25 tahun yang lalu menjadi awal dari kesuksesan Manchester United sebagai kesebelasan yang disegani di dataran Britania. Setelah berkutat dalam kegagalan demi kegagalan, ditambah pergantian manajer yang tidak membuahkan hasil, The Red Devils berhasil menorehkan tinta sejarah mereka untuk pertama kalinya bertepatan dengan era baru persepakbolaan Inggris.

Manchester United memasuki musim 1992/1993 dengan membawa kesedihan yang luar biasa. Bagaimana tidak, di musim sebelumnya (1991/1992) mereka harus finis di posisi kedua dan merelakan gelar juara lepas ke tangan Leeds United. Jika saja, mereka tidak mengalami tiga kekalahan beruntun sepanjang April, bukan tidak mungkin puasa gelar mereka bisa berhenti lebih cepat. Meski kecewa, Fergie dengan percaya diri menjawab kegagalan tersebut dengan pernyataan, “Kami akan balas di musim depan.”

Fondasi kemapanan United sudah terlihat sebenarnya sejak kegagalan musim sebelumnya. Nama-nama macam Petr Schmeichel, Mark Hughes, Paul Parker, Denis Irwin berhasil bersinergi dengan baik bersama anak-anak muda macam Ryan Giggs dan Lee Sharpe. Hanya saja hasil akhir belum memihak Fergie yang kembali gagal mempersembahkan gelar juara Liga.

Bayang-bayang akan kegagalan kembali menghantui ketika United berada di dasar klasemen setelah tiga pertandingan awal. Meski membaik dengan meraih lima kemenangan, namun penampilan United kurang menggigit dalam tujuh laga setelahnya. Kepala Fergie tambah pusing setelah rekrutan anyarnya, Dion Dublin menderita patah kaki yang membuat Pria Skotlandia ini diharuskan mencari pemain baru.

Nama Peter Beardsley menjadi buruan, namun Fergie ditelepon oleh Leeds United yang ingin merekrut Irwin. Fergie tidak ingin menjual Irwin tapi dia menanyakan status pahlawan mereka musim sebelumnya, Eric Cantona. Tidak disangka, negosiasi dadakan tersebut berhasil.

Kedatangan Cantona langsung mengubah peruntungan United. 14 laga setelah dia mencicipi debut berseragam merah, United hanya dua kali kalah. Rasa pesimis di awal musim berubah menjadi keyakinan kalau mereka siap meraih gelar juara. Posisi mereka kini sudah mendekati Norwich dan Aston Villa yang berada di dua teratas.

Sayangnya, ketika optimisme kembali muncul, United justru mengalami paceklik kemenangan. Empat laga sepanjang Maret hanya menghasilkan tiga poin dari hasil tiga kali imbang termasuk ketika menghadapi pesaing terkuatnya saat itu, Aston Villa. Posisi klasemen saat itu pun menjadi Aston Villa, Norwich, dan United. Tekanan pun langsung hadir ketika di awal April mereka akan menghadapi si peringkat kedua di Carrow Road.

Akan tetapi, United justru menggila di kandang Norwich. Tiga gol langsung dilesakkan dalam tempo 21 menit melalui kaki Giggs, Kanchelskis, dan Cantona membuat laga itu disebut sebagai penampilan terbaik United di era Ferguson. Kemenangan tersebut kemudian membuat United melompati Norwich dan hanya berselisih satu poin dari Villa.

Namun, kemenangan itu belum membuat para fans yakin kalau gelar Premier League sudah mendekat ke Old Trafford. Sampai pada laga menghadapi Sheffield Wednesday seminggu setelahnya. Tertinggal 0-1, dengan waktu tersisa tiga menit, Steve Bruce menyamakan kedudukan melalui sundulan. Kemudian, satu sundulan lagi di masa injury time membuat OT bergemuruh yang diikuti dengan selebrasi spontan Sir Alex dan Brian Kidd di pinggir lapangan.

Momentum kemenangan United kemudian terus dipertahankan. Kepercayaan diri meningkat setelah Norwich keluar dari perburuan gelar setelah tiga kali kalah di bulan April yang membuat klasemen saat itu menjadi United (78 poin) dan Aston Villa (74 poin) dengan masing-masing memiliki dua laga sisa.

Barulah pada 2 Mei United benar-benar disahkan sebagai juara Premier League dikarenakan Aston Villa takluk dari Oldham pada hari Sabtu yang membuat warga Manchester berpesta. Tidak terkecuali para pemain United yang berkumpul di rumah Steve Bruce dan mengadakan pesta sampai malam.

Laga menghadapi Blackbur kemudian menjadi hiburan di tengah pesta kemenangan United. Tiga gol dari Giggs, Ince, dan Pallister membuat malam di OT menjadi semakin meriah. Dan ketika, Steve Bruce dan Brian Robson mengangkat piala bersama-sama, rasa frustrasi dan kesedihan selama seperempat abad sirna sekaligus membuat Sir Matt Busby yang berada di atas tribun OT tersenyum gembira.

Tulisan ini dibuat untuk merayakan 25 tahun gelar Premier League pertama United yang diraih pada musim 1992/1993.