Foto: Stretford-end.com

Sepanjang sejarahnya, Manchester United punya rekor yang cukup bagus ketika bermain di boxing day. Selama 94 pertandingan yang dimainkan pada tanggal 26 Desember, United memenangi 51 kemenangan, 16 seri, dan 27 kekalahan. Catatan tersebut bahkan jauh lebih baik jika hanya menghitung penampilan United khusus di Premier League. Sejak 1992/1993, United memenangi 19 pertandingan, 3 seri, dan 2 kekalahan.

Dari sekian banyak laga yang pernah dimainkan, ada satu pertandingan yang menurut saya layak dikategorikan sebagai pertandingan 26 Desember paling seru sepanjang kiprah United di Premier League. Momen itu terjadi pada 2012 saat duo United, Manchester dan Newcastle, saling balas membalas gol di Old Trafford dalam boxing day terakhir Sir Alex Ferguson.

Cuaca Manchester saat itu terasa dingin. Hujan deras sempat turun dalam beberapa menit. Akan tetapi, pertandingan justru berlangsung panas. Kurang dari lima menit, United justru kebobolan melalui sepakan James Perch memanfaatkan bola muntah sepakan Ameobi. Perch, yang tidak dikawal dengan baik oleh Rio Ferdinand nampak mudah memasukkan bola. Proses gol ini tidak akan terjadi jika Michael Carrick lebih tenang ketika menguasai bola.

Kehilangan banyak pemain depan seperti Rooney, Welbeck, dan Ashley Young, berpengaruh secara nyata terhadap kinerja pemain depan United. Robin van Persie lebih ditugaskan sebagai playmaker sementara posisi ujung tombak dipercayakan kepada Javier Hernandez. Dua pemain ini kemudian berperan dalam terjadinya gol penyama kedudukan melalui Jonny Evans.

Sayangnya, United lagi-lagi lengah. Evans yang baru saja mencetak gol justru membuat gol bunuh diri setelah mengubah laju arah bola sepakan Danny Simpson. Gol ini sempat diprotes karena asisten wasit mengangka bendera tanda terjadinya offside. Akan tetapi, wasit Mike Dean memilih untuk memberikan gol karena Papis Cisse dianggap tidak mengganggu laju bola.

Kejadian ini sempat membuat Sir Alex berang dan melancarkan protes. Akan tetapi, Dean tetap kukuh pada keputusannya. Fergie sendiri masih tidak bisa menerima gol tersebut dan terus protes kepada Dean saat babak pertama berakhir.

Babak kedua, United tampil menekan dan menaikkan garis pertahanan mereka. Hal ini membuahkan hasil saat tendangan Patrice Evra tidak bisa dijangkau penjaga gawang Tim Krul. Namun, 10 menit kemudian The Magpies kembali unggul. Lagi-lagi koordinasi pertahanan United yang buruk membuat mereka kebobolan. Kali ini giliran Papis Cisse yang tendangannya gagal dihalau De Gea.

Beruntung United langsung membalas tiga menit kemudian. Valencia yang bergerak di sisi kanan, melepaskan umpan yang disambut sepakan Robin van Persie. Gagal pada percobaan pertama, RVP kemudian mendapat bola muntah hasil usaha Michael Carrick yang membuat skor imbang.

United sendiri nyaris kembali tertinggal saat sepakan Shami Ameobi membentur tiang. Kemenangan kemudian berhasil disegel United pada menit terakhir melalui kecerdikan Javier Hernandez memanfaatkan umpan cantik Michael Carrick. Gol ini disambut oleh riuhan penonton di Old Trafford, termasuk Sir Alex yang langsung memeluk Mike Phelan.

Ferguson sendiri senang timnya bisa meraih tiga poin. Hasil tersebut membawa United melebarkan jarak menjadi tujuh poin dari Manchester City yang secara mengejutkan kalah dari Sunderland..

“Kami memainkan sepakbola fantastis. Hasil ini adalah pembalasan dari hasil yang kami dapat di Swansea pekan lalu. Tidak masalah kami berada di mana saat ini, tapi yang pasti apa yang kami tunjukkan saat ini adalah performa juara.”

Meski senang, namun Fergie tidak ingin penampilan comeback seperti ini terjadi begitu sering. Sebisa mungkin ia menginginkan kemenangan mudah yang tidak harus dilalui dengan mengeluarkan banyak keringat.

“Saya harap pertandingan seperti ini (comeback) adalah yang terakhir pada musim ini. Meski itu tandanya kami tampil berani, namun itu juga bisa menurunkan moral tim. Tapi mereka tetap tidak menyerah. Itu adalah kualitas hebat yang mereka miliki.”

Doa Fergie terkabul. Hingga akhir musim, United tampil konsisten meraih kemenangan dan memperbaiki kelemahan mereka di lini belakang yang saat itu sudah kemasukan 28 gol. Ferguson kemudian menutup musim terakhirnya bersama United dengan raihan gelar Premier League yang ke-13.