Setiap orang memiliki masanya sendiri. Tidak terkecuali seorang pesepakbola. Lambat laun mereka akan menemukan suatu fase di mana mereka sudah merasa cukup untuk berkontribusi terhadap sebuah kesebelasan untuk jangka waktu yang lama. Dan satu per satu enam pemain terhebat yang dimiliki Class of ’92 mencoba untuk mencari tantangan baru dengan hengkang dari United.

Pasca memenangi treble, United masih terus menambah beberapa gelar lagi. Namun ada satu hal yang berbeda. Para penggawa Class of ’92 sudah memasuki kematangan dari segi usia dan kali ini mereka bertugas mebimbing pemain muda yang nantinya akan menggantikan mereka seperti Darren Fletcher, Kieran Richardson, serta John O’Shea dan Wes Brown.

Selain itu setelah meraih beberapa kejayaan, satu per satu anggota angkatan 92 tersebut hijrah dari kota Manchester. David Beckham menjadi pemain pertama setelah ia menerima tawaran dari klub terbesar dunia lainnya, Real Madrid. Ia kemudian berkembang pesat dan menjadi orang Inggris pertama yang bisa menjadi juara di empat negara berbeda.

Nicky Butt menerima pinangan Newcastle United pada 2004 dan menjadi sosok yang tak tergantikan di lini tengah dalam beberapa musim, meski sempat dipinjamkan ke Birmingham City. Semusim berselang, Phil Neville memutuskan hijrah dari Manchester menuju sisi biru kota Merseyside untuk berbaju Everton.

Sementara itu tiga pemain lain memutuskan untuk menua bersama United. Gary Neville pensiun di United pada 2011 dalam kondisi tidak bisa kembali ke performa terbaiknya pasca menderita cedera lutut parah. Keputusan pensiun Gary diikuti oleh Paul Scholes setelah memenangi gelar liga yang ke-19 sebelum pada Januari 2012 Scholes meralat keputusannya dan bermain kembali hingga memenangi gelar ke-20.

Giggs kemudian menjadi alumni 92 terakhir yang mengakhiri karir di Manchester. Sempat menjadi caretaker menggantikan David Moyes, The Welsh Wizard kemudian dalam proses magang menjadi seorang manajer dengan menjadi pendamping Louis van Gaal selama dua musim. Sekarang sambil menunggu penggilan untuk menjadi manajer di beberapa klub ia menjadi pundit di salah satu televisi.

Sayangnya dewasa ini sudah tidak banyak kesebelasan yang berani memasukkan lima hingga enam pemain junior untuk menjadi tulang punggung di tim utama. Tuntutan prestasi yang tinggi ditambah dengan perkembangan sepakbola yang semakin modern serta prestasi yang harus diraih dalam jangka waktu yang pendek membuat beberapa kesebelasan termasuk United sendiri berlomba-lomba untuk membeli pemain bintang yang sudah jadi.

Pada 2011, United sebenarnya berpeluang untuk mengulangi kejayaan Class of ’92 setelah kembali menjuarai FA Youth Cup yang ke-11. Ketika itu United diperkuat pemain-pemain bertalenta macam Sam Johnstone, Michael Keane, Ryan Tunniclife, Tyler Blackett, Paul Pogba, Jesse Lingard, Ravel Morrison, serta Will Keane. Sayangnya mereka semua kesulitan untuk menembus tim utama. Bahkan Will Keane memiliki karir yang suram setelah dihantam cedera lutut.

Sejauh ini baru Jesse Lingard dan Paul Pogba sebagai alumni juara FA Youth Cup 2011 yang sudah menembus tim inti Manchester United. Namun jika kita melihat ke dalam skuat United baik tim senior maupun junior, maka terdapat beberapa nama pemain yang berpeluang menjadi tulang punggung Iblis Merah di masa yang akan datang.

Bukan tidak mungkin nama-nama seperti Dimitri Mitchell, Joel Castro, Callum Gribbin, Axel Tuanzebe, Timothy Fosu Mensah, Andreas Pereira, serta pemain-pemain U-18 macam Angel Gomes dan Tahith Chong bisa mengulangi keagungan akan sejarah dari sekelompok anak muda Class of 92 dan memenangi beberapa gelar dengan panji Manchester United. Bukan tidak mungkin pula mereka-lah yang akan menjadi masa depan United.