Gaya bermain Manchester United di bawah kepemimpinan Louis van Gaal bisa dikatakan sangat bertolak belakang dengan gaya bermain United yang kita kenal selama dua dekade terakhir. Di bawah kepemimpinannya, United tidak lagi menggantungkan pada kemampuan dan bakat masing-masing individu, dan juga tidak lagi menyuguhkan gaya bermain menyerang dari kaki ke kaki.

Skuat The Red Devils layaknya macan ompong yang bermain dengan yang itu-itu saja cenderung monoton dan cenderung tumpul di lini depan. Oleh karena itu, United yang kini dilatih The Special One, Jose Mourinho, masih terkendala dengan pola bermain yang tertanam di era LVG. Terlihat di beberapa pertandingan awal, United seperti kehilangan identitasnya. Perlahan namun pasti, Mou mulai bisa menemukan ritme yang pas dengan skuat yang dimilikinya.

Tak dipungkiri transisi pelatih pun juga mempengaruhi gaya bermain di salah satu tim. Pendekatan yang pas kepada setiap pemain yang masih ada dirasa perlu demi mengembalikan performa dan membuat tim seperti apa yang ada di bayangan sang pelatih.

Sempat terseok-seok di awal kompetisi, kini Mou berhasil mengembalikan United dengan catatan 16 pertandingan tak terkalahkan di semua kompetisi, salah satu rekor terbaik yang diraih sebuah klub di liga elit Eropa selain rekor tak terkalahkan 40 pertandingan milik Real Madrid. Tidak hanya itu, United mampu meraih enam kemenangan dari tujuh laga terakhirnya di Premier League.

Kembali ke cerita Louis van Gaal, meneer Belanda yang memutuskan pensiun setelah 25 tahun karir kepelatihannya itu memang tak banyak memberikan gelar bagi United. namun ada baiknya kita melihat sisi positif yang ia tinggalkan di United yang harusnya bisa dimaksimalkan oleh penerusnya.

Kali ini ada delapan ‘warisan’ Louis Van Gaal yang bisa dimanfaatkan lebih oleh Jose Mourinho dalam membawa United kembali ke jalan yang benar.

1. Mempromosikan The Golden Boy, Marcus Rashford

Golden boy United sekarang, Marcus Rashford, adalah pemain bertalenta yang merasakan tangan dingin pelatih asal Belanda itu. Melihat penampilan Rashford yang cemerlang di skuat reverse United, LVG pun tak ragu mempromosikan pemain yang kala itu baru berusia 18 tahun ke tim utama United. Debutnya untuk skuad utama United pun terjadi ketika Manchester United berjumapa FC Midtjylland di leg kedua Liga Europa. Tak main-main, Rashford pun langsung mencetak dua gol di debutnya. Setelah itu ia pun dimainkan dalam laga big match kontra Arsnal dan sejak saat itu momentum anak muda ini menjadi pemain utama pun semakin terbuka. Ya, tak dipungkiri Marcus Rashford adalah salah satu peninggalan emas yang diwariskan Van Gaal kepada Mourinho.

2. Mendatangkan penyerang muda Prancis, Anthony Martial

Buang-Buang Uang. Begitulah reaksi para Manchunian ketika United memutuskan untuk melakukan pembelian yang memecahkan rekor dunia untuk seorang remaja bernama Anthony Martial dari AS Monaco pada musim panas dua tahun silam.

Di awal debutnya, Martial masih menempati pos aslinya sebagai striker utama dan langsung mencetak gol ketika melawan Liverpool dalam pertandingan pertamanya. Namun, insting pelatih Van Gaal muncul dengan bereksperimen menempatkan Martial di posisi sayap kiri mengingat penyerang muda asal Prancis itu memiliki kecepatan dan keterampilan dribbling bola yang sangat mumpuni.

Dan hal itu pun terus berlanjut di bawah kepemimpinan Mou sekarang. Manager asal Portugal itu pun semakin puas dengan performa Martial akhir-akhir ini. Bukan tidak mungkin Martial akan seperti pemain warisan LVG lainnya seperti Arjen Robben yang menjadi pemain penting Bayern Munchen sekarang ini.

3. Mencetak box-to-box mildfielder baru, Ander Hererra

Ander Hererra didatangkan ke Old Trafford pada musim panas 2014. Pemain tengah asal Spanyol itu diharapkan menjadi playmaker klub yang tidak pernah lagi dimiliki United selama beberapa tahun. Namun, di era kepelatihan Van Gaal, dirinya sulit untuk beradaptasi mengingat gaya bermain yang diterapkan LVG sangat sistemik dan itu bertolak belakang dengan gaya bermain Hererra yang bebas.

Kini, di era Mourinho, Hererra ditempatkan di depan empat pemain belakang (deep-lying/box-to-box) dan memberikan kebebasan kepada Paul Pogba untuk mengacak-acak pertahanan lawan. Namun, peran Hererra itu bukan hasil eksperimen Mourinho. The Spaniard itu sudah memulai perannya sebagai pemain di depan empat pemain bertahan di era Louis Van Gaal.

4. Mewarisi si Tuan Serbaguna, Daley Blind

Banyak yang beranggapan pembelian Blind oleh Louis van Gaal tidak tepat mengingat sebelumnya United sudah mendatangkan Marcos Rojo yang juga diplot sebagai wingback kiri. Lalu, mengapa Van Gaal mendatangkan Blind yang notabene berposisi sama dengan Rojo?

Sebenarnya, posisi Rojo yang mengisi pos wingback di timnas Argentina kala Piala Dunia 2014 adalah eksperimen dari sang pelatih, Allejandro Sabella. Sebelumnya, posisi asli Rojo adalah bek tengah.

Alasan lain Van Gaal mendaratkan Blind adalah pemain ini adalah pemain versatile, bisa dipasang sebagai gelandang serang, bisa dipasang sebagai penyerang, bisa dipasang fullback, bisa pula dipasang centerback. Posisi awal Blind saat di Ajax memang fullback kiri/kanan.

Di era Mourinho kini Blind diduetkan dengan Eric Bailly. Perpaduan keduanya dirasa cocok dan menjadi duet bek terbaik di awal musim ini.

5. Memasang Antonio Valencia sebagai bek kanan

Jika ada satu pemain tim pertama yang paling berharga di era Van Gaal, pemain itu adalah Valencia. Pemain yang didatangkan di era Sir Alex sebagai pemain sayap ini memang dikenal sebagai pemain tangguh yang tak segan untuk bertahan. Tak jarang di era Sir Alex Valencia diplot untuk mengisi posisi bek kanan dan hal tersebut menjadi inspirasi LVG untuk menempatkannya di posisi bek kanan yan hingga kini tak tergantikan.

Keunggulan Valencia adalah pemain ini selalu melihat arah bola dan jarang sekali melewatkannya. Ditambah kemampuan penempatan posisinya yang sangat tepat, memberikan United lebih bagus dalam bertahan dan juga bergairah dalam penyerangan.

6. Mempertahankan bek Argentina, Marcos Rojo

Banyak yang mengkritik bek asal Argentina ini karena menampilkan penampilan buruk selama dua musim pertamanya di United. Meskipun begitu, Van Gaal tetap pada keputusannya untuk mempertahankan mantan pemain Benfica tersebut. Rojo memang sempat dikabarkan akan dilepas United di musim panas di tahun 2015 lalu bersamaan dengan Angel DI Maria yang memutuskan bergabung ke Paris Saint Germain. Keputusan mempertahankan Rojo oleh Van Gaal terbukti tepat dan bisa dirasakan di era kepelatihan Morinho sekarang ini.

Absennya Eric Bailly karena cedera dan keikutsertaannya dalam Piala Afrika, membuat Rojo kembali menjadi pilihan utama Mou untuk berduet dengan Phil Jones yang semakin mengkilap performanya di lini belakang United. Duet ini mengamankan rekor United yang tak terkalahkan di 16 perrtandingan di semua kompetisi musim ini.

Rojo seakan menjawab kritik pedas yang ditujukan padanya dengan bermain apik di bawah kepemimpinan Mou, namun para fans juga harus berterima kasih pada Van Gaal yang sudah mengontrak pemain ini sekaligus mempertahankannya lebih lama di Old Trafford.

7. Memperkenalkan telenta muda, Timothy Fosu-Mensah

Mensah didatangkan Manchester United pada musim 2014/2015 dari klub raksasa Belanda, Ajax Amsterdam . Fosu-Mensah direkrut oleh Van Gaal menysusl penampilannya yang mengesankan di AEGON Future Cup. Ketika itu, pemantau bakat Setah Merah dibuat takjub oleh aksinya. Bek muda Belanda ini semula berposisi gelandang bertahan akan tetapi di MU Van Gaal kerap memainkannya sebagai bek kanan. Van Gaal lantas ditanya posisi mana yang sebenarnya paling pas bagi Mensah. LVG pun menjawab bahwa pemain muda tersebut bisa dimainkan dimana saja berkat versatilitasnya. Lagi-lagi di era kepelatihannya yang cukup singkat, LVG sudah mewariskan pemain pemain muda untuk MU di masa depan. Dan tampaknya hal ini tidak memberatkan Mou sebagai pelatih MU sekarang.