Gol Eidur Gudjohnsen beri kemenangan pertama Mourinho atas Fergie di Chelsea (Foto: CDN)

Pada musim 2003/2004, Manchester United tersingkir secara menyakitkan di Liga Champions. Melawan FC Porto, United gagal lolos karena pada menit terakhir leg kedua di Old Trafford gawang mereka kebobolan melalui Costinha yang membuat agregat menjadi 3-2 milik Porto.

Gol Costinha tersebut disambut riuh pendukung Porto yang hadir di Old Trafford. Tidak terkecuali Jose Mourinho. Melihat kalau timnya akan lolos ke delapan besar, Mou berlari seperti orang yang kesurupan untuk merayakan gol tersebut. Sebuah salam perkenalan bagi Mourinho kepada sepakbola dunia.

Pertandingan tersebut merupakan jumpa pertama Sir Alex Ferguson dengan Jose Mourinho. Fergie sangat kecewa dengan hasil pertandingan tersebut hingga menyebut kalau Mourinho lolos lebih karena faktor keberuntungan.

Namun pada musim 2004/2005, Ferguson kembali bertemu lagi dengan Mourinho. Panggungnya sudah beda lagi yaitu Premier League. Ketika itu, Mourinho membawa bekal berupa trofi Liga Champions yang mereka raih setelah menyingkirkan United musim sebelumnya. Dengan arogan ia menyebut kalau dirinya The Special One. 

“Pertama kali saya melihat anak itu (Mourinho) mengatakan dia adalah The Special One, saya langsung berkata ‘sombong sekali anak ini’.” Tutur Ferguson.

Pembuktian awal kalau Mourinho begitu spesial terjadi pada pertandingan pertama Premier League tanggal 15 Agustus 2004. Pada pertandingan yang dimainkan di Stamford Bridge tersebut, Chelsea menurunkan beberapa rekrutan mahal mereka hasil dari kehadiran Roman Abramovich. Petr Cech, Paulo Ferreira, dan Didier Drogba menjalani debutnya. Tidak mau kalah dari tuan rumah, United juga memainkan dua rekrutan anyarnya yaitu Liam Miller dan Alan Smith.

Skuad United cukup rapuh pada saat itu. Badai cedera memaksa Ferguson memainkan Roy Keane sebagai bek tengah bersama Mikel Silvestre. Sektor bek kiri diisi Quinton Fortune. Mereka belum bisa memainkan Ruud van Nistelrooy, Louis Saha dan Cristiano Ronaldo. Rio Ferdinand masih menjalani larangan bermain karena dihukum akibat skandal doping awal tahun 2004.

Meski krisis, namun United sempat mengancam gawang Chelsea melalui sundulan Smith memanfaatkan umpan Ryan Giggs. Meski terancam, namun The Blues yang lebih dulu mencetak gol. Krisis di lini belakang dimanfaatkan betul oleh Chelsea yang memainkan pola pragmatis bersama Mourinho. Umpan silang Geremi berhasil diteruskan oleh Didier Drogba yang menyundul bola ke jalur lari Eidur Gudjohnsen. Striker Islandia ini memanfaatkan kurang bagusnya Roy Keane menjadi bek tengah. Ia kemudian mengecoh Tim Howard untuk menjadi pencetak gol pertama Premier League di bawah arahan Mourinho.

Meski kebobolan, United tetap memegang kendali pertandingan. Namun kehilangan kreativitas dalam diri Ronaldo dan ketajaman yang dimiliki Van Nistelrooy dan Louis Saha membuat Setan Merah kesulitan membuat gol. Sepakan Paul Scholes tidak menemui sasaran

Pada babak kedua, situasi pertandingan tetap sama. United tetap menguasai pertandingan, sementara Chelsea hanya mengandalkan serangan balik. Usaha Ferguson mencetak gol penyeimbang juga kerap gagal meski telah memainkan Diego Forlan yang menggantikan Eric Djemba-Djemba. Skor akhir tetap 1-0 untuk keunggulan Chelsea.

Bagi United, inilah kekalahan pertama mereka di partai pembuka. Terakhir kali mereka mengalami kekalahan pada pekan pertama terjadi pada 1995 ketika United dikalahkan Aston Villa dengan skor 3-1. Kekalahan melawan Chelsea membuat Fergie kecewa karena ia yakin timnya bisa meraih hasil yang lebih baik.

“Saya berharap bisa mendapat lebih baik dari kekalahan ini. Kami mendominasi pertandingan, meski umpan silang kami memang tidak terlalu baik. Kami bermain baik, kami bekerja sangat keras dan kami bisa menganggap kalau hari ini kami tidak beruntung,” tutur Fergie.

“Musim lalu, kami menguasai bola lebih banyak tapi kalah melalui tendangan penalti sehingga tempat ini (Stamford Bridge) bukan tempat yang baik bagi kami dalam dua musim terakhir.”

Sementara itu, Jose Mourinho memilih merendah. Dengan gaya angkuhnya ia menyebut Ferguson telah memaksanya melakukan perubahan yang tidak pernah ia lakukan. Selain itu, ia juga mengkritik balik Mikel Silvestre yang sebelumnya menyebut kalau Chelsea tidak akan bisa berbuat banyak karena diisi pemain-pemain baru.

“Ketika Silvestre berkata kalau kami tidak punya waktu untuk menjadi tim besar, maka dia salah. Kami tim yang baik hari ini, dan mendapat tiga poin dari semangat tim,” tutur Mourinho.

Hasil ini membuat United berada pada urutan ke-17 pada saat itu dan mengakhiri musim pada posisi tiga. Bagi Chelsea, kemenangan ini adalah awal dari perjalanan heroik mereka pada musim tersebut. Dari 38 pertandingan, mereka hanya kalah satu kali dan meraih 95 poin. Rekor poin tertinggi yang diperoleh sebuah kesebelasan di Premier League sebelum dikalahkan oleh Manchester City.

Sepanjang musim 2004/2005, United empat kali berjumpa dengan Chelsea. Dua laga lainnya terjadi pada Piala Liga. Total dari empat laga tersebut, United tiga kali kalah dan satu kali imbang. Ketika keduanya kembali bertemu di Old Trafford pada Premier League, Chelsea menghancurkan Setan Merah dengan skor telak 3-1.

Selama Fergie berkarier, Jose Mourinho adalah salah satu manajer yang sulit dikalahkan oleh Ferguson. Dari 14 pertemuan, Ferguson hanya menang dua kali sedangkan Jose Mourinho mengalahkan Sir Alex hingga enam kali.