Banyak yang menilai bahwa pertandingan derby Manchester akhir pekan lalu merupakan pertandingan derby paling membosankan yang pernah ada. Baik United ataupun City, kedua tim tidak tampil selayaknya pada pertandingan derby. Meski menurut para manajer masing-masing tim –Ole Gunnar Solskjaer dan Pep Guardiola–, mereka semua tampil baik di pertandingan tersebut.

Namun jika berbicara soal baik atau tidaknya hasil laga derby, hal itu masih belum dapat menggambarkan keseriusan dan bukti konkrit dalam persaingan gelar Premier League. Terutama bagi Ole Gunnar Solskjaer. Walaupun penilaian ini terus-terusan diulang di tiap pekannya, tapi memang kenyataannya banyak yang perlu ditingkatkan dari permainan manajer asal Norwegia tersebut.

Jika berkaca pada pendapat Roy Keane dan Gary Neville, Solskjaer saat ini masih harus memberikan perubahan gaya permainan di Manchester United. Itu semua diperuntukkan untuk satu tujuan, yaitu memenangkan trofi. Kedua mantan pemain United itu agaknya memang sudah kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan kekurangan Solskjaer.

Roy Keane, misalnya, sangat percaya –terutama setelah tersingkirnya United dari Liga Champions– bahwa Solskjaer masih memiliki poin untuk dibuktikan selama sisa musim ini. Yaitu meraih trofi. Tujuan dari hal itu jelas tidak lain tidak bukan hanya untuk menunjukkan kalau dirinya masih pantas menjadi manajer Setan Merah. Manajer yang dapat membimbing timnya kembali ke puncak sepakbola Inggris dan Eropa.

“Saya pikir dia (Solskjaer) harus mendapatkan trofi. Ada obsesi untuk masuk empat besar, tapi saya pikir Manchester United harus secara otomatis melakukan itu. Saya pikir pada akhir musim, Ole akan tetap memberikan tanda tanya kepada semua orang, ‘apakah dia adalah orang yang bisa membawa Manchester United kembali menantang gelar?’” Pungkas Roy Keane dikutip dari Sky Sports.

“Saya masih berpikir mereka (United) tetap berada di belakang Liverpool, Tottenham dan Chelsea. Tapi, saya sedikit berharap mereka bisa dapatkan beberapa trofi. Hanya saja, sulit jika membayangkan dari persepsi permainan yang mereka terapkan saat ini.”

Hampir sama dengan Roy Keane, bagi Gary Neville, United juga masih memiliki masalah pada gaya permainan dan orientasi trofi yang harus dijawab Solskjaer di sepanjang sisa musim ini. Jadi secara singkatnya, tujuan memenangkan trofi tersebut harus berjalan secara simultan dengan cara bermain di atas lapangan. Itu berarti, United bukan hanya meraih trofi saja, tapi juga harus main bagus.

“Saya pikir Ole harus mulai mendominasi permainan. Dalam 12 bulan terakhir, di mana Manchester United memenangkan pertandingan, ada dua bentuk taktik. Baik itu serangan balik atau menciptakan momen di beberapa minggu terakhir. Tapi itu bukanlah apa yang Anda sebut sebagai penampilan yang mendominasi di lapangan. Mereka hanya bermain (mendominasi) dalam beberapa saat saja,” tutur Gary Neville.

“Dalam enam hingga delapan bulan ke depan, mereka harus mendominasi pertandingan. Terutama mendominasi pertandingan besar. Itu akan menjadi faktor penentu bagi Ole. Mereka harus mulai bermain sebagai tim, dan tampil sebagai tim. Hari ini (di pertandingan derby) mereka tampil ‘cukup OK’. Tapi itu bukan taktik bagi Manchester United untuk memenangkan pertandingan sepakbola dalam jangka panjang atau untuk memenangkan gelar.”

“Dia punya waktu tujuh bulan untuk mewujudkan itu semua. Jika tidak, dia akan mendapat masalah. Musim lalu adalah pencapaian yang sangat besar bagi United, yaitu finis di urutan ketiga. Itu momen yang sangat besar bagi Ole. Tapi sekarang dia harus lebih dekat dengan City dan Liverpool, serta dia harus bisa membuat United mendominasi pertandingan. Sekarang, saya masih belum melihatnya.”

Memang jika dilihat dari faktanya, Ole Gunnar Solskjaer sangat banyak kekurangan. Sulit untuk tidak melihat kekurangan itu. Apalagi dengan ditambah hasil yang inkonsisten dari yang diperoleh Manchester United di tiap pekannya. Namun, ternyata ada faktor-faktor substansial yang juga sebetulnya perlu dilihat dari kekurangan Solskjaer ini.

Gary Neville punya penilaiannya tersendiri terkait hal itu. Dua bulan lalu, tepatnya ketika United dihancurkan oleh Tottenham Hotspur di Old Trafford, ia sebenarnya sempat menggambarkan bahwa United kekurangan banyak aspek. Terutama kekurangan dalam merekrut beberapa pemain penting selama musim panas lalu. Akibatnya, pasukan Setan Merah tidak memiliki “aset” yang memadai, dan yang paling parah, mereka gagal lolos dari Liga Champions.

“Saya masih memikirkan poin ini; ‘sebuah klub akan memungkinkan seorang manajernya memenangi gelar jika mereka mempersenjatai dia dengan para pemain yang tepat’. Dia (Solskjaer) membutuhkan bek tengah lain, dan dia membutuhkan pemain sayap lain. Hari ini, mereka memiliki Paul Pogba di sayap kiri dan Mason Greenwood di sayap kanan. Mereka masih membuat alternatif yang memaksa dan kurang pas kepada para pemainnya,” ungkap Neville.

“Mereka memiliki enam gelandang dan mereka mencoba memasukkan mereka semua di posisi yang sulit. Saya tidak berpikir dalam lima atau enam tahun terakhir mereka (United) tidak memberikan manajernya modal (transfer) untuk bisa memenangkan gelar. Karena itu tugasnya orang-orang elit klub. Tapi ada dua kesalahan yang berkaitan dalam hal mengapa Manchester United masih belum membaik. United tidak bermain bagus, dan (karena) Ole tidak memiliki pemain yang pas.”