Posisi United di Premier League lebih baik dari sebelumnya (Foto: Give Me Sport)

 

Untuk kedua kalinya secara beruntun, Manchester United menutup musim kompetisi dengan kekalahan. Setelah sebelumnya Cardiff, kini giliran Sevilla yang membuat United harus mengakhiri musim 2019/2020 tanpa senyuman. Selain itu, lemari trofi United tidak kedatangan satu trofi pun. Ini merupakan kali ketiga secara beruntun Setan Merah mengakhiri musim tanpa mengangkat piala.

Meski terkesan negatif, bukan berarti United tidak memiliki hal-hal yang positif. Ada beberapa perbaikan yang berhasil diraih United setelah musim yang buruk pada 2018/2019. Berikut adalah hal-hal positif yang berhasil diraih Setan Merah pada musim pertama Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer.

Naik Peringkat dan Liga Champions Lagi

Salah satu peningkatan yang paling signifikan adalah peringkat United yang membaik dari musim sebelumnya. Musim lalu, mereka hanya finis pada posisi keenam. Musim ini, mereka kembali masuk ke tempat yang menjadi habitat mereka yaitu papan atas dengan menempati posisi ketiga. Menang selisih gol dari Chelsea meski memiliki poin sama yaitu 66.

Hasil ini membawa mereka kembali ke Liga Champions setelah sebelumnya hanya membuat mereka bermain di Liga Europa. Para pendukung jelas sangat senang karena bisa melihat United kembali bertemu dengan lawan-lawan kuat di Eropa.

United meraih posisi ketiga ini dengan cara yang mengesankan. Sebelumnya, tidak ada yang memprediksi kalau United bisa masuk papan atas mengingat penampilan yang inkonsisten dan sempat tertinggal 14 poin. Namun pada paruh kedua, United mulai menggeliat dan menyingkirkan para pesaingnya termasuk Leicester City yang sebelumnya unggul jauh dari mereka.

Meski tidak ada gelar yang bisa mereka raih, namun mereka sukses melangkah jauh pada tiga ajang piala yang mereka ikuti meski ketiga-tiganya harus terhenti pada babak semifinal. Selain itu, United juga tampil sangat baik ketika menghadapi tim-tim besar seperti ketika mereka tiga kali mengalahkan City dan Chelsea.

100 Gol

Gol Paul Pogba ke gawang Aston Villa tidak hanya membuat United meraih kemenangan 3-0. Gol tersebut juga membuat United kembali bisa menciptakan 100 gol pada musim ini. Total, United membuat 112 gol di semua kompetisi yang mereka ikuti. Lebih banyak 27 gol dari musim sebelumnya yang hanya 85.

Catatan 112 gol menjadikan musim 2019/2020 sebagai musim dengan gol terbanyak United sejak Sir Alex Ferguson pensiun. Bahkan, catatan tersebut hanya berselisih dua gol dari torehan musim terakhir Sir Alex Ferguson yang mencapai 114 gol. Sebelumnya, musim paling produktif United terjadi pada musim pertama era kepelatihan Jose Mourinho. Saat itu, mereka mencetak 105 gol di semua kompetisi.

Bruno Sang Pembawa Perubahan

Titik balik dari perjalanan United musim ini terjadi pada paruh kedua. Hal ini tidak lepas dari kedatangan Bruno Fernandes. Dibeli dari Sporting CP, Bruno langsung menjadi inti dari serangan United di lini tengah. Tanpa Bruno, sektor gelandang serang saat itu diisi bergantian oleh Andreas Pereira dan Jesse Lingard. Meski banyak mendapat kesempatan main, namun dua pemain ini tidak bisa menjadi pendukung lini depan United.

Bruno membuat 12 gol sejak debutnya melawan Wolverhampton Wanderers. Ia menjadi top skor keempat setelah trio Greenwood, Rashford, dan Martial. Selain itu, ia membuat delapan asis dan dua kali terpilih sebagai pemain terbaik Liga Inggris bulan Februari dan Juni. Sebuah awalan yang bagus bagi seorang pemain yang datang pada pertengahan musim.

Kebobolan yang Berkurang

Musim lalu, United mencatatkan angka kebobolan yang sangat banyak di Premier League yaitu 54 gol. Ini menjadi catatan terburuk sejak empat dekade lalu. Pada musim ini, United hanya kebobolan 36 gol saja di liga. Angka kebobolan ini adalah yang paling sedikit ketiga setelah Liverpool dan Manchester City.

Membaiknya lini belakang United tidak lepas dari kehadiran dua penggawa anyar yaitu Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka. Harry bahkan langsung mengambil alih tempat milik Ashley Young sebagai kapten kesebelasan.

Trio Maut Lini Depan

Meningkatnya produktivitas United tidak lepas dari membaiknya permainan Marcus Rashford dan Anthony Martial. Hengkangnya Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez membuat kedua nama ini bisa menjadi inti dari serangan United di lini depan. Kolaborasi keduanya menghasilkan 45 gol dengan Martial menjadi top skor dengan mencetak 23 gol. Sebuah peningkatan yang signifikan mengingat sebelumnya Martial kerap tersingkir dari posisinya sebagai pemain utama. Dia juga yang membuat United memupus puasa hat-trick yang sudah berlangsung tujuh tahun.

Produktivitas keduanya diikuti oleh juniornya, Mason Greenwood. Jebolan akademi United muncul sebagai top skor ketiga dengan 17 gol. Dinamisnya pergerakan tiga pemain ini menjadi senjata bagi para pemain belakang lawan. Bukan tidak mungkin trio ini akan semakin solid pada musim depan.

Banyaknya Pemain Muda

Karena senang dengan pemain muda, maka Ole Gunnar Solskjaer juga memberikan delapan pemain akademi untuk mencicipi debut bersama tim utama Setan Merah. Delapan nama ini adalah Brandon Williams, Di’Shon Bernard, Ethan Laird, Dylan Levitt, Ethan Galbraith, Largie Ramazani, D’Mani Mellor, dan Teden Mengi.

Delapan nama ini membuat Ole Gunnar Solskjaer menyamai catatan Matt Busby yang memberikan debut terbanyak dalam satu musim bersama Manchester United. Busby melakukannya pada musim 1952/1953.

Musim depan, kita tampaknya akan melihat semakin banyaknya pemain muda yang akan mencicipi debut. Salah satunya adalah Hannibal Mejbri yang dianggap sudah cukup pantas untuk berlatih bersama tim utama.