Saat Manchester United merekrut Fabien Barthez dari AS Monaco pada 2001, seketika itu juga banyak anggapan bahwa masalah penjaga gawang di kubu Setan Merah sudah selesai. Kiper botak tersebut saat itu datang dengan status sebagai juara Piala Dunia dan Piala Eropa yang membuat statusnya naik sebagai kiper papan atas dunia.

Tidak susah bagi Barthez mendapatkan rasa cinta dari para pendukung United. Para penggemar begitu menyuai karena kepercayaan dirinya yang sangat tinggi. Beberapa kali ia melakukan penyelamatan penting. Salah satunya adalah ketika ia sambil terbang menepis sepakan keras gelandang Liverpool, Dietmar Hamann.

Akan tetapi kepercayaan diri yang dimiliki eks portiere Marseille tersebut kerap over sehingga tak jarang menjadi mimpi buruk bagi United. Salah satunya terjadi pada musim keduanya bersama United saat menjamu Deportivo la Coruna dalam fase grup pertama Liga Champions 2001/2002 pada 17 Oktober 2001.

Super Depor ketika itu bukanlah tim sembarangan. Mereka adalah tim yang mampu merepotkan raksasa macam Barcelona dan Real Madrid. Dua musim sebelumnya mereka adalah juara La Liga. Mereka juga diperkuat pemainn-pemain bertalenta macam Joan Capdevilla hingga trio maut dalam diri Diego Tristan, Roy Makaay, dan Walter Pandiani. Kedigdayaan klub dengan kostum putih biru ini sudah terlihat ketika mereka berhasil mengalahkan United 2-1 di Riazor.

Di Old Trafford segalanya seperti berjalan mudah bagi skuad Sir Alex Ferguson. Pertandingan baru berjalan tujuh menit, Ruud van Nistelrooy sudah membawa United unggul setelah memanfaatkan umpan Ryan Giggs. Tidak ada yang menyangka bahwa 30 menit kemudian United dan Fabien Barthez akan mendapati mimpi buruknya.

Sebuah skema serangan balik, Diego Tristan memberikan umpan kepada Sergio yang berhasil mengecoh Wes Brown dan Roy Keane. Bola yang berada di kaki Sergio sempat di curi oleh Brown dan mengarah ke Fabien Barthez. Akan tetapi yang terjadi adalah Brown dan Barthez justru bertabrakan dan membuat Sergio bisa mencetak gol ke gawang kosong.

Dua menit kemudian, Barthez kembali menjadi sorotan. Sundulan Diego Tristan tidak bisa dijangkau oleh Barthez yang kadung mati langkah. Ruud Van Nistelrooy kemudian membalas dengan cara yang elegan yaitu dengan mencetak gol dari sudut sempit semenit pasca gol Tristan. Skor 2-2 bertahan hingga babak pertama kelar.

Puncak kejengahan suporter United terhadap tingkah Barthez semakin menjadi pada menit ke-60. Sergio yang bermaksud memberikan bola kepada Diego Tristan justru membentur kaki Brown dan mengarah ke Barthez. Entah apa maksud dari Bathez namun ia memilih keluar dari gawang yang justru menutup ruang gerak Brown yang sebenarnya masih bisa menguasai bola.

Penjaga gawang kelahiran 1971 pun justru memilih untuk menyapu bola sambil melakukan tekel yang sayangnya luput dari kakinya. Bola kemudian dikuasai Tristan yang dengan tenang mengecoh Brown sebelum melepaskan bola ke gawang kosong. United takluk 2-3 di kandangnya sendiri.

Selepas pertandingan, nada-nada sumbang untuk Barthez pun terdengar di penjuru Old Trafford. Kiper yang selepas pensiun aktif sebagai pereli ini pun dianggap oleh supporter United layaknya anak TK yang tidak pernah serius bermain bola. Fergie kemudian memberikan pembelaannya terhadap Barthez.

“Kami membuat beberapa kesalahan buruk tapi terkadang tim terbaik pun bisa melakukan kesalahan. Kami mempersulit diri kami sendiri namun kita harus mengalahkan Olympiacos pekan depan,” ujar Fergie dikutip dari Guardian.

Ketika ditanya oleh wartawan mengenai apa yang dibicarakan Fergie di ruang ganti kepada Barthez, sang Gaffer justru menantang wartawan dengan mengatakan, “Kenapa saya harus menceritakan apa yang terjadi di ruang ganti saya? Apa hubungannya denganmu? Ini masalah kami.”

Sayangnya pembelaan Fergie kembali disia-siakan Barthez. Dalam laga melawan Arsenal beberapa minggu kemudian, ia kembali membuat dua kesalahan dan menjadi kambing hitam kekalahan United 3-1 dari Meriam London.