Foto: Manutd.com

Transfer yang mengejutkan, lalu disusul debut yang mengesankan. Itulah yang dilakukan Ole Gunnar Solskjaer pada tanggal ini 26 tahun yang lalu sekaligus menegaskan kalau dia siap menjadi pahlawan United berikutnya.

Mengikuti kisah Solskjaer maka semua dimulai pada pertengahan tahun 1996. Saat itu, Sir Alex Ferguson sedang mencari tambahan striker untuk memperkuat lini depannya. Fergie tentu tidak bisa mengandalkan Andy Cole, Eric Cantona, dan Brian McClair untuk mengarungi banyaknya kompetisi yang mereka mainkan.

Target sebenarnya sudah terkunci dan itu bukan Solskjaer. Dia adalah Alan Shearer. Siapa yang tidak berminat kepada Shearer. Seorang striker dengan garansi gol tinggi. Sayangnya, hasrat Fergie saat itu terbentur satu hal yaitu rasa cinta Shearer kepada Newcastle United.

Hal ini membuat Ferguson harus mengalihkan target dan pilihan jatuh kepada striker Norwegia bernama Ole Gunnar Solskjaer. Sebuah pilihan yang mengejutkan karena saat itu nama Ole memang tidak terlalu terkenal di luar negaranya. Fergie juga mengubah tujuan dengan hanya menjadikan Ole sebagai cadangan Cantona dan Andy Cole.

Ole pun akhirnya bergabung dan memakai nomor punggung 20. Sayangnya, suporter harus menunggu sampai pertandingan ketiga untuk melihatnya tampil.

United menghadapi Blackburn Rovers pada 25 Agustus 1996 di Old Trafford. Tuan rumah tertinggal pada menit ke-34 melalui Paul Warhurst. Jordi Cruijff kemudian menyamakan kedudukan lima menit berselang. Aksi individu Lars Bohinen membuat Blackburn kembali unggul enam menit babak kedua berjalan.

Ferguson pun mau tidak mau melakukan perubahan dan ia memberi debut kepada Ole pada menit ke-64. Ia saat itu masuk menggantikan David May. Sang gaffer mungkin tidak menuntu banyak darinya tapi setidaknya dengan masuknya Ole, United jadi punya banyak pemain yang bisa mengancam gawang Tim Flowers.

Tidak butuh waktu lama bagi Ole untuk memperkenalkan diri. Lima menit kemudian ia mencetak gol memanfaatkan sundulan dari Jordi. Meski tendangan pertamanya bisa ditahan tapi percobaan keduanya berjalan mulus untuk membuat skor kembali imbang 2-2.

“Dia masuk dan ia langsung mencetak gol. Sudah lama sekali momen itu berlalu.  Hal pertama yang mengejutkan adalah ‘wow, pemain ini sangat muda sekali’. Tapi tidak butuh waktu lama untuk menunjukkan betapa bagusnya dia. Mengancam gawang dan kedua kakinya luar biasa,” kata mantan pemain United, Ben Thornley.

“Saya ingat ketika melakukan sesi penyelesaian akhir dan dia tidak main-main,” kenang rekan setimnya yang lain, Danny Webber. “Dalam beberapa sesi, para pemain akan mencoba hal-hal seperti men-chip bola atau mengecohnya, tapi Ole dia hanya menendang entah itu ke sudut bawah atau sela kaki kiper. Dia kejam.”

Inilah yang membuatnya dijuluki The Baby Faced Assasin. Tampangnya boleh unyu-unyu, tapi di lapangan dia adalah striker yang ganas. Pada akhir musim, Ole menjadi top skor United di Liga Inggris dengan 18 gol. Hanya kalah dari Ian Wright dan Alan Shearer.

Fergie yang tadinya berpikir Ole direkrut hanya untuk pemain pelapis pun kembali berubah pikiran dan terus memberinya kesempatan untuk unjuk gigi. Hasilnya, 126 gol berhasil ia cetak dari 366 pertandingan. Jumlah yang bahkan bisa lebih banyak lagi seandainya cedera tidak menghantamya pada 2004-2006.