Foto: Extra.ie

Louis van Gaal menjadi sangat “tidak ramah” dengan Manchester United setelah ia dipecat pada 2016 lalu. Ia pernah mengkritik suasana di United, sifat Ed Woodward, dan yang paling terbaru, ia bahkan mengatakan bahwa Ole Gunnar Solskjaer tidak cocok melatih United. Menurutnya, Solskjaer tidak sesuai dengan karakter Setan Merah.

Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri memang; cara pemecatan Louis van Gaal sangatlah buruk. Dengan berita bahwa Jose Mourinho akan mengambil alih kursi pelatih asal Belanda itu –yang bocor dalam waktu satu jam setelah kemenangan final Piala FA pada 2016–, Van Gaal merasa seolah tidak dihargai oleh para petinggi klub.

Siapa yang tidak emosi dengan perlakuan yang seperti itu? Sebagian besar suporter United telah setuju bahwa saatnya telah tiba bagi Van Gaal untuk meninggalkan United pada akhir musim 2015/2016. Akan tetapi, selama proses kepergiannya, ia tidak diberi martabat yang pantas sama sekali. Mantan pelatih Barcelona itu sendiri pernah mengungkapkan kekesalannya (terkait pemecatannya) pada 2017.

“United menempatkan kepala saya dalam jerat, dan saya secara terbuka ditempatkan di tiang gantungan. Tekanannya sangat besar dengan kepala saya di tali, dan mereka langsung berada di belakang punggung saya. Saya pikir itu semua diatur seperti sebuah film dan itu dilakukan dengan sangat jeli di belakang saya sejak Januari 2016,” ujar Van Gaal pada 2017.

Sejak pergi dari Old Trafford, Van Gaal mulai geram dengan semua hal yang terkait dengan United. Ia telah mengkritik mantan klubnya itu lebih dari satu kesempatan. Delapan belas bulan setelah ia digantikan oleh Mourinho, Van Gaal bahkan mengatakan jika ia lebih suka menonton City daripada United. Ia juga mengklaim bahwa gaya United di bawah Mourinho lebih membosankan daripada saat di bawah asuhannya.

Pada tahun 2018, Van Gaal pernah mencap perilaku Ed Woodward sebagai penyebab kesalahan dalam pemecatannya. Dan tahun lalu, pria yang berusia 68 tahun itu mulai mempertanyakan keputusan Woodward untuk menjadikan Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer permanen United.

“Manchester United adalah salah satu klub terbesar di dunia yang membutuhkan manajer dengan pengalaman. Bukan manajer yang telah melatih di satu atau dua tim dan pada level yang lebih rendah,” tutur Van Gaal kepada The Guardian.

Bagaimanapun, Louis van Gaal belum cukup terang-terangan berbicara tentang kekesalannya pada Manchester United. Karena selama ini yang selalu ia kritik adalah orang-orang di dalamnya. Sehingga seolah-olah ia dianggap kurang suka dengan apa yang dikritiknya saja. Tapi tetap saja, menyebut Solskjaer bukan “kandidat yang baik” dan “tidak sesuai” untuk United adalah sebuah anggapan yang kurang tepat.

Pada kenyataannya justru sebaliknya. Semua orang tahu, Solskjaer memang tidak sempurna. Ia mengalami naik turun sepanjang satu setengah musim terakhir ini. Namun manajer asal Norwegia itu sedang berusahan membangun visi jangka panjang. Dan hal ini jauh dari anggapan “bukan kandidat yang baik” atau “tidak sesuai” seperti yang disampaikan Van Gaal.

Banyak hal yang buruk yang ditunjukkan Solskjaer sejauh ini. Tapi, sekali lagi, selelah beberapa momen tertentu, manajer berusia 47 tahun itu memiliki efek positif pada suasana hati di klub musim ini. Ia memiliki sesuatu yang mampu membuat pemain dan orang-orang di sekitarnya bisa bekerja dengan nyaman.

Solskjaer juga dipuja oleh sebagian suporter United, dan itu berarti ada hal-hal yang berharga yang dimilikinya. Selain itu, ia juga telah memilih orang-orang penting untuk mendukungnya. Ia mempertahankan Michael Carrick, membawa pulang Mike Phelan, dan menempatkan Nicky Butt ke bagian pengembangan tim.

Sekali lagi, memang ada pasang surut, inkonsistensi dan kegagalan sejak pengangkatan Solskjaer sebagai manajer permanen. Akan tetapi ia telah mengembalikan faktor perasaan senang kepada klub dan suporternya. Bahkan sebelum musim ini dihentikan akibat wabah virus corona, ada tanda-tanda bahwa kerja kerasnya mulai menemukan hasil positif.

Dikutip dari whoscored, tercatat jika United tak terkalahkan dalam 11 pertandingan selama periode akhir Januari hingga pertengahan Maret tahun ini (delapan kemenangan dan tiga imbang). Selain itu, lima pemain baru United yang didatangkan oleh Solskjaer semuanya telah meningkatkan performa tim. Dan hal ini kemungkinan akan semakin meningkat jika Marcus Rashford sudah sembuh dari cedera.

Dengan begitu, apakah masih relevan jika menyebut Solskjaer merupakan “kandidat yang kurang baik” dan  “tidak sesuai” untuk Manchester United? Louis van Gaal tampaknya harus lebih objektif lagi dalam menilai persoalan ini. Mungkin bisa jadi, kritiknya ini berdasarkan dari pencapaian baik yang pernah ia dapatkan seperti memenangkan banyak pertandingan besar selama melatih United. Tapi perlu diketahui, Solskjaer pun berhasil melakukan itu.

Dalam pertandingan melawan tim-tim dari enam besar sejak musim lalu, secara total Solskjaer memiliki catatan 19 pertandingan yang dimainkannya. Dan ia berhasil meraih 10 kemenangan, empat imbang dan lima kekalahan. Catatan ini merupakan bukti bahwa Solskjaer memiliki dampak positif di United dalam banyak hal.

Bisa dibilang apa yang dilakukan mantan manajer Cardiff itu memang seperti mereset “budaya bermain” Manchester United. Namun secara keseluruhan, sebetulnya ia sedang membangun kembali skuat Setan Merah dengan cara yang tidak bisa dilakukan Van Gaal dan Mourinho. Jadi rasanya tidak salah untuk menyimpulkan; justru manajer berpengalaman bukanlah sesuatu yang paling dibutuhkan United.