foto: sbs.au

Anda menggebrak sepakbola Inggris di tahun 2002 dengan cara yang spektakuler. Menerima bola dari rekan setim lalu melewati penjagaan dua pemain Arsenal, kemudian Anda menendang bola dengan akurasi yang sangat memanjakan, sampai-sampai David Seaman saat itu dibuat kesulitan menjangkau bola hasil tendanganmu. Everton menang 2-1 sekaligus memunculkan nama baru yang saat itu diprediksi akan menjadi tulang punggung The Three Lions di masa depan.

Kurang dari setahun setelah momen tersebut, sebuah klub di kota Manchester sedang melakukan revolusinya setelah mereka kehilangan sang ikon nomor tujuh mereka David Beckham. Manager mereka saat itu merevolusi skuat dengan membeli pemain muda yang salah satunya berasal dari Portugal. Revolusi yang dilakukan manager Skotlandia tersebut tidak terlalu mulus berjalan karena mereka kehilangan gelar di akhir musim 2003/2004.

Turnamen Piala Eropa kemudian hadir pada 2004. Yang mengejutkan adalah munculnya namamu di daftar 23 nama pemain nasional Inggris. Inggris dibebankan target juara karena diisi pemain-pemain yang saat itu dalam usia matang macam David Beckham, Paul Scholes, John Terry, serta Michael Owen. Selama babak penyisihan, engkau bisa menghapus beban tersebut dengan baik. Empat gol dibuat hanya dalam tiga penampilan. Inggris lolos ke perempat final dan menghadapi Portugal. Sayangnya, di pertandingan tersebut telapak kaki Anda mengalami cedera ketika berduel dengan Costinha sehingga Anda harus ditarol keluar. Inggris sangat kehilangan dan kalah dalam adu penalti.

Di kota Manchester, klub Manchester merah mengawali musim 2004/2005 dengan buruk. Terjebak di posisi kesembilan dan hanya mengantongi lima poin dari tiga pertandingan membuat manajer mereka saat itu tidak terlalu puas dan berniat membeli satu pemain lagi. Ketika menghadapi Everton di akhir Agustus, sebuah tulisan di karton bertuliskan “Please Buy Rooney” diangkat tinggi-tinggi oleh anak berusia 12 tahun. Klub kemudian secara tidak langsung menuruti permintaan anak itu dengan membelimu dan menjadikan dirimu sebagai remaja termahal.

Dan lagi-lagi beban sebagai remaja termahal berhasil dikikis sedikit demi sedikit. Debutmu berjalan sukses. Dengan baju dirobek sedikit di bagian leher, engkau berhasil mencetak hattrick di Liga Champions menghadapi Fenerbahce. Tulisan “Over the Moon, We’ve Got the Roon” kemudian hadir di Old Trafford sebagai tanda bahwa dirimu akan sangat dicintai di klub tersebut. Rasa cinta kami para pendukung United semakin bertambah ketika dirimu menjadi bintang setan merah saat menggagalkan ambisi meriam London mengukir rekor 50 pertandingan tanpa kalah.

Sayangnya dua musim berada di Manchester engkau belum bisa memberikan gelar juara. Di ajang Internasional engkau bahkan berkonfrontasi dengan rekanmu sendiri. Isu perpecahan muncul. Salah satu dari kalian harus pergi. Sayangnya hal tersebut tidak terjadi. Kalian justru bahu membahu untuk memberikan gelar liga pertama setelah tiga musim berpuasa. Setelah itu tujuh gelar dikumpulkan hingga 2009.

Setelahnya engkau kemudian menjadi tulang punggung kesebelasan setelah ditinggal Ronaldo ke Madrid, dan Tevez yang memilih hijrah ke sisi Manchester yang biru. Namun kau justru mengejutkan kami dengan tak mau bicara dan ingin hijrah ke sisi lain Manchester. Manajer klub yang saat itu sudah semakin tua tidak ada pilihan lain selain menuruti permintaanmu. Syukurlah engkau masih memberikan para penggemarmu gelar liga sekaligus gol salto yang lagi-lagi menyulitkan penjaga gawang nomor satu Inggris.

Manchester Merah mengalami transisi ketika manager kharismatiknya memutuskan pensiun karena usia dan masalah kesehatan pada 2013. Kedatangan manajer baru membuat posisimu di lini depan harus tersingkir sedikit demi sedikit. Kemampuanmu mengolah bola dan akurasi umpan yang cenderung di atas rata-rata membuat manajer setelahnya selalu memainkanmu di lini tengah. Baik itu sebagai pemain “No. 10” atau sebagai salah satu dari dua poros ganda yang dimainkan United.

Akan tetapi, permutasi posisi itu sedikit demi sedikit juga mengikis kemampuanmu di lini depan. Ketajamanmu semakin berkurang. Pertandingan di pekan ke-36 musim lalu saat melawan Norwich menjadi bukti bahwa dirimu tidak menakutkan lagi di depan gawang. Alih-alih menendang bola saat situasi satu lawan satu, kau justru memutar badanmu dan menunggu Juan Mata untuk naik ke depan. Syukurlah saat itu gol terjadi dan tiga poin berhasil diraih.

Performamu justru tidak terlalu konsisten di lini tengah. Dimainkan di belakang striker, engkau lebih banyak turun menjemput bola hingga lini pertahanan. Dimainkan sebagai salah satu dari dua poros ganda pun membuat engkau semakin tidak terlibat ke dalam permainan. Sejauh ini engkau juga kesulitan untuk memacu motivasi pemain lain meski dirimu sudah naik pangkat menjadi kapten tim.

Keberanianmu berduel merebut bola sudah tidak tampak beberapa musim terakhir ini. Ketika engkau melakukan duel, kau selalu kalah. Ketika diberi umpan oleh rekan setim, sentuhan pertamamu selalu membuat bola hilang dari kakimu. Bahkan ketika melawan Arsenal di bulan Oktober setahun yang lalu dirimu hanya menyentuh bola hanya 34 kali. Angka tersebut cukup rendah. Satu-satunya yang belum hilang dari dirimu adalah sikap agresifmu ketika dirugikan oleh wasit.

Dua tahun terakhir ini, para pendukung Setan Merah dibuat terbelah oleh penampilanmu. Ada yang menghujatmu karena permainanmu yang semakin menurun. Namun masih banyak yang membelamu karena bagi mereka kesalahan suatu tim tidaklah karena satu individu saja. Akan tetapi jika menyaksikan kembali pertandingan United saat melawan Watford Minggu kemarin, kami menyarankan kau untuk memikirkan kembali kariermu di United.

Pada pertandingan tersebut, para pundit menyalahkan engkau karena tidak mengawal Capoue dan Zuniga dalam dua gol Watford. Engkau pulang hanya membawa statistik operan 83,33% dengan tanpa tendangan ke gawang, serta mengkreasikan peluang. Bek tengah mereka, Craig Gatchart, saja mampu membuat satu peluang. United kalah 1-3 dan semakin terperosok ke posisi ketujuh klasemen sementara. Tak ayal para fans United meminta kesediaanmu mengalah untuk duduk di bangku cadangan. Akan tetapi permintaan kami belum tentu dituruti oleh seorang Jose Mourinho yang masih percaya akan kemampuanmu.

Wayne Mark Rooney, Anda bukanlah Paolo Maldini atau bahkan Ryan Giggs yang bisa bermain di banyak pertandingan. Sebaiknya Anda mencontoh Del Piero, Francesco Totti, bahkan Iker Casillas dan Raul Gonzales. Keempat nama tersebut adalah para pangeran dari kotanya masing-masing yang hingga akhir kariernya nama mereka tidak terlalu dibutuhkan lagi di dalam tim. Kecuali Totti, ketiganya justru mengakhiri karier di luar klub yang membesarkan namanya.

Masih ada waktu bagimu untuk memperbaiki performamu selama kompetisi baru memasuki bulan September. Kami sebagai pendukung setan merah akan selalu menunggu perabikan yang akan engkau lakukan. Namun jika tidak ada perbaikan yang signifikan, bukan tidak mungkin pintu keluar dari Old Trafford sedikit demi sedikit akan terbuka.

Dari, Penggemar Manchester United

 

(Ajie Rahmansyah)