Memuncaknya protes para suporter Manchester United yang terjadi di akhir pekan lalu telah membuat keluarga Glazers tidak punya pilihan lain selain keluar dari klub. Dan ternyata hal ini turut disikapi oleh mantan penasihat keuangan United, yaitu Keith Harris. Menurutnya, ada satu tindakan terpenting untuk menangani kedigdayaan Glazers.

Bagi Harris, para suporter yang ingin pemilik klub kesayangan mereka cepat-cepat keluar, maka mereka harus memprotes jauh di luar stadion. Kemudian, mereka harus menolak untuk menghadiri pertandingan di dalam stadion. Dengan begitu, sejumlah protes yang ditujukan untuk memberikan tekanan kepada keluarga Glazers pada pekan lalu tidak akan sia-sia.

Para suporter Arsenal juga sempat memprotes pemilik klub kesayangannya, yaitu keluarga Kroenke. Insiden itu terjadi pada bulan lalu. Sementara, suporter Manchester United baru memulai protes dengan masif di pekan lalu. Kejadian ini sampai membuat laga vs Liverpool ditunda setelah para suporter tersebut membobol Old Trafford.

Tapi sekali lagi, bagi Keith Harris, ia percaya bahwa cara terbaik untuk memberikan tekanan kepada pemilik klub adalah membuat mereka merasa kerugian. Para suporter harus mulai berhenti membeli tiket dan membuat stadion klub tetap kosong –meski nantinya sudah dibolehkan menonton pasca pembatasan Covid-19.

“Jika para suporter secara agresif ingin mendapatkan perubahan kepemilikan klub, pertama-tama mereka harus mengajukan banding. Terutama atas hilangnya reputasi yang dimiliki klub. Sisanya, adalah melakukan protes di luar lapangan. Tidak perlu sampai masuk lapangan. Dan berilah kesan bahwa sepakbola itu lebih penting,” tutur Keith Harris dikutip dari Sky Sports.

“Saya memohon kepada suporter Manchester United untuk tidak memakai syal kuning dan hijau di atas lapangan Old Trafford lagi. Saya meminta mereka untuk kenakan syal tersebut di luar lapangan. Lakukanlah protes dengan baik sehingga tidak sampai membuat kesan buruk.”

“Jangan tunjukkan kepada pemilik klub bahwa, pada akhirnya, Anda sebenarnya masih ingin menonton di stadion. Seolah-olah Anda lebih tertarik untuk menonton sepakbola selama satu atau dua musim daripada berdiri di luar untuk lakukan protes. Intinya, jika ingin pemilik keluar, jangan membayar tiket untuk masuk ke stadion.”

Selain menentang rencana klub untuk bergabung dengan European Super League, para suporter Manchester United juga memprotes cara Glazers dalam mendanai pembelian klub. Mereka semua sangat protes dengan apa yang telah menjadi skenario Glazers dalam awal pengurusan United pada 2005.

Menyikapi hal ini, Keith Harris –yang merupakan kritikus paling vokal terhadap kepemilikan Glazers– kemudian menjelaskan sebuah masalah utama yang terjadi pada klub besar. Terutama Manchester United saat ini. Ia mengatakan bahwa Glazers tidak memainkan uang mereka sendiri untuk memajukkan klubnya.

“Jika pihak yang sangat kaya memiliki klub sepakbola dan mereka menggunakan uang mereka sendiri, mereka akan mempertaruhkan uang mereka sendiri. Apa yang justru mereka (Glazers) lakukan adalah meminjam uang dalam jumlah besar, dan seperti yang kita semua tahu, hutang harus dibayar kembali,” pungkas Harris.

“Uang yang digunakan Glazers, pertama-tama untuk membeli klub, bukanlah uang mereka sendiri. Itu adalah uang yang mereka pinjam. Mereka kemudian meminjam lebih banyak uang dan uang itu sangat mahal. Karena sebagian besar dari kesuksesan klub adalah dari Sir Alex Ferguson dan tim yang dia bangun, maka seolah mereka (pemilik klub) sangat sukses di lapangan.”

“Tapi seperti yang kita tahu, tidak ada klub sepakbola yang sukses selamanya. Dan ketika terjadi kesalahan, dengan hutang yang mereka miliki, itu sangat berisiko. Itu sangat berbahaya. Mereka memeras setiap sen terakhir dari klub ini. Oke, klub telah menghasilkan uang, tetapi klub bisa melakukan hal yang jauh lebih baik.”

Itulah mengapa, terdapat sebuah pernyataan bersama yang dirilis oleh sejumlah kelompok suporter Manchester United pada bulan lalu. Mereka menuduh Glazers sudah banyak merugikan klub. Maka mereka membuat sebuah pernyataan menohok, bahwa: “pesannya sangat sederhana, Anda (Glazers) sudah tidak diterima di Manchester”.