Foto: Manchester Evening News

Bukan Sir Alex Ferguson namanya jika ia puas dengan kemenangan tipis. Seringkali Ferguson ingin melihat timnya bisa menang telak atau kalau perlu sampai membuat lawannya dibantai dengan jumlah gol yang besar. Ini semua harus bisa dilakukan karena United penuh dengan potensi untuk melakukan itu.

Namun, tidak jarang kalau hal itu tidak kejadian. Kalau sudah begini, Ferguson hanya bisa kesal. Dia akan terus mencari kesalahan yang ada dalam timnya meski suporter tidak peduli karena yang penting tiga poin sudah di tangan.

Bukti tidak puasnya Ferguson salah satunya terjadi pada 1 November 2008. United menunjukkan penampilan yang bagus karena sukses mengalahkan Hull City. Kedua kesebelasan saling berbalas gol dalam pertandingan yang berakhir 4-3 tersebut. Skor yang mungkin membuat penggemar United begitu nikmat untuk menonton pertandingan itu. Sayangnya, Fergie tetap merasa frustrasi dengan penampilan timnya.

“Saya justru merasa kecewa. Kami seharusnya menang dengan selisih 10 bahkan 11 gol. Namun pada akhirnya kami berjuang keras untuk meraih kemenangan. Kami memalukan. Ronaldo bisa memiliki lima peluangnya sendiri, dan saya juga tidak tahu ada berapa banyak peluang yang dibuat Dimitar Berbatov,” kata Ferguson.

“Saya kira, satu hal positif yang bisa dilihat selain kemenangan mungkin hanya fakta kalau kami menciptakan begitu banyak peluang untuk diri kami sendiri.”

Betapa frustrasinya Fergie bisa dilihat dari catatan pertandingan tersebut dalam arsip sejarah Premier League. United membuat 22 percobaan ke arah gawang Boaz Myhill. Akan tetapi, hanya 9 tendangan saja yang menemui sasaran. Jumlah ini hanya 2 angka lebih baik dari Hull. Yang membedakan hanya eektivitasnya saja.

Setan Merah langsung menggebrak Hull ketika pertandingan baru berlangsung 3 menit. Cristiano Ronaldo mencetak gol berawal dari kombinasi satu sentuhannya bersama Dimitar Berbatov. Namun pada menit ke-23, Hull menyamakan kedudukan melalui sundulan flick dari Daniel Cousin.

Setelah kebobolan, United tidak terhentikan untuk mencetak gol. Babak pertama bahkan berakhir 3-1 karena Michael Carrick dan Cristiano Ronaldo sukses mengalahkan Myhill. Keunggulan tersebut bahkan melebar menjadi 4-1 setelah Nemanja Vidic sukses memaksimalkan sepak pojok Wayne Rooney pada menit ke-57.

Setelah unggul jauh, United memilih untuk mengendurkan tekanan. Hal seperti ini wajar dilakukan United era Fergie untuk mengamankan kemenangan mengingat keunggulan sudah cukup jauh. Akan tetapi, lini belakang justru membuat kesalahan yang akhirnya membuat United nyaris saja kehilangan tiga poin dan terkena comeback.

Koordinasi kuartet Gary Neville, Ferdinand, Vidic, dan Evra tampak berantakan dalam 20 menit terakhir. Pada menit ke-69, Evra kalah duel dengan Bernard Mendy yang membuat dia dengan mudah melob bola melewati Van der Sar. Meski bola sukses disapu oleh Vidic, namun bola ternyata sudah melewati garis gawang.

Sosok Mendy benar-benar menjadi pengganggu lini belakang United. Delapan menit jelang bubaran, Ferdinand tidak kuasa menahan laju lari pemain yang delapan musim memperkuat PSG tersebut hingga harus menjatuhkannya di kotak penalti. Old Traffford sempat dibuat deg-degan setelah Geovanni memperkecil jarak menjadi satu gol saja. Sehabis gol ini, Fergie langsung memperkuat lini belakang dengan memainkan John O’Shea. Beruntung tiga poin masih menjadi milik United.

Pada musim 2008/2009, Hull City dipandang sebagai kuda hitam karena menunjukkan start yang cukup menjanjikan. Sebagai tim promosi, mereka baru dua kali kalah hingga bulan Oktober dan sempat berada di posisi tiga. Mereka bahkan bisa mendapat enam poin dari dua kunjungan ke London Utara melawan Arsenal dan Tottenham Spurs. Namun setelah kekalahan melawan Chelsea dan United, Hull terus merosot dan hanya mendapat dua kemenangan hingga akhir musim.

Sementara bagi United, hasil ini menjadi kali terakhir mereka kebobolan dua gol di Premier League musim itu. Tidak mau mengecewakan Fergie, mereka kemudian berubah menjadi tembok yang sulit ditembus. Dalam 14 dari 15 pertandingan setelahnya, mereka mengakhiri laga dengan tidak kebobolan. Hebatnya lagi, catatan itu mereka buat secara beruntun yang menjadi rekor dalam sejarah klub sekaligus rekor Premier League yang masih bertahan hingga saat ini.