Foto: PlanetFOotball

Apa yang dilakukan Diego Forlan tersebut dianggap sebagai cikal bakal dari aturan larangan perayaan membuka jersey yang masih berlaku hingga saat ini.

Tercatat, ada dua momen besar yang pernah dilakukan oleh Diego Forlan ketika masih berseragam Manchester United. Yang pertama adalah brace ke gawang Liverpool yang membuat namanya mendapat chant khusus dari penggemar Setan Merah.

Yang kedua terjadi beberapa minggu sebelum siang bersejarah di Anfield tersebut. Forlan  mungkin menjadi satu-satunya pemain sepakbola di era modern yang bertanding tanpa menggunakan jersey.

Kejadian itu terjadi pada 2 November 2002. Saat itu, United akan menjamu Southampton dalam lanjutan kompetisi Premier League di stadion Old Trafford. Turun dengan kekuatan terbaiknya, Setan Merah sukses membuka gol lebih dulu melalui Phil Neville pada menit ke-15.

Akan tetapi, United setelahnya kesulitan untuk mencari gol kedua. Justru, gawang mereka yang kemudian kebobolan melalui Fabrice Fernandes. Merasa tidak bisa mencetak gol karena hanya mengandalkan Van Nistelrooy sendirian di depan, Fergie memainkan Ole Gunnar Solskjaer dan Diego Forlan.

Gol kemenangan didapat pada menit ke-85. Forlan melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti yang tidak bisa ditepis oleh Antti Niemi. Penyerang Uruguay ini kemudian merayakan gol tersebut dengan membuka bajunya.

Akan tetapi, Forlan tidak bisa memakai bajunya ketika pertandingan siap untuk dimulai kembali. Ia pun kemudian berlari untuk mengejar James Beattie dalam kondisi bertelanjang dada. Forlan mungkin menjadi satu-satunya pemain di Liga Inggris atau mungkin dalam sepakbola Eropa yang bermain tidak memakai baju.

Kepada Four Four Two, Forlan sebenarnya sangat sedih karena orang lebih ingat peristiwa ia main tanpa baju tersebut ketimbang golnya. Ia juga berkata kalau saat itu ia memakai baju dua lapis yang sulit dipakai jika dilepas.

Saya sebenarnya kecewa karena orang-orang lebih mengingat saya yang telanjang ketimbang gol saya. Tapi waktu itu saya mengenakan jersey yang terdiri dari dua lapisan. Ada satu lapisan berwarna hitam yang berfungsi untuk menyerap keringat dan saya tahu jika saya melepasnya maka sangat sulit untuk memakainya.

“Tiba-tiba pertandingan kembali dimulai dan saya belum bisa mengenakan baju saya. Lalu bola mengarah ke James Beattie yang berlari menuju gawang United, maka saya berusaha mengejarnya sambil telanjang dan berhasil. Kalau sekarang saya pasti akan terkena kartu kuning karena melepas baju. Namun saat itu larangan membuka kaus belum dibuat. Itulah momen saya bersama United.”

Apa yang dibilang Forlan memang benar. Saat itu, perayaan membuka baju belum dilarang sehingga mata kita tidak asing untuk melihat perayaan gol tersebut. Sebelum akhirnya pada 1 Juli 2004, IFAB (International Football Association Board) menyetujui larangan perayaan gol dengan membuka baju. Disinyalir peraturan ini dibuat karena insiden yang melibatkan Forlan tersebut.

Dalam pasal 12 Laws of the Game FIFA, dijelaskan kalau melepas baju saat merayakan gol dinilai merupakan perilaku yang tidak sopan. Pemain yang melakukan itu akan terkena hukuman berupa kartu kuning.

Hingga saat ini, perayaan gol dengan membuka baju masih sering terjadi, namun terkadang perayaan ini hanya muncul jika gol tersebut merupakan gol yang sifatnya krusial seperti penentu kemenangan atau gol yang menyelamatkan mereka dari kekalahan.