Foto: Juan Mata

Pandemi virus Covid-19 membuat segala sendi kehidupan harus berhenti sampai waktu yang tidak ditentukan. Termasuk diantaranya sepakbola. Mereka yang menggantungkan diri dari olahraga ini mau tidak mau harus ikut merasakan dampak yang sampai saat ini belum bisa diketahui pasti kapan dampak tersebut akan berakhir.

Aspek yang membuat banyak klub sepakbola terpukul sudah pasti adalah finansial. Tidak adanya pertandingan membuat beberapa kesebelasan kehilangan pemasukan terutama dari tiket dan hak siar televisi. Hal ini membuat mereka merugi hingga memaksa mereka melakukan beberapa tindakan seperti pemotongan gaji atau tidak gajian selama beberapa bulan.

Manchester United juga menjadi salah satu tim yang rugi karena Covid-19. Menurut Maya Swiss Ramble, United dikabarkan rugi 111 juta paun atau sekitar 2,1 triliun rupiah jika kompetisi Premier League berhenti total. Jumlah ini memang tidak akan membuat United miskin mendadak, namun nilai segitu cukup besar karena uangnya bisa diinvestasikan untuk berbagai aspek salah satunya untuk membeli pemain.

Berbicara tentang bursa transfer, Ole Gunnar Solskjaer percaya kalau timnya masih membuat gebrakan musim panas nanti. Meski begitu, United juga harus cermat dalam membelanjakan uangnya karena mereka harus menyeimbangkan neraca keuangan mereka pada lantai bursa. Oleh karena itu, menjual pemain mungkin juga akan dilakukan.

Nama-nama seperti Jesse Lingard, Andreas Pereira, dan Phil Jones, dikabarkan masuk daftar jual United. Sebuah langkah yang tepat karena tiga pemain ini minim kontribusi dalam dua musim terakhir. Selain itu, mereka juga harus mempertahankan pemain-pemain yang dianggap masih memiliki masa depan yang bagus bersama United. Paul Pogba menjadi salah satu yang siap dipertahankan United. Jika boleh memilih satu nama lagi, saya sangat merekomendasikan Juan Mata untuk terus bermain bersama United.

Memenuhi Kriteria Manchester United

Juan Mata merupakan salah satu dari enam pemain yang kontraknya habis 2021 nanti. Selain dia, ada Pogba, Matic, Lingard, Romero, dan Lee Grant. Jika tidak ada perpanjangan kontrak, maka enam pemain ini sudah bisa berkomunikasi dengan klub lain awal 2021 nanti.

Jika melihat enam pemain tersebut, saya merasa kalau Mata lebih dulu diprioritaskan untuk dipertahankan. Saya merasa kalau pemain asal Spanyol ini masih layak untuk bermain satu sampai dua tahun lagi. Atau kalau perlu sampai dia mengakhiri karier sepakbolanya.

Pertengahan Oktober 2019 lalu, Ed Woodward menyebut kriteria pemain yang layak untuk bermmain bersama Manchester United. Pemain tersebut diwajibkan memiliki kerendahan hati dan arogansi baik di dalam maupun luar lapangan.

“Kami ingin pemain yang datang memiliki rasa hormat kepada rekan setim mereka, pada klub, dan sejarah. Mereka harus paham kalau mereka menciptakan warisan ketika datang ke United. Tidak ada yang lebih besar dari klub. Mereka harus punya kerendahan hati serta arogansi,” kata Ed Woodward.

Sebelum mencari pemain di lantai bursa, United harus lebih dulu mempertahankan pemain yang punya karakter seperti itu dan Juan Mata bagi saya masuk dalam kriteria tersebut.

Betapa rendah hatinya seorang Mata bisa dilihat dari perilakunya di dalam maupun luar lapangan. Ia tidak pernah mempermasalahkan apakah dirinya menjadi pemain inti atau tidak. Yang paling penting adalah dia akan selalu berada dalam kondisi siap 100 persen sehingga manajernya tidak akan rugi ketika memainkan dirinya.

“Ketika Anda sering bermain, maka Anda merasa menjadi pemain penting bagi tim. Namun dengan dicadangkan, Anda punya waktu untuk menjadi lebih baik lagi. Anda punya dua pilihan ketika berada dalam situasi itu yaitu tidak menyerah dan dalam kondisi siap, atau berambisi untuk tidak sekadar bermain.”

“Anda hanya bisa mengontrol kinerja, sikap, dan perilaku. Jika tiga aspek ini dipertahankan, maka Anda punya peluang untuk menjadi lebih baik dan manajer akan memainkan Anda dalam tim karena Anda telah berusaha,” kata Mata beberapa waktu lalu.

Di luar lapangan, Mata juga termasuk sosok yang ramah. Hampir tidak ada berita negatif yang menyertai pria 31 tahun tersebut. Bahkan berita-berita tentang Mata cenderung positif seperti kegiatannya bersama Common Goal atau kisah persahabatan lengketnya dengan David de Gea dan Ander Herrera.

Namun, jangan buru-buru menilai kalau Mata tidak punya arogansi seperti yang dikatakan Woodward. Makna arogan disini bukan berarti Mata harus menjadi pribadi keras macam Roy Keane yang kalau di lapangan kakinya bisa terjang sana terjang sini. Arogan disini berarti adanya sifat tidak mau kalah dan percaya akan kemampuan diri sendiri. Hal ini kemudian membuat pemain tersebut memiliki determinasi yang tinggi ketika berada di atas lapangan.

Juan Mata pernah kecewa berat ketika musim pertamanya di United berakhir dengan klub finis pada posisi tujuh. Penggemar United mungkin akan memaklumi kalau posisi tersebut terjadi tidak semuanya karena kesalahan Mata mengingat dia baru beradaptasi dengan rumah barunya. Namun bagi Mata, ia merasa bisa memberikan penampilan yang jauh lebih baik lagi karena United tidak layak berada pada posisi itu.

“Pada saat itu, saya tidak ingin melihat orang karena saya ingin berjaga-jaga jika mereka akan mengejek kami. Saya sangat malu pada saat itu,” tuturnya.

Sikap seperti ini yang perlu dimiliki pemain United. Berani bertanggung jawab ketika tim tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini menjadi sebuah tamparan bagi mereka kalau ternyata penampilan mereka belum membaik. Mereka harus menunjukkan determinasi ketika mengenakan seragam Manchester United karena tidak sembarangan pemain yang bisa mendapatkan kesempatan tersebut.

“Saya minta maaf untuk hasil yang belum sempurna ini. Saya tahu kalau penggemar United kecewa dengan performa kami awal musim ini,” kata Mata saat United mendapat banyak hasil buruk pada awal musim kompetisi.

Di atas lapangan performa Mata juga masih dalam kategori yang cukup baik. Sejauh ini, ia sudah berkontribusi dalam delapan gol United (3 gol dan 5 asis). Meski kecepatan bermainnya sudah melambat, namun ia masih memiliki visi bermain mengingat ia adalah seorang playmaker murni.

Sebelum Bruno Fernandes datang, United kerap kesulitan mengirimkan bola ke lini depan. Jesse Lingard dan Andreas Pereira tidak cakap berperan sebagai seorang playmaker. Masuknya Mata membuat serangan United menjadi lebih tertata rapi dan aliran bola ke lini depan menjadi lebih cair.

“Saya merasa kalau kami bisa membuat lebih banyak kesempatan ketika dirinya (Mata) bermain. Kami ingin Mata menjadi pemain yang bisa memberi solusi bagi kami. Kami ingin ia menjadi pemain yang terus menerima bola. Ia adalah bagian penting dari tim kami,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Loyalitasnya juga yang membuatnya dicintai. Pada 2019, Mata dikabarkan masuk dalam incaran FC Barcelona. Akan tetapi, ia memilih untuk tetap memperpanjang kontrak bersama Setan Merah.

“Dia adalah transfer penting dalam sejarah United. Dia disambut dengan helikopter dan itu benar-benar sebuah penyambutan. Setelah itu, ia tinggal enam musim di level tertinggi dengan bermain 30 laga per tahun bersama rekan setim yang senang melihat dirinya. Juan adalah sejarah United,” kata ayahnya, Juan Manuel Mata Rodriguez.

Memang ada kalanya Mata tidak bermain dalam performa terbaiknya. Faktor usia memang tidak bisa dibantah. Toh dia sendiri pernah menyebut kalau fisiknya sudah tidak memungkinkan lagi untuk terus bermain sebagai starter seperti yang ia lakukan di Valencia dan Chelsea. Namun melihat dia masih memiliki visi bermain yang baik, maka sudah seharusnya Juan Mata dipertahankan oleh Manchester United setidaknya satu sampai dua tahun mendatang.