Kapasitas seorang Zlatan Ibrahimovic memang tidak perlu diragukan lagi. Ia adalah salah satu penyerang berbahaya di dunia. Total 280 gol dalam 549 pertandingan sepanjang kariernya hingga akhir musim lalu adalah bukti kehebatan pesepakbola asal Swedia ini. Torehan gol itu mungkin akan bertambah jika ia dimainkan sebagai striker, bukan sebagai sayap seperti saat membela Juventus selama dua musim dari 2004.

Tapi ia tetap pemain kelas dunia. Penyelesaian akhir yang akurat, kemampuan individu yang menawan, hingga gol-gol aneh bahkan mustahil adalah kemampuan luar biasa yang ada pada dirinya. Musim ini, ia memutuskan untuk bergabung dengan Manchester United di umurnya yang sudah tua bagi pesepakbola, 35 tahun.

Di sinilah perbedaan yang mencolok antara Zlatan dengan pemain-pemain top lainnya. Memasuki umur yang tak lagi ideal, ia tetap berambisi untuk mempersembahkan gelar bagi tim besar. Tidak seperti kebanyakan pemain top Eropa yang memilih untuk ‘beristirahat’. Bergabung dengan tim asal Amerika atau Tiongkok di mana mereka bermain sepakbola dengan tekanan yang tidak besar namun tetap digaji tinggi.

Zlatan tidak memilih jalan tersebut. Ia hengkang dari PSG ke Manchester United untuk kembali membuktikan bahwa ia adalah pemain berkualitas. Selain itu, ia juga berambisi untuk melengkapi deretan gelar juara liga top Eropa seperti Serie-A, Eredivisie, La Liga, dan Ligue 1, dengan menjuarai Premier League. Padahal, pesepakbola berpostur raksasa itu sempat ditawar oleh tim Tiongkok pada bursa transfer lalu.

“Terdapat tawaran besar dari Tiongkok, tapi dia menolaknya demi pindah ke Inggris. Itu memperlihatkan semangatnya. Dia belum habis. Dia masih bersemangat dan ingin menang, jika hanya soal uang dia tidak akan berada di Manchester United,” ujar Mino Raiola, agen Zlatan.

Mental positifnya ini juga dipuji oleh sang manajer, Jose Mourinho. “Saya sangat senang dengan dia. Mungkin beberapa orang berpikiran dia adalah pencetak gol terbanyak, akan tetapi tidak lagi di usia 35 tahun. Bagi dia, usia 35 tahun itu sama dengan 25 tahun dan Ligue 1 memiliki kemiripan dengan Premier League,” kata Mourinho.

Sejauh ini, Zlatan berhasil mencetak 17 gol dari 26 pertandingan untuk United. Catatan baik itu adalah bukti bahwa ia masih memiliki kualitas di akhir karirnya itu. Bahkan ia pernah menganalogikan dirinya dengan anggur merah yang semakin tua justru semakin bagus.

Mourinho juga berujar bahwa pemain yang mengawali karirnya dengan Malmo itu akan pensiun di level yang tinggi. “Dia mencetak banyak gol dan bermain dengan bagus, saya senang untuk dia karena akan mengakhiri karier pada level tertinggi. Dia tidak akan mengakhiri karier di Amerika atau Cina, dia akan pensiun pada puncak kariernya,” ungkap pelatih asal Portugal itu.

Akhir-akhir ini, banyak pemain top Eropa yang terbang jauh ke Amerika untuk menikmati akhir karirnya. Sebut saja David Beckham, Steven Gerrard, Frank Lampard, David Villa, dan Andrea Pirlo. Mereka masih bisa bermain sepakbola dan merkea juga bisa menikmati hidup di umur senja karirnya. Mereka bisa tinggal di lingkungan baru, bermain hanya sekali seminggu, tidak ada tekanan besar dari fans, itu semua tidak akan didapat jika bermain di klub papan atas Eropa.

Selain Amerika, klub-klub Tiongkok juga makin gencar dalam mendaratkan pemain-pemain Eropa. Tapi sasaran mereka cukup berbeda, mereka juga mengincar pemain-pemain di umur emas. Beberapa nama tenar seperti Hulk, Jackson Martinez, Graziano Pelle, dan yang terbaru yaitu Oscar, semua menghiasi sepakbola Tiongkok. Kelebihan dari bermain di sana adalah hal yang hampir semua manusia inginkan, uang.

Namun Zlatan tak ingin dirinya berakhir di sana. Ia merasa masih memiliki kualitas yang lebih untuk bermain di kompetisi Eropa. Alasan itulah yang membuat Ibra bergabung dengan United. Ia masih menginginkan gelar liga top Eropa di umur yang sebagian besar pemain tidak memikirkan hal yang sama.

Selain itu, Mou juga memuji kehebatan Zlatan yang sukses mencetak banyak gol tanpa penalti. “Saya sangat bangga dengannya. Catatannya bagus dan dia bisa berkembang. Tanpa penalti, yang mana juga luar biasa karena normalnya pemain lain yang merupakan top skorer di seluruh dunia, mereka mencetak banyak penalti. Dia punya satu penalti di 17 pertandingan Liga Inggris, jadi saya tidak bisa merasa lebih senang lagi,” ucapnya.

United memang masih dalam periode sulit, namun sudah membaik. Begitupun dengan performa Zlatan. Ia menunjukan kelasnya tanpa peduli umurnya. Padahal dapat dikatakan wajar jika seorang pesepakbola berumur 35 tahun akan menurun kualitasnya. Tapi Zlatan tetap berusaha agar itu tidak terjadi. Kalaupun musim ini ia gagal mengantarkan United menjadi juara, masih ada paling tidak satu musim lagi jika kontraknya diperpanjang untuk membuktikan bahwa ia bisa meraih gelar di usia tuanya itu. Dan itu akan menjadi cara mengakhiri karir yang luar biasa.