Foto: Sky Sports

Sejak 2012 hingga 2014, Manchester United selalu punya cerita menarik ketika memasuki tanggal 22 April. Pada tanggal tersebut di waktu yang berbeda, mereka menjalani rangkaian peristiwa yang begitu mengaduk-ngaduk emosi para pendukungnya.

Kisah pertama datang pada tanggal 22 April 2012. Dalam sebuah pertandingan yang berjalan dramatis bagi United saat itu. Sebuah laga yang membuat Ferguson marah karena keunggulan poin timnya terkikis di fase-fase akhir.

***

Dalam tiga minggu bulan April 2012, Manchester United sebenarnya memiliki catatan yang cukup baik dengan meraih tiga kemenangan, satu kali seri, dan satu kali kalah. Sulit untuk mendapatkan 10 poin dari kemungkinan 15 apabila tidak memiliki skuat yang mumpuni. Sayangnya, dua kegagalan meraih poin penuh tersebut justru terjadi pada pekan krusial. Satu laga yang menyakitkan adalah ketika United ditahan imbang oleh Everton.

Ketika itu, Manchester United menjamu The Toffees dengan keunggulan lima poin dari rival sekotanya, Manchester City. Sebenarnya, United sudah unggul delapan poin sebelum dipangkas menjadi lima karena kalah dari Wigan. Akan tetapi, kekalahan tersebut tidak menjadi persoalan mengingat United akan bertanding melawan Everton di kandang sendiri.

Everton punya modal bagus karena mereka baru menderita dua kali kekalahan sejak pergantian tahun. Namun Everton akan menemukan benteng kokoh di Old Trafford karena United hanya satu kali kebobolan di Old Trafford dalam periode yang sama. Sisanya, tidak ada kesebelasan yang bisa mencetak lebih dari satu gol di Teater Impian.

United punya tugas mudah sebenarnya pada pertandingan tersebut yaitu menang. Akan tetapi, selama 30 menit babak pertama mereka tampil begitu gugup yang membuat jalannya laga menjadi tidak menarik. Hal ini kemudian dimanfaatkan Everton untuk mencuri gol lebih dulu melalui sundulan Nikica Jelavic.

Sebelas menit kemudian, Setan Merah bisa menyamakan kedudukan. Nani melepaskan umpan silang dari sisi kiri penyerangan yang disambut dengan baik oleh kepala Wayne Rooney. Inilah kali pertama Wazza mencetak gol ke gawang mantan klubnya di Old Trafford sekaligus membawa babak pertama berakhir 1-1.

Pada babak kedua, United menggila. Mereka unggul 3-1 melalui Welbeck dan Nani. Dua gol yang prosesnya sangat indah. Welbeck melakukan gerak tipu sebelum melepaskan tembakan akurat ke sisi kiri gawang Tim Howard, sedangkan kombinasi Carrick-Welbeck-Nani membuat pemain Portugal tersebut membuat United unggul dua gol

Ketika aura gelar juara mulai muncul, Everton membuat situasi kembali menjadi tegang setelah Marouane Fellaini mencetak gol untuk membuat skor menjadi 3-2. David de Gea saat itu tidak sanggup menahan sepakan voli pemain Belgia tersebut.

Dua menit setelah gol Fellaini, Rooney membuat jarak kembali melebar menjadi dua gol. Keadaan kembali aman dan membuat Old Trafford kembali tersenyum. Majalah Inside United sempat menulis kalau lagu-lagu juara saat itu sudah dinyanyikan. Mereka begitu percaya diri setidaknya hingga menit ke-83.

Nikica Jelavic membuat United kembali tegang setelah mengubah skor menjadi 4-3. United mau tidak mau harus mencari gol lagi untuk memperlebar jarak sekaligus fokus bertahan dan memperkuat lini tengah agar tidak kembali kebobolan.

Apes bagi mereka karena dua menit setelah gol Jelavic tersebut, gawang De Gea kembali kebobolan. Fellaini dan Jelavic sukses ditutup pergerakannya oleh Ferdinand dan Evans. Akan tetapi, mereka tidak mendapat bantuan dari pemain lain untuk menjaga Steven Pienaar yang bebas tanpa pengawalan. Dalam proses gol tersebut, terlihat perhatian Scholes dan Rafael terlalu fokus ke bola sampai melupakan Pienaar yang bergerak di belakang mereka.

Ferguson yang tadinya tidak mau mengganti pemain, akhirnya menarik keluar Scholes dan Antonio Valencia untuk memberi tempat kepada Phil Jones dan Javier Hernandez. Sayangnya, pergantian ini terlambat dan skor 4-4 bertahan hingga akhir pertandingan.

“Hasil ini sebuah kesia-siaan. Kami Cuma perlu menang. Itu saja. Tapi laga ini benar-benar menjadi lelucon. Kami bermain sepakbola yang bagus dan membuat gol yang indah, tapi kami juga kebobolan empat gol dalam laga sepenting ini. Saya tidak bisa percaya

Sorotan penggemar Unitede mengarah kepada dua bek tengah United yang bermain saat itu, Rio Ferdinand dan Jonny Evans. Keduanya dianggap sebagai biang keladi hilangnya poin karena tidak bisa menjaga Jelavic dan Fellaini dengan baik. Keroposnya pertahanan United juga menjadi perhatian Fergie yang merasa kalau hasil ini tidak terjadi jika mereka melakukan pertahanan gerendel ala Manchester City milik Roberto Mancini.

“Kami kehabisan waktu. Kadang kami harus meniru apa yang Roberto Mancini lakukan yaitu membuat perubahan penting di belakang. Ini adalah mental pertahanan Italia dan mungkin kami harus mencoba melakukannya,” kata Ferguson.

“Kami sebenarnya bisa menang melawan Everton jika bertahan dengan baik. Jika kami melakukan hal kecil seperti yang dilakukan City, mungkin hasilnya akan berbeda. Jika kami kalah di liga pada musim ini, tidak ada keraguan kalau laga yang sangat penting adalah laga yang berakhir imbang 4-4” kata Fergie menambahkan.

Ferguson benar-benar kecewa karena di kandang Wolves, City menang 2-0 yang membuat jarak terpangkas menjadi tiga poin. Sepekan berikutnya City dan United akan adu head to head menentukan siapa yang layak untuk mengisi posisi pertama.

“Pertandingan di Etihad akan menentukan, tapi United datang dengan kondisi yang tidak menguntungkan,” kata Gary Neville yang memiliki firasat kalau United akan kalah. Benar saja, sundulan Vincent Kompany membuat United tumbang 1-0 dan posisi puncak diberikan kepada rival sekota.

Kita semua tahu bagaimana akhir dari musim kompetisi musim 2011/2012 ini, bukan?