Foto: Bleacher Report

Narasi pujian untuk Romelu Lukaku tampaknya pas untuk disematkan. Pasalnya, sejauh musim ini ia benar-benar menggila dengan bentuk permainannya. Yang paling terbaru, tepatnya satu hari setelah eks timnya Manchester United tersingkir dari Europa League, Lukaku menunjukkan sesuatu yang menarik. Sesuatu yang jelas terlewatkan ketika ia masih bermain untuk United.

Pemain asal Belgia itu menambah jumlah golnya di musim ini menjadi 33 gol dalam 50 pertandingan untuk Inter Milan. Dua golnya itu ia cetak ketika tim asuhan Antonio Conte membantai Shakhtar Donetsk dengan skor 5-0, yang sekaligus mengantarkan mereka menuju final untuk melawan Sevilla.

Hal ini membuat mantan gelandang era 90-an, Paul Ince, bertaruh bahwa Manchester United pasti masih berharap bahwa mereka bisa memiliki seorang striker seperti Lukaku. Selain itu pula, banyak dari suporter Setan Merah meratapi apa yang mungkin terjadi jika mantan striker tim kesayangannya itu bertahan di musim ini.

Mengutip dari apa yang dirangkum oleh BBC Sports, kinerja Romelu Lukaku dinilai luar biasa dalam musim debutnya sebagai pemain Nerazzurri.

Berada di belakang rekor Ronaldo “yang asli”

Sumber: BBC Sports

Biaya sebesar 75 juta paun yang membawa Romelu Lukaku ke Manchester United dari Everton sempat menjadikannya pemain termahal kelima kala itu. Penghitungan 27 gol dalam musim perdananya di United –di bawah Jose Mourinho– pun sempat membuat investasi itu tampak berharga. Sebelum akhirnya karier gemilangnya itu mengawang pergi pada musim berikutnya.

Semua orang sepertinya kaget. Karena di musim keduanya bersama United, di mana Ole Gunnar Solskjaer menggantikan Mourinho pada akhir tahun 2018, Lukaku merasakan ketidaknyamanan yang luar biasa. Ketika itu ia memasuki periode “ingin cepat-cepat keluar dari Old Trafford”, yang sekaligus menjadi sebuah tanda ketidakpuasan dari si pemain. Situasi ini pula yang kemudian menjadi alasan terbesar ia pindah ke Italia untuk bergabung bersama Inter Milan.

Namun sejak kepindahannya dengan biaya transfer sebesar 74 juta paun ke Inter, Lukaku justru berkembang pesat. Sampai menjelang pertandingan melawan Shakhtar Donetsk, salah satu surat kabar Italia La Gazzetta dello Sport bahkan terus menampilkannya di halaman depan selama tiga hari berturut-turut.

Sebuah bukti bahwa pemain berusia 27 tahun itu sangat dimanjakan oleh media berkat kepiawaiannya mencetak gol. Media-media Italia juga sangat tertarik kepada Lukaku karena ia menjadi pemain pertama yang mencetak gol dalam 10 pertandingan Europa League berturut-turut.

Maka, jika ia mencetak gol di final, ia akan menyamai rekor yang dipegang oleh pemain hebat sejati, ya siapa lagi kalau bukan Rolando Luis Nazario De Lima. Penghitungan 34 gol yang pernah dibuat oleh mantan striker asal Brasil itu terjadi pula di musim debutnya bersama Inter Milan –tepatnya di musim 1997/1998.

Ronaldo juga mungkin merasa bangga bisa melihat Lukaku mencetak dua golnya pada pertandingan melawan Shakhtar kemarin. Dan jika berbicara soal atribut, baik Ronaldo atau Lukaku, mereka berdua memiliki banyak kesamaan. Mereka sama-sama menunjukkan kecepatan, kekuatan dan penyelesaian yang tenang.

Sebuah kualitas yang mungkin bisa saja dilakukan Lukaku ketika ia masih bermain untuk United. Ya tapi sekali lagi, sangat disayangkan, bentuk ciamiknya ini menjadi sesuatu yang terlewatkan. Sesuatu yang tidak perlah terlihat kala Lukaku menjadi salah satu pemain Setan Merah.

Sekarang, Manchester United mungkin menyesal

Mantan gelandang Setan Merah, Paul Ince, mengatakan hal menohok tentang perubahan drastis Romelu Lukaku setelah pergi dari Old Trafford. Ia mengungkapkan bahwa kondisi fisik Lukaku tampak lebih bugar, lebih ideal dan lebih bisa diandalkan di lini depan. Ia benar-benar bukan seperti Lukaku yang pernah bermain untuk United.

“Dia terlihat bugar, kurus dan lebih bisa diandalkan. Di United, dia tidak terlihat seperti itu. Sebelumnya dia tidak bisa mengitari lapangan. Tapi di Inter, dia selalu berlari melewati pemain lawan. Anda tidak akan melihatnya melakukan ini di United. Entah dari mana perubahannya itu. Apakah iklim, makanan, atau apapun, saya tidak tahu,” ujar Paul Ince dilansir dari BBC Sports.

“Dia terlihat seperti orang yang berbeda. Saya tahu dia bisa menyelesaikan peluang yang dia dapat di atas lapangan. Tapi, wow, dia tampak lebih ganas di sini (Inter Milan). Saya yakin mereka (United) sedikit menyesal dan berharap mereka bisa memilikinya sekarang. Itu sudah pasti.“

“Lukaku tidak kesulitan sama sekali. Dia juga sudah mencetak gol untuk Manchester United. Tapi saya merasa, ketika di bawah Mourinho, dia tidak bahagia. Terkadang Anda harus menemukan pasangan yang tepat, negara yang tepat, dan klub yang tepat. Itu semua agar sang pemain bisa bahagia. Karena Jika Anda bahagia, Anda akan tampil baik.”