Foto: Mac Breandan

Kesalahan kecil yang kita alami seringnya bukan menjadi sebuah masalah bagi kehidupan kita. Tapi itu tidak bagi mantan kapten Manchester United Roy Keane. Baginya setiap kesalahan tetaplah menjadi kesalahan. Itu berarti tidak ada toleransi dan perbedaan antara kesalahan kecil atau besar.

Inilah yang membuat Keane terus dikenang, dan banyak kisah unik tentang hal tersebut yang terjadi selama ia masih menjadi pemain di Old Trafford. Ia dikenal sebagai sosok yang banyak menuntut sesuatu paling terbaik di klub. Bahkan ia membawa pendekatan ini ketika ia menjadi pundit sepakbola.

Ya begitulah Keane. Ia hanya ingin membentuk mentalitas yang ingin ia terapkan di semua hal. Terutama dalam masalah-masalah kecil seperti makanan atau musik di dalam mobil pemain Manchester United. Dan aplikasi dari sikap ini telah menjadi cerita tersendiri.

“Di mana menteganya?”

Menurut mantan kiper United Luke Steele, Roy Keane pernah memberikan pembalut kepada seorang wanita di kantin United. Kemudian ia juga memberi tahu bahwa Keane pernah memarahi seorang wanita di kantin hanya karena persoalan mentega.

Steele, kiper yang tidak berhasil tembus ke tim utama United, adalah satu-satunya saksi pertengkaran antara Keane dan wanita kantin tersebut. Ia bahkan mengklaim kalau wanita itu menangis setelahnya. Dari sini Steele mengakui kalau Keane memang sosok yang menuntut sesuatu terbaik dari klubnya.

“Saya sedang berada di kantin pada suatu hari, dan ada seorang wanita yang bekerja di dapur. Dari sinilah saya melihat kejadian yang sampai sekarang terus mencuat di kepala saya. Saya melihat Keane, dan dia berkata kepada wanita itu, ‘Apakah kita punya mentega?’. Kemudian wanita itu menjawab, ‘Oh tidak, kami sudah kehabisan. Tapi saya sudah memesan lagi’,” ungkap Steele kepada podcast Under The Cosh.

“Respon Roy adalah, ‘Apa maksudmu sudah kehabisan mentega hari ini atau kamu sudah memesannya hari ini?’ Wanita itu menjawabnya, ‘Kita sudah kehabisan, tapi jangan khawatir Roy’. Dia (Keane) akhirnya pergi. Tapi dia tidak bisa mengerti bagaimana wanita itu tidak mengantisipasi kehabisan mentega.”

“Saya hanya mendengarkan dan memang hanya ada kami bertiga di kantin. Keane pergi dan dia tidak mengumpat sama sekali. Tapi dia seolah mengintimidasi wanita itu dengan tatapan mata dan aksen bernada tinggi yang menghantui. Wanita malang itu menangis. Tapi saya paham, kalau Keane hanya menginginkan yang terbaik. Masalahnya memang sangat kecil, tetapi itulah Keane.”

Ada banyak cerita legendaris serupa tentang Roy Keane di Manchester United. Contoh lain yang benar-benar menunjukkan pria asal Irlandia itu seperti tukang marah-marah terjadi juga di tempat latihan. Dan salah satu “korbannya” sampai harus dipulangkan dari tempat latihan hanya karena musik dan atap mobilnya.

Faktanya, memang tidak ada yang aman dari teguran Roy Keane selama ia masih bermain untuk United. Bahkan pemain kelas dunia seperti Rio Ferdinand pun pernah dihancurkan oleh kaptennya itu dalam sesi latihan pertamanya bersama Setan Merah.

Jangan jadi sok keren di depan Keane!

Jadi jika pemain berpengalaman saja tidak ada yang aman dari teguran Keane, maka itu berarti pemain yang lebih muda pasti berada di dalam pantauannya. Dan hal inilah yang langsung dialami oleh Kieran Richardson. Seorang pemain muda yang pernah ditegur begitu ia baru tiba di tempat latihan.

Kejadian ini diceritakan langsung oleh bekas pemain akademi United Febian Brandy. Ia ingat betul kekuatan dan pengaruh yang dimiliki Roy Keane sebagai kapten Setan Merah. Richardson waktu itu baru berusia 18 tahun ketika masuk ke tim utama. Dan Brandy melihat langsung kejadian di mana pemain 18 tahun itu menghadapi sang kapten di tempat parkir.

“Saya berusia sekitar 13 tahun ketika Kieran Richardson baru saja masuk tim utama. Dia (Richardson) datang ke tempat latihan suatu hari dengan atap mobil yang diturunkan dan musik keras yang menggelegar. Dia mungkin berpikir kalau dia adalah pria keren,” tutur Brandy dilansir dari Sport Bible.

“Sayangnya, anggapan itu tidak berlaku bagi Roy Keane. Maka celakalah dia (Richardson), karena waktu itu kebetulan Keane sedang berjalan ke tempat parkir. Dia (Keane) langsung menunjuk ke arah Richardson dan berkata, ‘Matikan musikmu dan pulanglah. Jangan kembali ke sini hari ini!’”

Setelah kejadian pengusiran tersebut, Kieran Richardson tetap jadi salah satu pemain yang terus dikritik Roy Keane bahkan sampai ditulis dalam buku otobiografinya. Richardson sendiri bermain untuk United dari tahun 2002 hingga 2007. Ia kemudian bermain untuk Sunderland, Fulham, Aston Villa dan Cardiff City setelah gagal menjalani kariernya di Old Trafford.