Foto: Sportsjoe.ie

Ole Gunnar Solskjaer mengibarkan bendera putih untuk mengejar trofi Premier League. Jarak yang sudah terlalu jauh membuatnya memilih mengalihkan fokus ke ajang lain. Meski ia menyebut kalau United akan tetap berusaha tampil baik di liga, ada indiasi kalau United juga tidak akan mati-matian untuk mengejar pos di empat besar.

***

Sejak Sir Alex Ferguson pensiun, target dari Manchester United pun perlahan mulai tergeser. Setelah memilih fokus mengembangkan aspek komersil, mereka kini hanya menjadi sekadar penggembira untuk ajang yang sudah 13 kali mereka menangkan tersebut. Jika dulu mereka menjadikan trofi liga sebagai target utama, kini bisa masuk empat besar pun dirasa sudah cukup.

Namun musim ini, empat besar pun dirasa terlalu berat untuk diraih Marcus Rashford dan kawan-kawan. Jadilah Solskjaer berucap kalau kompetisi piala akan menjadi target satu-satunya yang bisa diraih United musim ini. Entah sebuah langkah tepat atau tidak, namun menyerah pada bulan November hanya untuk persaingan empat besar juga terasa sangat aneh untuk klub sebesar United.

“Saya harap kami bisa menjadi juara pada ajang piala. Saya tidak mau berhenti meraih trofi. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, kalau trofi Premier League jauh dari jangkauan kami karena kami tertinggal jauh dari tim-tim top. Ada trofi lain yang bisa diraih, namun kami juga harus meningkatkan performa kami di liga,” tuturnya setelah mereka menang melawan FK Partizan.

Solskjaer memang tidak secara terang-terangan menyebut kalau mereka menyerah untuk mengejar pos empat besar. Ia hanya berucap kalau trofi Premier League sangat sulit untuk diraih. Namun alih-alih menyebut “Liverpool” atau bahkan “Manchester City”, Solskjaer justru menggunakan kata “top teams” untuk mempertegas kalau timnya sudah jauh tertinggal.

Premier League mengenal beberapa istilah untuk menglasifikasikan tim-tim tertentu. Salah satunya adalah big four yang sekarang berkembang menjadi top six seiring masuknya Manchester City dan Tottenham Hotspur sebagai ancaman baru beberapa musim terakhir, sedangkan kata top teams biasanya mengarah kepada kesebelasan yang punya peluang untuk finis pada empat posisi teratas ketika akhir musim nanti.

Saat ini, kesebelasan yang punya peluang finis pada empat besar adalah Liverpool, Leicester City, Chelsea, dan Manchester City. Liverpool nampaknya sudah tidak bisa dibendung untuk bertahan di papan atas. Begitu juga dengan Manchester City yang kecil peluang mereka untuk keluar dari persaingan empat besar.

Tersisa Chelsea dan Leicester City. Dua kesebelasan ini memang sedang naik daun bersama pelatihnya masing-masing. Namun mengharapkan dua tim ini tersandung nampaknya jauh lebih realistis ketimbang mengharapkan salah satu diantara Liverpool atau Man City yang skuadnya cukup dalam. Hal ini yang bisa dimanfaatkan betul oleh Setan Merah untuk mengejar posisi empat besar dari tangan mereka.

Dengan 16 poin, United kini terpaut sembilan angka dari City dan sepuluh dari duo Leicester serta Chelsea. Selisihnya memang terbilang cukup jauh, namun mengingat masih ada 26 pertandingan lagi yang harus diselesaikan, maka peluang United juga sebenarnya masih sangat terbuka untuk mengejar empat besar.

Lagipula, tren kemenangan United sedang bagus-bagusnya sejauh ini. Dari enam pertandingan terakhir, lima diantaranya berhasil mereka lalui dengan kemenangan. Hasil terbaru melawan Brighton and Hove Albion membuat posisi mereka kembali merangkak naik ke urutan tujuh klasemen sementara. Bukan jarak yang sulit sebenarnya untuk terus menyasar papan atas.

Bagi sebuah kesebelasan, terutama tim besar, hasil pada kompetisi liga akan menjadi parameter utama apakah kesebelasan tersebut punya kelayakan untuk menjadi juara pada kompetisi tersebut kedepannya. Louis van Gaal dan Jose Mourinho menjadi korban ketika gelar piala domestik dan Eropa tidak berpengaruh karena posisi mereka di liga yang berantakan.

Betapa luar biasanya Liverpool saat ini juga dikarenakan performa mereka di liga yang terus meningkat setiap waktunya. Melepas piala domestik demi memperbaiki posisi di Premier League membuat mereka semakin kuat hingga akhirnya berhasil meraih trofi Liga Champions musim lalu dan kini mulai menjadi penantang serius di Premier League.

***

Ada pepatah mengatakan kalau ‘Hidup Adalah Pilihan.’ Bagaimana masa depan kita, itu semua tergantung dari pilihan-pilihan yang sudah diputuskan pada hari ini. Solskjaer sudah memutuskan meski tetap akan berusaha memperbaiki performa di liga, namun kompetisi piala dirasa jauh lebih penting. Lagipula, penggemar United sudah haus akan trofi. Apa pun piala yang diraih, tidak akan dipermasalahkan mengingat piala adalah penghargaan dari sebuah perjuangan.

Tren United juga sedang bagus pada ajang non Premier League. Bahkan penampilan mereka jauh lebih baik ketimbang saat mereka berjibaku di liga. Mereka sudah memastikan diri melaju ke babak 32 besar Europa League dan sekarang tinggal menyambut babak perempat final melawan Colchester pada ajang Piala Liga. Belum lagi Piala FA yang akan datang pada Januari nanti.

Meraih tiga piala seperti musim pertama Jose Mourinho akan menjadi cerita menarik bagi Solskjaer pada musim penuh pertamanya sebagai manajer permanen United. Piala bisa menjadi objek yang dibanggakan, sedangkan tiket ke Liga Champions akan menjadi bonus yang luar biasa.

Namun mereka juga tidak boleh lupa tanggung jawab untuk memperbaiki posisi di liga. Patut diingat, kalau United hanya menang satu kali dalam sebulan sejak Premier League dimulai pada Agustus lalu. Jangan sampai fokus mereka pada ajang piala membuat penampilan di liga menjadi berantakan.

Kalaupun tidak bisa masuk empat besar, enam besar juga masih menjadi pencapaian yang bagus bagi Solskjaer musim ini. Setidaknya diiringi dengan raihan trofi-trofi non Premier League. Akan menjadi masalah besar bagi Solskjaer dan Manchester United jika mereka mengakhiri musim ini tanpa gelar dan finis di luar posisi enam besar.