“Jadi Anda pikir saya sudah selesai, karir saya akan segera berakhir. Anda tidak tahu saya. Dalam hidup saya, saya harus berjuang. Beberapa orang ingin menjatuhkan saya, tapi mereka hanya membuat saya lebih kuat. Yang lain ingin mengekploitasi saya, tapi mereka hanya membuat saya semakin pintar. Dan sekarang anda pikir saya berakhir, untuk kalian semua, saya punya satu hal. Saya tidak menyukai anda karena saya bukan Anda. Saya Zlatan Ibrahimovic.”

Kutipan tersebut memang hanyalah narasi Zlatan untuk sebuah iklan minuman. Namun sepertinya narasi itu cocok terhadap keadaan striker Swedia itu. Bergabung bersama Manchester United di umur ke-35 bukanlah pilihan terbaik menurut penilaian orang banyak. Sepakbola Inggris yang mengandalkan fisik dan kecepatan juga tidak cocok untuk orang tua seperti Zlatan. Tapi lihat catatan golnya sekarang, 26 gol!

Banyak yang meragukan Zlatan akan bersinar di Inggris. Meski sukses mencetak 50 gol untuk PSG musim lalu, catatan gol Zlatan di United diperkirakan tak akan melebih angka 30. Tapi sekarang, kritikan-kritikan tersebut memang membuatnya semakin kuat. Tidak berlebihan mengatakan mustahil jika raihan gol Zlatan tidak mencapai angka 30 musim ini.

Zlatan memang seorang penakluk. Ia selalu menaklukan negara-negara yang ia jelajahi dengan meraih trofi. Yang terbaru adalah trofi EFL Cup yang ia persembahkan untuk United. Trofi tersebut menjadikan angka trofi yang ia raih menjadi 32 trofi. Seperti yang ia katakan, Zlatan memang seperti Indiana Jones, arkeolog fiktif pada film Hollywood yang selalu menyelesaikan rintangan di berbagai penjuru dunia.

“Bagi saya, setiap trofi terasa luar biasa. Di negara mana pun saya berkarier, saya selalu berhasil meraih gelar. Jika saya bisa memenangi sesuatu di sini, saya akan merasa sangat bahagia,” ujar Zlatan.

“Semua orang tahu bahwa saya bermain di banyak klub dan saya selalu berusaha yang terbaik. Kemana pun saya berkarier, saya selalu menang. Saya seperti Indiana Jones.”

Tak hanya torehan golnya yang tak berhenti, kontribusi Zlatan juga ada dalam bentuk pengaruhnya kepada pemain lain. Karakternya yang kuat dan pengalamannya yang banyak jelas menaikan moral rekan setimnya. Gary Neville, eks kapten United yang sekarang menjadi analis sepakbola menyatakan hal tersebut.

“Ia harus bermain di setiap pertandingan pada saat ini. Saya melihat dalam beberapa tahun di United, mereka membutuhkan pemain-pemain yang memiliki kepribadian dan karakter hebat. Anda merasa Bryan Robson atau Roy Keane atau Cristiano Ronaldo, bahkan Wayne Rooney dari tiga atau empat tahun lalu ketika ia bermain di setiap pekan,” imbuh Gary.

“Ibrahimovic tentu menggairahkan mereka pada saat ini. Pemain-pemain lain di dalam timnya akan melihat dia di tunnel dan mereka merasa percaya diri dengan keberadaannya di sana,” tambahnya.

Mantan manajer Valencia itu juga merasa keberadaan Ibrahimovic berhasil mengisi kekosongan sosok serupa di skuat United. “Dalam tiga tahun terakhir, United kekurangan kepribadian dan karakter. Pada dirinya, mereka memiliki seseorang yang percaya dan melakukan segala sesuatu yang dikatakannya kemudian dilakukan.”

Sementara itu, saudara Gary, Phil Neville mengungkapkan bahwa Zlatan seperti Eric Cantona yang bisa memberi aura. Sependapat dengan Gary, Phil juga merasa Zlatan bisa membawa pengaruh positif bagi rekan setimnya.

“Zlatan adalah pemimpin. Saya tahu Wayne Rooney yang mengangkat trofi itu (EFL Cup), namun Zlatan adalah pemimpin di lapangan. Ketika Cantona masuk ke lapangan dengan kerahnya yang dinaikkan, dia terlihat menyukai Old Trafford, dia punya aura dan rasa percaya diri. Ibrahimovic juga sama,” tutur Phil.

“Terkadang Anda membenci orang yang punya arogansi seperti itu, namun saya justru menyukainya karena di waktu bersamaan dia bisa memberikan bukti. Ketika Anda adalah manajer dan bergabung dengan klub baru, Anda butuh satu pemain yang bisa meningkatkan tim. Ibrahimovic adalah jawabannya untuk Mourinho,” tambahnya.

Sekarang memang terbukti sudah bahwa kritikan terhadap Zlatan yang menganggapnya sudah habis  atau takan bisa menaklukan Inggris adalah sepenuhnya salah. Zlatan memang belum berhasil membawa United menjuarai Liga Primer, dan musim ini tampaknya akan sulit. Namun, jika ia bertahan, ditambah dengan kerja kerasnya yang tak kenal umur atau keterbatasan lainnya, bukan tak mungkin Zlatan akan sepenuhnya menaklukan Inggris.