Foto: HD Wallpapers

Per 1 Januari lalu, bursa transfer musim dingin resmi dibuka. Inilah jendela transfer pertama pada dekade ketiga abad ke-21.

Sepanjang satu dekade terakhir, Manchester United sudah mendatangkan banyak sekali pemain. Dalam kurun waktu tersebut, sudah banyak uang yang dikeluarkan manajemen klub demi memperkuat semua sektor dalam tubuh Setan Merah.

Akan tetapi, banyak transfer United yang cenderung gagal dalam satu dekade terakhir. Angel Di Maria, Radamel Falcao, Alexis Sanchez, dan Henrikh Mkhitaryan, adalah nama-nama pemain United yang flop ketika didatangkan manajemen klub sehingga masa edar mereka di klub tidak terlalu lama.

Meski begitu, tidak semua transfer United berjalan buruk dalam satu dekade terakhir. Kami mengambil delapan pemain yang bisa dikatakan sebagai transfer terbaik United sepanjang 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2019.

Ander Herrera

Sudah diincar sejak 2013, namun pemain Spanyol ini baru datang semusim berselang. United mengeluarkan 28,85 juta paun untuk membawanya keluar dari Athletic Bilbao. Sempat kesulitan mendapatkan tempat di tim utama bersama Louis van Gaal, peran Ander baru menonjol ketika ose Mourinho datang.

Bersama Mourinho, ia menyegel satu tempat di lini tengah sebagai gelandang pengendali dan membuatnya meraih penghargaan pemain terbaik klub pada musim 2016/2017. Performanya semakin baik bahkan menjadi pemain penting di lini tengah ketika Ole Gunnar Solskjaer memimpin United selama setengah musim.

Kengototan Ander menjalankan peran sebagai ball winner membuatnya dicintai penggemarnya. Bahkan ia sempat dicalonkan sebagai kapten klub berikutnya. Sayang, permasalahan kontrak membuatnya harus minggat pada musim panas lalu.

Sergio Romero

Terancam ditinggal David de Gea, United merekrut Sergio Romero yang kariernya luntang lantung setelah kontraknya habis di Sampdoria. Selama enam pertandingan awal, ia menjadi kiper utama sebelum tragedi mesin faks membuat kepindahan De Gea ke Real Madrid batal sehingga posisinya kembali tergusur sebagai si nomor dua.

Meski hanya menjadi yang kedua, namun performa Romero justru disebut-sebut jauh lebih baik ketimbang pria asal Spanyol tersebut. Keberhasilan meraih Europa League terjadi ketika gawang Setan Merah dijaga oleh penjaga gawang yang mungkin adalah satu-satunya yang terbaik di Argentina saat ini.

Romero memang baru bermain 52 kali sejak direkrut United, namun 33 laga diantaranya selalu berakhir dengan nirbobol. Hal ini berarti, gawang United jauh lebih aman ketika dijaga mantan penjaga gawang AZ Alkmaar ini ketimbang David de Gea. 2021 kontraknya akan berakhir dan besar kemungkinan akan kembali diperpanjang mengingat ambisinya untuk bertahan lama di klub ini.

Anthony Martial

Akhir bursa transfer 2015, Manchester United membuat langkah berani dengan merekrut Anthony Martial yang baru satu musim bermain konsisten di AS Monaco. Dana 36 juta paun, yang bisa membengkak menjadi 58 juta paun tergantung klausul, membuatnya menjadi salah satu pemain muda termahal pada saat itu.

Musim pertamanya berjalan baik dengan membuat 17 gol yang satu diantaranya dibuat pada laga debut melawan Liverpool. Sejak saat itu, tempatnya tidak pernah tergantikan baik sebagai striker maupun winger di sebelah kiri penyerangan United.

Di usianya yang saat ini menginjak 24 tahun, Martial sudah memasuki usia matang sebagai pemain senior. Mulai musim ini, ia kembali menjadi pemain inti setelah Mourinho kerap merotasinya dengan Marcus Rashford. Meski bermasalah dengan konsistensi dan penampilannya yang moody, Martial sukses mengakhiri tiga musim beruntun bersama United dengan dua digit gol.

Zlatan Ibrahimovic

Lepas dari PSG, Ibrahimovic memilih Inggris sebagai tempat pertarungan berikutnya. Diremehkan karena dianggap tidak akan sanggup mengikuti cepat dan kerasnya iklim Premier League, kenyataanya Ibra menjadi salah satu pemain yang penampilannya cukup bagus sepanjang 2016/2017.

Datang secara gratis, insting gol Ibra tetap terjaga. Catatan 28 gol membuatnya menjadi pemain United pertama setelah RVP yang bisa membuat lebih dari 20 gol selama satu musim. Selain itu, ia juga disegani oleh pemain lain karena dedikasi serta kepemimpinannya baik di dalam maupun di luar lapangan.

Sayangnya, karier Ibra tergolong singkat. Salah mendarat ketika United melawan Anderlecht membuatnya mengakhiri musim lebih cepat. Seandainya ia terus bertahan hingga akhir musim saat itu, bukan tidak mungkin jumlah golnya akan melebihi angka 28.