Jose Mourinho dikabarkan marah setelah laga melawan Southampton. Di ruang ganti, Hair Dryer Treatment ia keluarkan mengikuti jejak Sir Alex Ferguson. Sasarannya kali ini adalah Paul Pogba. Ia merasa gelandang asal Prancis ini tidak bermain dengan tulus dan kurang menghormati para pendukung Setan Merah yang jauh-jauh datang ke St. Mary Stadium.

“Kamu tidak bermain, kamu tidak menghormati para penggemar dan pemain. Kamu membunuh mentalitas orang-orang jujur yang berada di sekitarmu. Kamu seperti virus, lalu Anda menularkan virus itu kepada yang lain,” kira-kira seperti itulah kata Mourinho.

Cukup menarik memang melihat apa yang dilansir oleh Telegraph tersebut. Yang pertama adalah, apa benar Mourinho berkata seperti itu? Sekencang apa suara Mourinho di ruang ganti, sampai-sampai media pun bisa mengetahui isi pembicaraan mereka. Siapa pula yang membocorkan pembicaraan mereka berdua, sampai-sampai banyak media tahu mengenai hal itu?

Satu hal menarik lainnya adalah isi dari perkataan Mourinho tersebut. Ia melabeli Pogba sebagai virus. Mendengar kata virus, maka dalam benak kita adalah parasit berukuran kecil yang menginfeksi organisme lain. Dengan kata lain, Pogba adalah pengganggu dari 10 pemain lain yang berada di sekelilingnya.

Dalam pertandingan kemarin, Pogba memang bermain buruk. Hal itu diiyakan oleh salah satu legenda United, Phil Neville. Saat melawan Soton, Pogba kehilangan bola 14 kali baik karena dicuri oleh lawan maupun hilang karena kesalahan dia sendiri. Musim ini, Pogba adalah pemain yang paling sering kehilangan penguasaan bola dibanding teman-temannya yaitu 75 kali (38 hilang karena kesalahan sendiri, dan 37 karena direbut oleh lawan).

Kemarahan Mourinho tampak terasa wajar jika melihat statistik tersebut. Pogba adalah pemain penting untuk United di lini depan. Perannya sebagai playmaker diharapkan bisa mempermudah kinerja lini depan melalui umpan-umpan direct yang menjadi ciri khasnya. Namun dalam pertandingan kemarin, hal tersebut tidak terlihat. Serangan United sangat bertumpu kepada Pogba, namun tidak jarang kalau Pogba sendiri yang merusak serangan tersebut. Hal ini yang mungkin membuat Mourinho geram.

Akan tetapi, melabeli Pogba sebagai virus tentu terasa kurang tepat. Pogba memang salah, tetapi pemain lainnya juga layak untuk diberikan treatment yang sama seperti Pogba. Dari 11 pemain yang bermain melawan Soton, hanya Phil Jones, Ander Herrera, dan Marcus Rashford yang bermain cukup baik, jika tidak ingin dibilang sangat baik. Sisanya, layak juga untuk dilabeli sebagai virus.

Dalam beberapa momen, Pogba kerap tidak didukung oleh para pemain lainnya. Dengan kata lain, para pemain United malas cari ruang. Statistik pun membuktikan kalau jarak tempuh United berada di urutan ke-16 dari 20 tim dan sprint per laga mereka berada di urutan ke-18. Dari sini saja terlihat kalau pemain United malas cari ruang.

Dan di saat Pogba mendapat kepungan dari dua sampai tiga pemain lawan, ditambah jalur umpan yang tertutup, maka tidak ada pilihan lain baginya untuk melakukan trik yang tidak perlu. Menyebalkan memang, namun itu dikarenakan karena teman-temannya tidak banyak memberikan dukungan.

Maka dari itu, akan sangat berbahaya jika hal ini terus-terusan dibiarkan. Tengah pekan nanti United akan menjamu Arsenal, tim yang juga mengandalkan pressing untuk mencuri bola dari lawannya. Jika tidak ada perbaikan maka jangan harap tiga poin bisa ada di dalam genggaman.

Seluruh pemain United memang layak dilabeli virus. Tidak hanya Pogba. Mereka hidup dalam inkonsistensi yang seolah tidak bisa dicari cara mengobatinya. Gaji yang dikeluarkan klub nampak tidak sebanding dengan performa mereka di atas lapangan. Bahkan ada yang dibeli mahal tapi mengontrol bola saja tidak bisa.

“United yang sekarang adalah sampah. Semua pemain kecuali De Gea adalah sampah, beberapa dari mereka benar-benar sampah, dan beberapa lainnya adalah sampah. Mereka semua dibayar mahal hanya untuk memperlihatkan permainan sampah. Mereka semua sampah. Kemudian, kami memiliki pemilik yang tidak ingin membeli pemain dan manajer yang suka berbicara sampah,” begitulah kemarahan dari @RedDevilTimes mencerminkan United saat ini.

Pemilik juga layak dilabeli virus. Sejauh tulisan ini dibuat, mereka nampaknya masih menganggap kalau posisi tujuh adalah posisi yang baik-baik saja. Tingkah laku pemilik United juga nampak seperti misteri, sebenarnya keluarga Glazer perhatian atau tidak terhadap kondisi klub saat ini. Atau mereka benar-benar tidak ingin melihat United menjadi juara.

Kalau kenyataannya adalah tidak maka keluarga Glazer nampak tertolong oleh kehadiran Sir Alex Ferguson yang bisa melindungi mereka dengan raihan gelar yang didapat sehingga kebencian terhadap mereka bisa diredam melalui benda berkilau yang biasa disebut piala.

Jangan sampai, United kedepannya seperti Tampa Bay Buccaneers, klub NFL yang kepemilikannya dipegang oleh keluarga Glazer. Sejauh ini, United sama seperti Tampa Bay yaitu terus untung tapi tidak punya prestasi.

Label virus juga layak ditempeli di wajah Mourinho. Jika sebuah kesebelasan tidak bermain dengan baik maka pelatihlah yang patut untuk bertanggung jawab. Mengapa dia tidak bisa membawa klub ini ke arah yang semakin baik setelah dua musim yang sebenarnya berjalan sangat positif untuk klub ini.

Tugas United sekarang adalah bagaimana mencari antivirus yang tepat untuk membuat perjalanan mereka tidak semakin ngehang lagi sepanjang musim ini. Antivirus ini bisa berbagai macam jenisnya. Bisa dengan peremajaan pemain, mengganti kepemilikan, atau mengganti manajer. Akan tetapi perlu untuk mengingat kalau tidak selamanya antivirus itu cocok. Ada kalanya juga kita harus menginstall ulang perangkat (baca: United) tersebut agar kembali bersih seperti sebelumnya.