Foto: Republic of Mancunian

Laga melawan Norwich pekan lalu menjadi momen spesial bagi Marcus Rashford. Pada laga itu, ia mencatatkan penampilan ke-200 bersama Manchester United. Sebuah pencapaian yang cukup membawanya mendapatkan status sebagai legenda klub.

Merunut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata legenda memilik dua arti. Yang pertama, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa sejarah. Kita tentu sudah paham legenda dalam konteks ini. Untuk arti yang kedua, legenda adalah titel yang disematkan kepada tokoh terkenal.

Jika berkaca pada ranah sepakbola, pemain yang bisa disebut sebagai legenda adalah mereka yang memberikan banyak kontribusi bagi kesebelasan yang dibela, baik dari segi prestasi maupun loyalitasnya bersama klub tersebut. Paul Scholes, Ryan Giggs, Gary Neville, Wayne Rooney, hingga yang terbaru Jesse Lingard David de Gea adalah mereka yang sudah layak mendapat status tersebut karena kontribusinya bersama United.

Di usianya yang masih 22 tahun, Rashford rasanya sudah memenuhi dua syarat yang disebutkan di atas. Meski titelnya belum banyak dan sementereng seniornya, namun kontribusinya bersama United memberikan pengaruh yang sangat besar kepada ia dan juga klub secara keseluruhan. Beberapa sejarah juga sudah dibuat Rashford yang membuatnya tampak layak diangkat sebagai legenda baru klub.

Ahli sejarah Belanda bernama Reijer Hooykaas menyebut kalau legenda adalah sebuah cerita yang berkaitan dengan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang sifatnya ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian. Dikaitkan dengan perjalanan karier Rashford, maka banyak keajaiban yang pernah dilakukan pemain ini sejak dia muncul pada 2016 lalu.

Dua gol pada debut bersama United, dua gol dalam debut Premier League, satu gol pada debut Piala FA, satu gol pada debut di Manchester derby, dan satu gol pada debut tim nasional, merupakan beberapa keajaiban yang dilakukan Rashford. Suporter United jelas tidak menyangka kalau pemain asli Manchester ini memberikan momen yang tidak bisa dilupakan. Munculnya pemain seperti Rashford bak oase di tengah padang pasir untuk mengikis rasa haus penggemar untuk melihat striker tajam yang berasal dari tim akademi.

Definisi legenda lainnya datang dari Moeis. Menurutnya, legenda adalah sesuatu yang sifatnya migratoris. Migratoris adalah dapat berpindah-pindah, sehingga dapat dikenal luas di daerah yang berlainan. Definisi dari Moeis ini sudah bisa menjadikan Rashford sebagai seorang legenda.

Pada awalnya, Rashford disebut sebagai pemain yang berposisi sebagai penyerang tengah alias nomor sembilan. Pemain yang area permainannya lebih banyak di sekitar kotak penalti lawan. Pemain yang perannya di atas lapangan sedikit konservatif alias hanya dituntut untuk melakukan satu tugas wajib saja yaitu mencetak gol.

Namun, setelah menjalani beberapa kali sesi latihan dan melihat di pertandingan yang sudah dimainkan, Rashford ternyata bisa bermain sebagai seorang winger. Yang menarik, ia punya kemampuan menjalani peran sebagai inverted winger. Pemain sayap yang ditempatkan di tempat yang berlawanan dengan kaki yang dimilikinya.

Meski bisa menjadi striker nomor sembilan, namun Rashford punya potensi bermain di posisi tersebut. Dan setelah menjalani musim demi musim, dengan polemik dan pertentangan soal posisi mana yang lebih tepat untuknya, Rashford membuktikan kalau ia bisa menjalani kedua posisi itu dengan sama baiknya.

“Untuk waktu yang lama kami sebenarnya ingin Marcus bermain sebagai striker nomor 9, tetapi saya tidak yakin dia bisa bahagia di sana. Dia tidak sekuat Harry Kane, tapi ia berkembang di United sebagai seorang winger dan permainan terbaiknya justru datang dari sisi kiri. Saya tidak punya masalah di mana dia harus main karena kami harus menyadari bahwa sisi kiri adalah tempat kami mendapatkan bentuk terbaik dari dirinya,” kata Gareth Southgate.

Bermain sebagai winger, Rashford dibekali kecepatan dan skill individu yang mumpuni. Kemampuan inverted yang dimiliki membuat ia bisa mencari ruang sendiri untuk melepaskan tendangan. Power yang kuat serta kecepatan bola menjadi ciri khasnya ketika melepaskan sepakan jarak jauh. Ia juga punya kepercayaan diri untuk mengambil tendangan bebas. Meski masih sering gagal, namun ada beberapa gol yang juga bisa dicetak. Lagipula, CR7 dan David Beckham saja tidak selalu berhasil mengonversi sepakan bebasnya menjadi gol selama bermain untuk United.

Berkaca dari data yang dimiliki Transfermarkt, 35 gol dan 14 asis Rashford datang dari posisi sebagai penyerang tengah. Jika dimainkan sebagai winger, dia membuat 26 gol dan 14 asis. Sisa tiga gol dan dua asis datang dari posisi yang lain. Data ini sudah menunjukkan di manapun Rashford bermain dia selalu menampilkan permainan yang terbaik.

Rashford menjadi pemain termuda keempat yang bisa mendapatkan 200 penampilan bersama tim utama United. Sebelumnya, pihak klub menyebutnya berada di urutan ketiga. Namun setelah diselidiki, Rashford berada di peringkat empat setelah Norman Whiteshide, George Best, dan Ryan Giggs.

“Saya ingat ketika saya pertama kali masuk ke tim, Anda bahkan tidak memikirkan kapan pertandingan ke-200 akan terjadi. Catatan ini hanya sebagai pencapaian saja dan penghargaan dari klub untuk memberi seorang pemain kesempatan bermain sebanyak itu. Semoga saja saya bisa terus melakukan yang terbaik dan terus membantu tim,” kata Rashford.

Setelah 200 penampilan, para penggemar United jelas menginginkan satu hal lain dari Rashford yaitu mencetak 100 gol. Sejak Sir Alex Ferguson pensiun, tidak ada lagi pemain depan yang bisa mencatatkan sejarah ini. Ia butuh 36 gol lagi untuk mendapatkan pencapaian tersebut. Angka tersebut bukan mustahil bisa didapat musim ini. Jika ia terhindar dari cedera, konsisten mencetak gol, dan membuat beberapa kali brace, dan mendapat dukungan dari pemain-pemain lain di atas lapangan, maka jumlah golnya mungkin akan bertambah. Jika tidak bisa dilakukan musim ini, maka musim depan kita bisa melihat Rashford membuat sejarah tersebut.

“Semoga dia belum berhenti mencetak gol. Dia punya beberapa laga lagi untuk bisa mencetak gol hingga akhir musim,” kata Harry Maguire.

Perjudian yang dilakukan United pada laga melawan Mitjylland tidak sia-sia. Pada usia 22 tahun, Rashford mulai terlihat sebagai pemain kelas dunia. Produktif dan namanya begitu dielu-elukan oleh para penggemarnya. Ia adalah salah satu pemain terbaik di generasinya. Kilau cahaya Rashford adalah sinar terang bagi Manchester United di tengah kesuraman yang masih belum bisa lepas dari klub ini.