Tidak bisa dipungkiri bahwa sosok David De Gea telah menjadi pemain yang sangat penting bagi Manchester United. Catatan 78 clean sheets, dan hanya kebobolan 196 kali dari 203 laga Premier League menunjukkan bahwa De Gea merupakan sosok penjaga gawang yang tidak tergantikan dalam tujuh musim terakhir.

Baru-baru ini penjaga gawang berusia 26 tahun tersebut mengungkapkan rasa bahagianya karena mampu bertransformasi dari penjaga gawang yang bertubuh kurus menjadi salah satu dari beberapa penjaga gawang terbaik di dunia. Meski demikian, De Gea mengaku tidak terpengaruh atas pujian tersebut dan lebih memilih untuk fokus bersama United.

“Tentu saja saya merasa sangat bangga ketika orang-orang berpikir hal tersebut (predikat kiper terbaik dunia) tentang anda. Sangat baik mendapatkan pengakuan tersebut tapi saya lebih baik untuk fokus dan bekerja keras untuk melakukan yang terbaik,” tutur De Gea kepada MUTV.

Ia menambahkan, “Ayah saya adalah seorang penjaga gawang. Pesannya bukan soal cara menjadi kiper melainkan prinsip dalam menjalani kehidupan seperti bekerja keras, rendah hati, bertanggung jawab, ingat tempat kita berasal, dan jangan pernah menyerah.”

Ketika ditanya kapan dia mulai terpikir menjadi kiper terbaik dunia, ia menceritakan bahwa ketika pada masa mudanya tidak pernah sekalipun terpikir bisa bermain di klub sebesar United. Ketika itu yang ada di pikirannya hanyalah bermain bersama kawan-kawannya dan tidak terbebani dengan masa depan.

“Ketika anda masih muda, kamu tidak pernah terpikir mengenai masa depan. Anda jelas hanya menginginkan untuk bermain dengan teman-teman. Ketika bertambah tua barulah anda bermimpi akan berada di mana anda nantinya, berada dalam tim terbaik. Jadi seperti mimpi rasanya berada di tim seperti Manchester United.”

Ia menambahkan, “Sulit untuk memikirkan kapan saya berpikir bisa menjadi kiper terbaik dunia ketika masih muda. Mungkin ketika saya berusia 15 atau 16 tahun saya mulai berpikir bahwa saya bisa bermain untuk tingkatan yang lebih tinggi lagi. Pada saat yang sama, saya juga bermain tennis dan bola basket, namun saya sudah jatuh cinta dengan sepakbola.”

Mantan penjaga gawang Atletico Madrid ini memang menunjukkan perkembangan yang luar biasa pesat. Datang dengan banyaknya permasalahan seperti rabun dekat, skandal donat, hingga tubuh yang terlalu kurus, lambat laun ia berkembang menjadi sosok pengganti yang tepat pasca ditinggal Edwin van Der Sar.

“Kalaupun De Gea berumur 30 tahun, kami akan tetap merekrutnya. Kebetulan dia masih berusia 20. Usia tidak menjadi masalah bagi kami karena Sir Alex selalu berinvestasi dengan pemain muda,” tutur mantan pelatih kiper United, Eric Steele enam tahun silam.

Cemerlangnya penampilan De Gea membuat ia beberapa kali digoda untuk pindah dari Manchester, salah satunya adalah ketika ia selangkah lagi nyaris menjadi penjaga gawang Real Madrid.

Momen dimana De Gea diwawancarai oleh MUTV tersebut berdekatan dengan momen dimana dua tahun lalu Manchester United dan Real Madrid gagal menemui kesepakatan soal transfer De Gea. Ketika itu mesin faks United disebut-sebut rusak dan format dokumen yang tidak memenuhi syarat berandil besar dalam transaksi tersebut. Bahkan jurnalis terkenal Guillem Balague mengungkapkan bahwa presentasi De Gea di Santiago Bernabeu sudah dilakukan.

Kegagalan tersebut membuat De Gea akhirnya bertahan di Manchester. Ia bahkan memperpanjang kontraknya ketika itu hingga musim panas 2019. Dalam rentang waktu tersebut, ia berhasil menambah koleksi tropinya dengan satu Piala FA Piala Liga, dan Europa League. Bukan tidak mungkin di musim ini, penjaga gawang bertinggi 192cm ini menambah koleksi gelar Premier League nya menjadi dua.