6 Februari 1958, menjadi hari yang begitu kelam dalam sejarah sepakbola dunia khususnya Manchester United. Sebuah pesawat yang berisi pemain Setan Merah serta para staf, beberapa awak media, dan suporter, gagal lepas landas dan terjatuh di bandara Munich-Riem, Jerman Barat. Dari 23 orang yang berada dalam pesawat tersebut, 8 pemain United (Duncan Edwards meninggal di rumah sakit) dan 3 orang staf pelatih meninggal dunia.
Manchester United saat itu sedang dalam perjalanan pulang setelah bertanding melawan Red Star Belgrade pada perempat final Liga Champions. Mereka melakukan transit di Munich untuk mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan perjalanan. Sayangnya, cuaca buruk membuat kapten James Thain saat itu gagal menerbangkan pesawat sampai tiga kali. Pada percobaan ketiga, pesawat tidak bisa dikendalikan dan menimbulkan kecelakaan.
United sebenarnya bisa saja menunda penerbangan. Namun, jadwal pertandingan melawan Wolverhampton yang hanya berjarak beberapa hari, membuat mereka harus segera pulang ke Inggris.
Berikut adalah komentar yang diucapkan para korban dari tragedi ini. Mereka bercerita tentang apa yang terjadi pada saat kecelakaan tersebut. Termasuk Liam Whelan dan Duncan Edwards yang kemudian meninggal di rumah sakit beberapa pekan kemudian.
Duncan Edwards: “Semua penerbangan dibatalkan, kami semua akan pulang besok. Duncan.” Diucapkan di telegram si pemain.
Harry Gregg: “Suasana pesawat begitu hening. Kadang diselingi oleh batuk gugup, lalu gelak tawa.”
Johnny Berry: “Aku tidak tahu apa yang kamu tertawakan, kita semua akan terbunuh di sini.”
Ray Wood: “Kita semua akan mati.”
Liam Whelan: “Yah, jika memang ini saatnya, maka aku siap.”
Bill Foulkes: “Ketika kami melaju di landasan, ada sesuatu yang memberitahuku kalau lepas landas ini tidak akan berhasil. Yang saya ingat terakhir kali adalah memasukkan satu kotak kartu ke dalam saku,” diucapkan Bill pada tahun 2009.
Sir Bobby Charlton: “Saya tidak tahu ada di mana saya berada. Saya masih duduk di kursi saya yang entah bagaimana bisa lepas dari bagian pesawat. Saya merasa kalau saya baru saja menutup mata saya. Setelah itu, Harry Gregg dan Bill Foulkes berkata kepada saya kalau saya sempat tidak sadar selama 15 menit.”
Harry Gregg: “Tidak ada teriakan, tidak ada suara, hanya suara logam bergeser yang mengerikan. Sesuatu seperti telur rebus memecahkan tengkorak saya. Saya merasa dipukul lagi di bagian depan. Ada rasa darah yang asin di mulut saya. Saat itu, saya takut untuk menaruh tanganku di kepalaku.”
Bill Foulkes: “Kenang-kenangan saya hanya sekotak kartu remi. Saya tidak mengalami memar, saku saya juga tidak robek, namun seperempat inci bagian atas dari kartu-kartu saya telah hilang. Badan saya nyaris tidak ada luka. Bagaiman bisa seperti itu adalah sebuah misteri.”
Duncan Edwards kepada rekannya di rumah sakit: “Ayo kita perhatikan yang lainnya.”
Duncan Edwards kepada Jimmy Murphy: “Saya terjebak.”
Matt Busby kepada Jimmy Murphy: “Keep the red flag flying high.”
Sampul depan majalah United Review: “United akan bangkit.”
Rekaman Matt Busby di Old Trafford pada 8 Maret 1958: “Saudara-saudara sekalian. Saya berbicara kepada Anda dari tempat tidur rumah sakit di Munich, tempat saya berada sebulan sejak kecelakaan tragis itu. Anda pasti senang, saya yakin, karena para pemain yang berada di sini bisa keluar dari bahaya. Ini semua juga berkat Profesor Maurer dan para stafnya yang sekarang bersama Anda semua hari ini sebagai tamu klub.”
“Hanya dalam dua atau tiga hari terakhir saya diberi tahu tentang pertandingan sepakbola dan saya senang mendengar keberhasilan dan upaya bersama yang dilakukan oleh semua orang di Old Trafford. Sungguh luar biasa mendengar bahwa klub bisa mencapai semifinal Piala FA dan saya mendoakan yang terbaik kepada semua orang.”
David Meek, jurnalis Manchester Evening News: “Tidak ada keraguan bahwa kecuali kecelakaan ini, Manchester United selalu ditakdirkan untuk hal-hal besar.”
Jackie Blanchflower: “Saya tidak bisa melupakannya.”
Harry Gregg dalam autobiografinya: “Saya sulit untuk menghilangkan tragedi ini.”
Sir Alex Ferguson: “Saya sudah melihatnya sejak kecil. Itu adalah saat-saat yang menyedihkan. Bagi banyak orang mungkin tragedi ini sudah lama dilupakan, tetapi bagi seseorang seperti aku yang mengingat hari itu, tentu kejadian itu tidak akan bisa dilupakan.”
Kutipan diambil dari Manchester Evening News