Pasalnya, tidak ada cara lain untuk bisa mempertahankan karier selain pindah. Sayangnya, transfer pria bernama lengkap Gabriel Ivan Heinze ini berjalan rumit pada saat itu.

Alasannya bukan karena harga, gaji, atau sebagainya. Tetapi klub yang ingin dituju si pemain adalah Liverpool. Seperti sudah menjadi tradisi kalau sejak 1964 tidak ada lagi pemain yang pindah secara langsung dari kedua kesebelasan tersebut. Inilah yang membuat Sir Alex Ferguson pusing menangani masalah ini.

Semua dimulai pada Juni 2007 ketika Heinze diperbolehkan untuk pindah jika ada tawaran sebesar 6,8 juta pounds. Liverpool yang melihatnya pun tertarik. Apalagi ia sudah masuk target transfer Rafael Benitez untuk posisi belakang. Tetapi tawaran tersebut jelas ditolak oleh Ferguson.

“Dia dan agennya langsung menghubungi Liverpool sedangkan kami sudah bilang ke Gabriel kalau tidak ada sejarahnya United menjual pemain ke Liverpool,” kata Ferguson dalam autobiografinya.

Sengketa transfer Heinze ini sampai-sampai menyeret dua tim ini ke pengadilan. United berpendapat kalau harga yang mereka tetapkan adalah harga untuk tim di luar rival United yang sudah pasti adalah Liverpool. Di sisi lain, kubu The Reds merasa mereka sudah berada dalam koridor yang benar.

“Kami membuat tawaran yang mereka tolak. Pengacara sudah mengerjakannya sekarang dan kami hanya bisa menunggu,” kata Rafael Benitez pada Juli 2007.

Sebulan kemudian (Agustus 2007), pengadilan dan otoritas Premier League mempertemukan ketiga perwakilan tersebut untuk mengumumkan hasil sidang yang berakhir dengan kemenangan United.

“Dalam konteks diskusi dan kebijakan transfer Manchester United, segalanya menjadi tidak ambigu karena klausul tersebut hanya terjadi dalam transfer internasional,” begitu pernyataan Premier League.

Benitez kaget dan begitu marah mendengar hasil itu. Situasinya menjadi tidak enak bagi kubu Liverpool karena transfer tinggal memasuki 10 hari terakhir apabila si pemain ingin melakukan banding.

Pada momen ini, Crystal Palace masuk seolah-olah ingin menyelamatkan Heinze. Akan tetapi, Fergie paham jika Heinze pindah ke sana, maka Palace akan langsung menjualnya lagi ke Liverpool.

Bahkan timbul rumor kalau Premier League memperbolehkan Heinze pindah ke Liverpool di luar tenggat transfernya. Namun, hal itu tidak terjadi setelah beberapa hari berselang masuk penawaran dari Real Madrid. Tidak mau ambil pusing, United langsung menerima proposal dari mereka.

“Segalanya menjadi ruwet. Saya yakin kepindahan ke Liverpool bisa berhasil karena itu menjadi hak saya memilih. Saya berterima kasih atas apa yang sudah dilakukan Rafael Benitez untuk saya,” ujarnya.

“Saya tidak mau terlibat banyak masalah dengan Sir Alex Ferguson. Sekarang saya sudah melakukan lompatan besar dan ada Real Madrid yang datang. Saya selalu berkata kalau saya ingin main di klub besar dan Real salah satunya.”

Heinze akhirnya pindah ke Real Madrid pada 23 Agustus 2007 dengan nilai 6,9 juta pounds atau lebih rendah dari penawaran Liverpool. Ferguson memilih untuk tidak mau mendapat untung dari penjualan mantan pemain PSG ini asalkan dia tidak ke Liverpool.

“Tidak pernah ada peluang bagi Liverpool untuk menang dalam kasus ini,” ujar Ferguson.

Di sisi lain, Benitez masih tidak bisa menyembunyikan amarahnya. Beruntung, pada Januari 2018 ia berhasil mendapatkan Martin Skrtel yang bisa mengisi kekosongan di sektor pertahanan.

Sedangkan Heinze mengaku menyesal atas sikap keras kepalanya tersebut bertahun-tahun kemudian. Ia berharap suporter United bisa mengenangnya karena penampilannya selama tiga musim dan bukan karena kasus kepindahannya ini.

“Saya sadar bagaimana persaingan mereka dan saya harap itu tidak menodai cara pendukung melihat saya,” tuturnya.