Undian babak perempat final Liga Champions sudah digelar pada Jumat malam (15/3) di Nyon, Swiss. Dalam undian yang dipandu oleh Julio Cesar tersebut, muncul beberapa laga menarik. Salah satunya adalah pertemuan Manchester United dengan pemilik lima gelar si Kuping Besar, Barcelona.

Raksasa Catalan ini bukanlah lawan yang asing bagi Setan Merah. Setelah Juventus, Barca adalah kesebelasan yang paling sering mereka hadapi di Eropa. Tercatat, 11 kali keduanya bertemu pada dua ajang berbeda yaitu Liga Champions dan Piala Winners. Bahkan, mereka juga rajin bertemu pada ajang pra musim bertajuk International Champions Cup. Dalam kurun delapan tahun terakhir, mereka empat kali bertemu yang semuanya terjadi di Amerika Serikat.

Tidak sedikit yang memprediksi kalau Barca akan mudah melewati United ke semifinal. Status United sendiri nampaknya akan menjadi underdog alias tidak diunggulkan. Hal ini tidak lepas dari performa keduanya pada kompetisi domestik yang bertolak belakang. United belum konsisten di papan atas Premier League, sebaliknya Barca melaju jauh di La Liga Spanyol.

Belum lagi membahas soal rekor pertemuan yang tidak menguntungkan United. Dari 11 pertandingan, mereka hanya meraih tiga kemenangan saja dan menelan empat kali kekalahan. Dua kekalahan bahkan terjadi pada final Liga Champions musim 2008/09 dan 2010/2011. Alex Ferguson tidak sanggup menahan laju permainan indah milik Pep Guardiola saat itu. Maka dari itu, wajar apabila banyak yang beranggapan kalau United akan kesulitan melawan mereka.

Namun, hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan. Barcelona saat ini sudah tidak sesuperior era Pep Guardiola dulu. Penampilan mereka dalam beberapa musim terakhir cenderung tidak konsisten. Belum lagi ketergantungan kepada Lionel Messi yang begitu besar. Tanpa Messi, Barca kesulitan dalam membongkar pertahanan lawannya.

Meski lebih sering kalah, namun tiga kemenangan yang diraih United atas Barca terjadi pada laga-laga yang sangat penting. Paul Scholes membawa United menang pada leg kedua semifinal Liga Champions 2008. Gol Mark Hughes yang melewati ayah dari Sergio Busquets memberikan gelar Eropa perdana bagi United sejak 1968. Kemenangan yang paling dramatis tentu saja terjadi pada leg kedua Piala Winners 1984. Saat itu, Bryan Robson membawa United menang 3-0 sekaligus membalikkan agregat menjadi 3-2.

Sambutan dari Solskjaer dan Gerard Pique

Berbicara soal Barcelona, maka tidak lepas dari stadionnya yang cukup megah yaitu Camp Nou. Terkait soal Camp Nou, United punya sejarah manis di sana. Gelar Liga Champions kedua mereka didapat secara dramatis di stadion tersebut. Orang yang memberikan titel tersebut adalah pelatih United saat ini.

Sesuai dengan sikapnya yang positif, Ole menyambut baik undian tersebut. Ia merasa kalau ingin menjadi juara, maka timnya harus menghadapi klub besar. Dan ketika nama Barcelona yang keluar, Ole memutar kenangannya kembali tentang kejadian 20 tahun tersebut. Kejadian yang membawanya meraih sejarah bersama Setan Merah

“Kami ingin pertandingan melawan klub besar dan tim terbesar dan kami akan pergi Camp Nou lagi. Saya mendapat banyak pesan teks dari teman-teman yang mengatakan tahun ini akan menjadi tahun yang bisa kita lalui karena bertepatan dengan 20 tahun keberhasilan treble dan kebetulan nomor punggung saya 20,” tuturnya.

“Camp Nou adalah stadion yang hebat. Kami bertemu mereka 20 tahun lalu dan meraih hasil 3-3 di kandang dan tandang. Ini akan menjadi pertandingan yang bagus. Kami bermain melawan mereka pada 2009 dan 2011. Lalu Scholes mengalahkan mereka pada 2008. Pertandingan seperti ini yang diinginkan klub ini. Kami betul-betul menantikan laga ini.”

Sambutan tidak kalah antusias juga datang dari Gerard Pique. Penggawa Barcelona ini sudah tidak sabar untuk kembali bertemu dengan mantan timnya. Dalam akun Twitter pribadinya, Pique berkata kalau dia akan datang ke rumah keduanya yaitu stadion Old Trafford.

Larangan Kepolisian yang Membuat Jadwal Diubah

Ada pemandangan menarik dalam undian babak delapan besar Liga Champions. Julio Cesar sebenarnya mengambil bola yang berisi nama Barcelona terlebih dahulu sebelum mengambil bola yang berisi nama Manchester United. Hal ini berarti, Barcelona seharusnya menjadi tuan rumah terlebih dahulu pada leg pertama.

Akan tetapi, UEFA justru mengubah hasil undian tersebut. Hal ini terkait dengan hasil undian yang sebelumnya diambil Cesar yaitu Tottenham Hotspur melawan Manchester City. Ternyata, pihak kepolisian di Manchester melarang United dan City bermain pada hari yang sama atau hanya berselang 24 jam. Hal ini dilakukan semata-mata karena alasan keamanan. Hal ini kemudian membuat UEFA memutuskan kalau United akan bertindak menjadi tuan rumah pada leg pertama

Lantas kenapa United yang dikorbankan? Jawaban untuk pertanyaan ini ada kaitannya dengan posisi United di kompetisi domestik pada musim lalu. Pada Premier League 2017/2018, United berada pada urutan kedua dibawah City sehingga City mendapatkan keuntungan dari kejadian-kejadian yang jarang terjadi seperti ini.