Jika ada pemain United yang senang dengan kepergian Romelu Lukaku, maka orang tersebut (mungkin) salah satunya adalah Anthony Martial. Kepindahan penyerang asal Belgia ke Inter Milan tersebut membuat nomor sembilan, yang tadinya dipakai Lukaku, cepat-cepat diambil lagi oleh pemain Prancis berusia 23 tahun tersebut.

Martial dan nomor sembilan tampak menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dilepas. Hal ini terlihat dari penurunan torehan gol si pemain ketika nomornya berganti dari sembilan menjadi 11 pada musim keduanya. Sejak saat itu, ia cukup kesulitan untuk membuat minimal 15 gol setiap musimnya.

Satu-satunya penampilan terbaik Martial memang terjadi ketika ia masih memakai nomor sembilan yaitu ketika ia pertama kali datang ke Old Trafford pada musim panas 2015/2016. Ia langsung membuat gol ketika debut melawan Liverpool pada pekan kelima. Sejak saat itu, ia menjadi pilihan utama Louis van Gaal di lini depan sekaligus menggantikan sosok Wayne Rooney yang mulai menurun. “Anthony adalah penyerang yang berbakat, muda, multi fungsi, dan memiliki potensi besar. Kami telah mengawasinya sejak lama dan ia berkembang pesat bersama AS Monaco,” tutur Van Gaal.

Potensi Martial benar-benar keluar sebagai finisher pada saat itu. Akan tetapi, buruknya penampilan Memphis Depay ketika itu membuat LVG sempat beberapa kali memainkannya di sisi sayap. Hal ini ditambah dengan hadirnya Marcus Rashford yang saat itu mengejutkan publik Inggris. Seandainya LVG tidak menggeser posisinya, dan tidak sering istirahat karena cedera hamstring, maka bukan tidak mungkin ia bisa membuat lebih dari 17 gol.

Kedatangan Ibrahimovic semusim berselang langsung mengubah mood seorang Martial. Penyerang asal Swedia tersebut memilih menggunakan nomor sembilan. Hal itu membuat Martial kecewa karena terjadi beberapa hari setelah dia mengumumkan brand pribadinya bertajuk AM9.

Sejak kejadian itu, Martial kemudian mengubah foto sampul Facebook-nya menjadi gambar ketika ia menjadi pahlawan dalam kemenangan melawan Everton dengan nomor sembilan yang diperlihatkan. Angka sembilan juga melekat dalam akun media sosial lainnya seperti Twitter (@AnthonyMartialAM9) dan instagram (Martial_9). Ia terpaksa mendapat nomor punggung 11 yang ditinggalkan Adnan Januzaj. Bahkan muncul isu kalau Martial akan pergi karena pihak klub tidak meminta izin untuk memberikan nomor sembilan kepada Ibra.

Perginya Ibra juga tidak membuat nomor sembilan kosong. Lukaku hadir yang membuat Martial harus bertahan dengan nomor 11. Selain itu, ia harus tetap tinggal sebagai pemain yang memulai laga dari sisi kiri. Bahkan musimnya semakin berantakan ketika Alexis Sanchez masuk pada pertengahan musim. Namun dengan kondisi seperti ini, ia justru bisa membuat gol hingga dua digit angka. Musim berikutnya, catatan gol Martial sedikit lebih baik yaitu 12 gol.

Masuknya Solskjaer saat ini membuat Martial kembali naik status menjadi pemain utama. Aura positif seperti berdatangan kepada mantan pemain Lyon ini. Selain nomor sembilan yang kembali, dan manajer yang mulai “menyayangi” dia, peran Martial juga kembali sebagai striker utama alias pemain nomor sembilan.

Tanda-tanda kembalinya Martial sudah terlihat dari tiga pertandingan yang sudah dijalani sejauh ini. Ia sudah membuat dua gol dan terakhir memberikan satu asis kepada Daniel James. Musim ini, menjadi musim yang tepat bagi dirinya untuk memulai kembali karier sepakbolanya menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Sejak saya kecil, saya sudah bermain dengan nomor punggung sembilan di punggung. Itu adalah nomor favorit saya. Sekarang, saya juga kembali bermain di posisi utama saya. Peran sebagai seorang striker yang memacu saya untuk menunjukkan penampilan terbaik saya.”

“Ketika kamu bermain sebagai seorang striker, maka tugasmu adalah mencetak gol sebanyak mungkin. Peran sebagai striker memang memberikan tekanan ekstra, tapi itu bukan sesuatu yang memusingkan saya. Apa pun target pribadi yang saya punya, sebisa mungkin saya akan simpan sendiri,” tuturnya.

Tidak ada alasan bagi Martial untuk tidak bisa mencetak banyak gol pada musim ini. Alasannya sederhana, karena dia sudah mendapatkan apa yang telah dia inginkan sebagai pemain sepakbola. Peran sebagai striker, kepercayaan dari manajer, hingga nomor punggung idaman. Dengan kedalaman lini depan yang menipis, maka Martial akan mendapat jatah bermain yang lebih banyak dari biasanya. Semoga saja kepercayaan ini bisa ia bayar dengan gol-gol cantik di setiap pertandingan.

Satu tugas yang harus ia bereskan saat ini adalah permainannya yang kerap tidak konsisten.Inkonsistensi memang menjadi musuh bagi Martial. Dalam beberapa musim sebelumnya, ia sempat tidak bisa menjaga penampilan terbaiknya. Selain itu, cedera juga kerap menjadi pengganggu. Musim ini, Martial sudah langsung menderita cedera dan diprediksi absen selama dua sampai tiga pekan.