Foto: Top Draw Soccer

Dalam sepakbola, ada istilah overrated yang digunakan untuk menilai kualitas seorang pemain. Biasanya, pemain yang masuk kategori ini adalah pemain yang dinilai atau mendapat sorotan begitu tinggi namun kualitasnya sebenarnya biasa-biasa saja. Banyak sekali pemain-pemain yang mendapat label seperti ini di dunia.

Lawan dari overrated adalah underrated. Berbeda dengan overrated, underrated adalah mereka yang sebenarnya punya peran penting dalam permainan timnya tapi tidak terlalu mendapat sorotan. Mereka kerap dipandang remeh dan jarang sekali mendapat pujian meski ia dinilai sangat tinggi oleh suporternya masing-masing.

Di Manchester United, banyak sekali pemain yang masuk kategori underrated. Salah satu yang paling sering dibahas adalah Michael Carrick. Sebelas musim bermain untuk United, jarang yang menilai dia sebagai pemain yang bagus. Padahal, ia menjadi inti dari serangan United di lini tengah berkat visi dan ketenangannya yang luar biasa ketika menguasai bola. Bahkan tenaganya jarang dipakai di tim nasional.

Beberapa hari lalu, situs resmi United mengumumkan beberapa mantan pemain United yang layak disebut underrated. Mereka-mereka adalah pahlawan klub tapi namanya bisa dibilang jarang mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan. Berikut adalah pemain-pemain tersebut:

Rafael da Silva (2008-2015)

Foto: Manchester Evening News

Bek kana nasal Brasil ini menghiasi skuat United pada tahun 2008 atau ketika Gary Neville mulai tidak bisa kembali ke performa terbaiknya. Rafael dibekali dengan kecepatannya yang cukup baik dalam menyerang dan bertahan. Belum lagi sifat ngototnya ketika terlibat perebutan bola. Meski kerap menghilang karena cedera, namun Rafael selalu menjadi pilihan utama Ferguson di sisi kanan. Sayangnya, kehadiran Louis van Gaal membuat saudara kembar dari Fabio ini harus dijual ke Lyon.

“Saya memilih Rafael karena dia begitu sempurna untuk United. Kepribadiannya bagus dan dia punya komitmen di atas lapangan. Saya melihat dia ketika bermain melawan Peterborough pada pra-musim dan saya merasa kalau dia layak langsung ke tim utama. Dia memang sesekali ceroboh seperti yang terjadi pada laga melawan Bayern Munich dan Leicester City. Tapi dia tetap pemain yang baik,” kata salah satu jurnalis ManUtd.com, Adam Marshall.

Clayton Blackmore (1983-1993)

Foto: Pinterest

Bintang Manchester United pada awal 90-an lebih tertuju kepada sosok-sosok seperti Steve Bruce, Bryan Robson, Ryan Giggs, dan Mark Hughes. Akan tetapi, sedikit sekali yang memberikan apresiasi kepada sosok Clayton Blackmore. Ia adalah pilihan Alex Ferguson untuk posisi bek kiri dan menjadi salah satu bek sayap terbaik klub saat itu selain Denis Irwin yang sebelumnya bermain sebagai bek kanan.

Datang dari akademi pada 1983, Clayton mengumpulkan 245 pertandingan dan sempat menjadi pahlawan berkat gol-golnya ke gawang Liverpool, Arsenal, dan Manchester City. Ia bermain sangat baik ketika United menjuarai Piala Winners 1991 yang menjadi trofi Eropa pertama Ferguson sebagai manajer United.

Kelebihan Clayton adalah kepandaiannya bermain di banyak posisi. Selain bisa bermain sebagai bek kiri, ia juga bisa menjadi gelandang tengan dan kerap mengisi posisi Bryan Robson ketika cedera. Ketika nomor punggung diberikan berdasar posisi yang dimainkan, Clayton adalah satu-satunya pemain United yang pernah memakai nomor 2-11 yang menandakan kalau dia bisa bermain di mana saja.

Antonio Valencia (2009-2019)

Salah satu presenter MUTV, Stewart Gardner, menyebut kalau Antonio Valencia pergi dari United tanpa menimbulkan keriuhan. Menurut pengamatan pribadinya, kepindahan Valencia seharusnya bisa mengagetkan pendukung United mengingat ia adalah salah satu pahlawan klub yang terkesan tidak dianggap.

Pemain Ekuador ini datang dengan membawa beban berupa bayang-bayang Cristiano Ronaldo. Namun, sifatnya yang pendiam membuat dirinya bisa membuktikan kualitasnya di atas lapangan alih-alih berkoar di depan media. Ia membuktikan kalau dirinya bisa menjadi Antonio Valencia seutuhnya. Pada musim pertamanya, ia menjalin kerja sama yang bagus dengan Wayne Rooney. 16 asis pada musim 2011/2012 membuatnya dianugerahi gelar pemain terbaik klub.

Perpindahan posisi dari winger ke bek kanan tidak mengurangi penampilannya. Olok-olok kalau dia hanya bisa berlari lurus juga dibuktikan dengan 339 penampilannya bersama klub yang menandakan kalau dia selalu menjadi andalan bagi setiap manajer United yang pernah memimpin.

Mikel Silvestre (1999-2008)

Foto: Manchester Evening News

Demi membela United, Silvestre sampai harus menolak tawaran Liverpool. Ia mungkin dianggap tidak memiliki karisma layaknya Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, atau memiliki kaki yang cepat seperti Patrice Evra. Namun Silvestre adalah salah satu bek solid yang pernah dimiliki United.

Adaptasinya di Manchester cukup cepat. Ia adalah pilihan utama Sir Alex Ferguson sejak ia dibeli dari Inter Milan. Mengumpulkan 361 pertandingan, Silvestre selalu bermain lebih dari 30 kali sejak 1999 hingga 2006. Jika dihitung secara keseluruhan, ia bisa mengumpulkan 40 laga atau lebih setiap musimnya. Di tengah apresiasi yang minim diberikan, Ferguson menyebutnya sebagai salah satu pemain profesional yang luar biasa. Kariernya di United baru benar-benar berakhir ketika Patrice Evra datang dari Monaco.