Ketika Premier League musim 1992/1993 memasuki pekan ke 41 (ketika itu EPL diisi 22 tim), United berada di peringkat pertama dengan 78 poin dan akan bermain pada Senin malam melawan Blackburn, sementara Aston Villa yang berada di bawahnya dengan poin 74 akan bermain pada Minggu siang melawan Oldham.

Tidak disangka Villa justru kalah dari Oldham yang membuat laga melawan Blackburn sudah tidak menentukan lagi bagi United. Lantas apa yang terjadi saat itu di Manchester. Berikut adalah rangkaian pesta kemenangan Setan Merah yang dituturkan langsung oleh beberapa pemain United. Pesta dimulai dari lapangan golf.

Minggu, 2 Mei 1993, United Juara

Sir Alex sedang bermain golf ketika laga Villa dan Oldham berlangsung. Ia mengatakan, “Saya bersama Mark (anak tertua Fergie) memilih menghilangkan stress dengan bermain golf. Saat saya memandang bukit Mark berkata, “Ayah, saya pikir Villa menang,” ujarnya.

Lalu, tiba-tiba sebuah mobil berhenti dan pria yang ada di kemudia tersebut berkata, “Tuan Ferguson, Manchester United juara liga.” Mendengar hal itu, saya dan Mark berpelukan dan bergembira bersama pengemudi itu.”

Minggu, 2 Mei 1993, Pesta sampai pagi di rumah Steve Bruce

Sesaat setelah mendengar kepastian menjadi juara tersebut, Steve Bruce mengundang para pemain United berpesta ke rumahnya.

“Saya melihat Bruce keluar dari pintu rumahnya. Kemudian satu per satu mobil anggota tim datang. Sejam kemudian, rumah Brucey menjadi penuh. Pesta besar-besaran terjadi. 50 botol sampanye, 30 botol anggur, beratus-ratus bir dan minuman keras lainnya tersedia. Pesta berlangsung meriah meski kami semua ditegur oleh Fergie karena masih harus bertanding besok,” ujar Peter Schmeichel.

Senin, 3 Mei 1993, Momen spesial Gary Pallister

“Saya grogi ketika memasuki Old Trafford jelang laga melawan Blackburn. Bendera, syal, spanduk, semua diterbangkan. Sayangnya kami tertinggal dulu melalui gol Kevin Gallagher sebelum disamakan oleh Ryan Giggs. Selama jeda babak pertama saya terus diolok oleh rekan setim karena saya adalah satu-satunya pemain reguler yang belum pernah mencetak gol musim itu. Lalu, saya katakan pada mereka, ‘Oke, bila kita dapat tendangan bebas, maka saya yang akan ambil. Tidak boleh ada orang lain.”

“Paul Ince kemudian membuat kami unggul dan pada menit ke-90 kami mendapat tendangan bebas di sisi kotak penalti mereka. Saya menaruh bola dan kemudian melihat ada celah di sudut gawang. Jadi, saya tendang bola itu menyusuri tanah dan kemudian sedikit berbelok. Bola kemudian melewati penjaga gawang Bobby Mimms persis di tempat yang saya inginkan. Cara sempurna untuk mengakhiri musim.”

Senin, 3 Mei 1993, Piala resmi diangkat

Bryan Robson tersanjung ketika mendapat kesempatan mengangkat trofi Premier League bersama Steve Bruce.

“Kami bicara mengenai siapa yang akan mengangkat piala dan saya katakan meski saya kapten utama namun Bruce lebih layak karena dia menghabiskan musim sebagai pemimpin. Lalu dia dan pelatih menyarankan kalau sebaiknya piala diangkat bersama-sama dan ketika saatnya tiba, Bruce memaksa saya bergabung. Saya berterima kasih atas kesempatan tersebut karena momen ini adalah pengalaman yang menyenangkan. Kami bekerja keras untuk meraih piala ini.”

Selasa, 4 Mei 1993, Pesta sepanjang hari

“Kami kemudian mengadakan pesta lagi. Kali ini di hotel Amblehurst. Saya dan Paul Ince berjanji kalau kami juara maka kami akan pakai kostum aneh. Kami melakukan itu dan menjadi bahan olokan sepanjang hari. Saya kemudian tidur di rumah Clayton Blackmore dan ketika terbangun, badan saya sudah dipenuhi bulu kucing yang membuat saya tambah berantakan. Perayaan ini kemudian berlangsung berhari-hari,” ujar Ryan Giggs yang ketika itu masih berusia 19 tahun.

Kutipan di atas diambil dari autobiografi Sir Alex Ferguson, Peter Schmeichel, Garry Pallister, Bryan Robson, dan Ryan Giggs.

Tulisan ini dibuat untuk merayakan 25 tahun gelar Premier League pertama United. Pada bagian pertama penulis menceritakan perjalanan United sepanjang musim 1992/1993.