Foto: ManUtd.com

Manchester United berhasil mengalahkan Manchester City dengan skor 2-0 di Etihad Stadium. Mereka secara mengejutkan mampu melakukan kinerja tim yang baik. Dan lebih mengejutkannya lagi, Dean Henderson adalah kiper utama di pertandingan itu. Ia tampil begitu mengesankan dengan berhasil mencetak clean sheet.

Tidak heran, setelah pertandingan, banyak yang penasaran bagaimana United bisa menemukan “ramuan yang pas” untuk menghadapi City yang sedang superior. Maka dari itu, kami akan sedikit menyajikan tiga poin yang setidaknya bisa menjadi gambaran tentang hal barusan.

Keputusan mengganti pos kiper utama

Seperti yang sudah diketahui, Dean Henderson harus menunggu serangkaian pertandingan dulu untuk bermain di Manchester United musim ini. Namun, sekalinya kesempatan itu tiba, ia langsung memanfaatkannya sebaik mungkin. Termasuk ketika ia dimainkan untuk laga derby Manchester. Kiper asal Inggris tersebut adalah salah satu kiper yang mampu bermain solid dan mengoleksi clean sheet di Etihad.

Henderson melakukan apa yang diminta darinya dengan sangat mudah. Ia membuat pos kiper Setan Merah terlihat aman, dan itulah yang selalu diharapkan dari seorang kiper. Misalnya saja, ia sempat mendorong tembakan Oleksandr Zinchenko di babak pertama, dan menunjukkan penanganan yang baik untuk mempertahankan gawang dari upaya Ilkay Gundogan.

Lulusan akademi klub itu sendiri memang berperan vital dalam gol kedua United saat melawan City. Sebelumnya, Henderson juga pernah berkontribusi pada gol kemenangan pasukan Setan Merah atas West Ham pada bulan Desember lalu dengan distribusi bolanya. Dan hebatnya, ia melakukan hal itu lagi di Etihad.

Alih-alih mengirim bola panjang akan mengundang pemain City melakukan tekanan kembali ke barisan pertahanan, Henderson malah memanfaatkan situasi tersebut. Ia mengirim lemparan akurat ke Luke Shaw, yang beberapa detik kemudian menggiring bola ke depan gawang City, dan lalu memasukkan bola ke gawang mereka.

Meskipun di sisi lain kepercayaan Ole Gunnar Solskjaer pada David de Gea masih belum bisa luntur di musim ini. Namun setidaknya, Henderson bisa menjadi pemain yang tepat untuk pertandingan derby dan (mungkin) pertandingan selanjutnya. Karena sekarang, ia semakin memberikan bukti meyakinkan bahwa ia pantas menjadi kiper nomor satu.

Bruno Fernandes membuktikan peran vitalnya

Bruno Fernandes mungkin tidak pernah berkeinginan untuk menanggapi kritik yang menempannya selama wawancara pra-pertandingan. Atau memilih untuk menyerang balik orang-orang sinis yang menilai ia hanya berdasarkan statistik daripada penampilannya. Karena secara umum, Fernandes telah melakukan tanggapan versinya sendiri di atas lapangan (sebagai bukti).

Banyak yang menilai, ia sedang mengalami penurunan performa dalam beberapa pertandingan bertajuk big match di musim ini. Tapi Fernandes menegaskan dalam wawancara (pasca melawan City) bahwa ia mampu mencetak gol ketika melawan tim-tim yang berada di enam besar. Hanya saja memang, menurutnya, ada beberapa orang yang mengatakan gol penalti yang ia cetak tidak dihitung.

Padahal jika mau fair, penalti pun termasuk gol berharga bagi sebuah tim. Maka satu gol pada dua menit awal pertandingan di Etihad –meskipun lewat titik putih– sudah pasti dihitung. Untuk para suporter United, justru gol itu merupakan awal yang baik untuk mengungguli City di pertandingan derby Manchester.

Berani memainkan skema high line

Ketika Ole Gunnar Solskjaer ditanya tentang lima hasil imbang tanpa gol dalam pertandingan melawan tim enam besar, ia menjawabnya dengan tegas. Ia menjelaskan bahwa United justru lebih agresif dalam pertandingan tersebut di musim ini. Banyak yang terkejut ketika mendengar perkataan Solskjaer itu, dan beberapa di antaranya menganggap hal itu tidak masuk akal.

Namun, perkataan Solskjaer soal United lebih agresif ketika menekan tim-tim besar itu memang merupakan sebuah kenyataan. Ia menerapkan taktik yang bisa menyerang dan bertahan secara cepat. Salah satu yang ia terapkan adalah skema high line. Karena menurutnya, taktik itu bisa menghentikan tim lawan dalam membangun serangan.

Selain itu, taktik barusan juga merupakan salah satu cara untuk menekan lawan dengan baik. Karena ketika United memenangkan bola di atas lapangan, mereka bisa menciptakan posisi yang jauh lebih mengancam. Meskipun di satu sisi, pasukan Setan Merah sendiri masih belum benar-benar memanfaatkannya dengan baik.

Masalahnya adalah, untuk menekan tim lawan secara terus-menerus, United masih membutuhkan pemain bertahan yang bisa nyaman dengan skema high line. Namun mereka masih belum bisa memaksimalkan bek mereka untuk melakukan itu. Paling tidak, ketika United melawan Chelsea dan City, Harry Maguire dan Victor Lindelof bisa sedikit menunjukannya.