Foto: Manchester Evening News

Selain gemar memecat pelatih, Manchester United juga punya hobi baru setelah era kepelatihan Sir Alex Ferguson. Hobi baru itu adalah salah merekrut pemain. Sejak David Moyes melangkah ke Old Trafford hingga yang terakhir Ralf Rangnick, tercatat United nyaris tidak pernah mendapatkan performa 100 persen dari rekrutannya.

Selalu saja ada dramanya. Dari pemain yang bukan prioritas utama, hingga rekrutan yang berakhir sia-sia meski sudah ditebus dengan harga triliunan rupiah. Imbasnya terjadi saat ini. Ketika manajemen United ingin berubah dan tidak lagi mengulang kesalahan, mereka dihadapkan dengan bursa transfer yang hingga sekarang belum berpihak kepada mereka.

Perburuan Darwin Nunez tampaknya akan dimenangkan oleh Liverpool. Di sisi lain, negosiasi dengan Frenkie de Jong masih sangat alot. Baik United dan Barcelona tidak akan ada yang mengalah. United ini harga De Jong sedikit dikurangi, namun Barca jelas tidak ingin rugi mengingat mereka juga sudah beli mahal sang pemain. Apalagi pemenang Liga Champions lima kali itu juga sedang butuh uang besar.

Situasi ini yang membuat United sulit bergerak leluasa di lantai bursa sejauh ini. Memang, bursa transfer baru dibuka pada 10 Juni kemarin. Namun melihat beberapa klub sudah mendapatkan incarannya sebelum bursa transfer dibuka, menandakan kalau negosiasi bisa saja dilakukan dengan cepat. Hanya saja, United memang tidak bisa melakukannya karena Erik ten Hag juga belum genap satu bulan menangani klub ini.

Akan tetapi, suporter tidak mau tahu. Mereka hanya ingin kejelasan kalau timnya punya peluang mendapat pemain baru. Mereka sudah muak dan mual karena tiap hari hanya dijejali rumor, rumor, dan rumor. Tak ayal, di media sosial sudah banyak olok-olok terkait kiprah United. Ada yang mengucapkan welcome kepada empat pemain baru United yang merupakan pemain-pemain yang pulang dari masa pinjaman, hingga orang-orang yang mengubah nama tim dengan sebutan-sebutan unik seperti Mengagumi FC, Memantau FC, Kontak FC, hingga lainnya.

Tidak etis untuk menyalahkan situasi karena ini semua adalah akibat dari prestasi klub yang tidak konsisten. Jangankan untuk berburu gelar juara, finis empat besar secara konsisten saja mereka tidak mampu. Pemain-pemain bagus tentu akan mikir dua kali untuk bermain di sini. Satu-satunya cara untuk merealisasi kedatangan pemain bagus ya hanya dengan membelinya mahal lalu menggajinya dengan tinggi.

Sekarang ini, United memang dalam kondisi yang serba salah. Di satu sisi, mereka mungkin bisa dan mau memenuhi harga Barcelona untuk De Jong. Tapi, mereka tentu tidak ingin uang besar yang dikeluarkan akan berakhir sia-sia seperti yang terjadi kepada Di Maria, Pogba, hingga Lukaku.

Cara kedua adalah mencari alternatif lain. Lucunya, para suporter kini berharap United bisa mencari pemain lain jika Barcelona tidak mau memenuhi permintaan harga yang diberikan United. Padahal, suporter-suporter ini juga yang sempat protes kepada manajemen kalau kegagalan manajer-manajer United sebelum Ten Hag salah satunya disebabkan dengan kegagalan mereka mendapat pemain yang menjadi incaran pelatih. Maju Kena Mundur Kena.

Jika ditarik jauh ke belakang, penurunan standar United pada bursa transfer sebenarnya sudah terjadi sejak Sir Alex Ferguson masih menjabat sebagai manajer. Ada yang berkata kalau semua dimulai pada 2005 atau ketika Glazer membebani klub dengan utang yang membuat United harus menghemat pengeluaran untuk merekrut pemain.

Lainnya akan menunjuk pada musim panas 2009. Ketika itu, United tidak bisa mencari pengganti Cristiano Ronaldo. Uang besar yang didapat dari penjualan CR7 hanya bisa digantikan dengan pemain sekelas Antonio Valencia.

Ada juga yang menyebut pada 2012. Ketika itu, United melewatkan kesempatan mengontrak Eden Hazard dan memilih untuk menggantinya dengan Shinji Kagawa. Ferguson melihat Kagawa akan menjadi pengganti Rooney yang sudah santer diberitakan ingin pergi ke Chelsea.

Menurut The Times, perekrutan Kagawa harus diwujudkan karena Ferguson dan para stafnya sudah siap melepas Rooney. Namun ketika Ferguson pensiun, manajemen klub memilih memperpanjang kontraknya hingga 300 ribu pounds meski penampilannya sudah menurun. Manajemen beralasan kalau kehilangan Ferguson dan Rooney secara bersamaan akan menunjukkan kalau tim ini sudah berada pada fase yang buruk.

Saat itu, United diselamatkan dengan transfer Robin van Persie. Mereka bisa memaksimalkan sosok RVP yang sebelumnya sudah akrab dengan cedera. Sesuatu yang akhirnya terbukti semusim kemudian.

Saat ini, ruwet adalah kata yang tepat untuk menggambarkan aktivitas transfer United. Patut dinanti apakah mereka bisa mendatangkan pemain incarannya mengingat nama-nama yang dirumorkan menjadi penggawa anyar tim adalah pemain yang musim lalu tampil konsisten bersama klubnya masing-masing. Sebut saja Anthony, Jurrien Timber, Pau Torres, hingga Christopher Nkunku.