Chris Smalling, harus kembali meski sudah nyaman di Roma (Foto: Telegraph)

Dalam dunia percintaan, ada kalanya sebuah hubungan harus berakhir ketika sedang sayang-sayangnya. Tidak ada angin tidak ada hujan, kisah cinta yang sudah terjalin erat tersebut harus berakhir. Putus pas lagi sayang-sayangnya tidak akan pernah mengenakkan. Tidak enak untuk diterima dan tidak enak untuk dijalani.

Dalam sepakbola, hal-hal seperti ini tidak jarang terjadi. Pemain yang sedang senang-senangnya berada di sebuah kesebelasan, mau tidak mau harus pergi karena suatu alasan. Ada yang terpaksa pindah karena timnya krisis keuangan. Ada pula yang sudah kadung nyaman di sebuah kesebelasan, tapi harus kembali karena statusnya hanya pemain pinjaman. Chris Smalling sedang berada pada fase itu.

Mantan pemain Fulham ini harus kembali ke Manchester United ketika ia sedang sayang-sayangnya kepada AS Roma. Layaknya hubungan dalam percintaan, Smalling merasakan sakit yang luar biasa mendalam ketika perjuangannya di sana harus berakhir lebih cepat.

“Saya kecewa karena saya tidak bisa menyelesaikan apa yang sudah kita mulai musim ini. Pengalaman serta rasa cinta yang saya dapat dalam waktu singkat adalah sesuatu yang spesial dan tidak akan bisa saya lupakan. Saya ingin berterima kasih dan berharap yang terbaik ketika Roma akan bermain melawan Sevilla. DAJE ROMA,” begitu ungkapan Smalling dalam Instagram miliknya.

Kekecewaan Smalling memang bisa dimaklumi. Seperti yang ia ungkapkan dalam pesan terakhirnya, ia mendapatkan cinta. Sesuatu yang mungkin tidak ia dapatkan meski sudah sembilan musim bermain untuk Setan Merah. Saat pendukung United banyak yang mencibir karena dianggap suka blunder dan tidak mencerminkan kualitas seorang bek tengah untuk tim sekelas United, Smalling justru menjelma menjadi salah satu pemain terbaik AS Roma pada musim ini.

Penampilannya cukup konsisten. Smalling berada dalam jajaran 10 besar bek dengan sapuan terbanyak pada musim ini di Serie A versi WhoScored. Ia bahkan berada pada urutan kelima pemain yang paling banyak melakukan blok dalam situasi lawan sedang menembak. Ada sembilan clean sheets ia berikan kepada Roma musim ini di semua ajang. Jangan lupakan juga tiga gol dan momen saat ia menjadi kapten pada pertandingan Europa League melawan Istanbul Basaksehir.

Penampilan apiknya tersebut membuahkan hasil berupa namanya masuk ke dalam squad of the season Serie A versi WhoScored, Smalling menjadi bek tengah dengan nilai tertinggi bersanding dengan Francesco Acerbi dari Lazio.

Ini yang membuat Roma merasa galau ditinggal Smalling. Begitu juga dengan Smalling yang tidak bisa bertahan lebih lama di ibu kota Italia. Tidak sedikit penggemar Roma yang kecewa kepada United dan mengungkapkan kekesalan dengan mengeluarkan umpatan kepada Setan Merah.

Semua karena tidak munculnya kesepakatan dari kedua belah pihak. Roma ingin memperpanjang masa pinjaman Smalling sebelum namanya didaftarkan jelang laga Europa League melawan Sevilla. Namun selanjutnya, Roma harus membeli Smalling secara permanen.

Disinilah letak permasalahannya. Kabarnya, United hanya mau melepas Smalling dengan nilai 17 juta Euro. Namun, Roma merasa harga tersebut terlalu tinggi. Harga yang dipatok United sebenarnya sudah jauh lebih murah. Sebelumnya, Smalling dipatok harga 25 juta Euro. Namun, Roma bersikeras hanya ingin membeli Smalling dengan nilai 12 juta Euro.

Sebenarnya, United sudah untung jika mau menerima tawaran juara Italia 2001 tersebut. Pasalnya, Ferguson sendiri membeli Smalling hanya 7 juta Euro. United sudah untung lima juta. Entah Smalling pantas dihargai mahal karena kemampuannya atau memang United yang tidak mau melepas Smalling, yang jelas United hanya mau 17 juta atau tidak sama sekali. Sebelumnya, Roma sudah mengeluarkan 2,4 juta Euro untuk meminjam Smalling musim panas lalu.

Kesepakatan yang gagal ini memaksa si pemain harus kembali ke Manchester dan hanya bisa menunggu hingga musim baru bergulir. Namanya tidak ada dalam daftar skuad United karena Smalling tidak memenuhi syarat untuk bisa didaftarkan mengingat ia sudah bermain bersama Roma pada fase gugur.

Nasib pemain berusia 30 tahun ini di Manchester memang penuh ketidakpastian. Ia belum pasti mendapat tempat di tim inti karena kehadiran Harry Maguire. Dibelinya Maguire dengan harga mahal memang ditujukan untuk menggantikan Smalling yang lemah dalam melakukan build up meski kemampuan bertahannya tidak bisa dianggap remeh ekaligus menjadi pasangan Lindelof yang masih terlihat inkonsisten.

“Smalling sudah menunjukkan kerja bagus di Roma dan membuktikan betapa bagusnya dia sebagai bek tengah. Musim ini, saya ingin memberi Maguire, Lindelof, Tuanzebe kesempatan. Inilah yang membuat dia berpikir kalau Roma adalah tempat yang baik untuk bermain,” kata Ole.

“Sekarang dia akan kembali. Chris telah memperlihatkan pada musim ini bahwa dia sangat berharga. Saya sudah berbicara dengan Chris dan saya senang dengan musim yang ia jalani di sana,” ujar Ole menambahkan.

Jika berkaca dari ucapan Ole Gunnar Solskjaer tersebut, maka ada peluang bagi kita untuk melihat kembali sosok Smalling mengawal lini belakang United. Hal ini tidak lepas dari krisis yang dialami lini belakang United pada musim 2019/2020 di pos bek tengah. Para pemain pelapis seperti Eric Bailly belum menemukan permainan terbaiknya setelah cedera. Axel Tuanzebe cedera panjang, Fosu-Mensah baru sembuh, dan duet Phil Jones serta Marcos Rojo yang tampaknya tidak punya harapan lagi berdiri di depan David de Gea. Inilah yang memaksa Ole terus memainkan Maguire dan Lindelof. Beruntung, keduanya dibekali dengan ketahanan fisik yang mumpuni.

Ole sendiri mengaku sudah puas dengan kinerja lini belakang mereka. Dengan kondisi seperti ini saja, United masih bisa mencatatkan rekor kebobolan terbaik ketiga di bawah City dan Liverpool. Siapa tahu dengan kehadiran Smalling lini belakang United justru menjadi lebih solid pada musim depan. Namun untuk saat ini, Smalling hanya bisa menyaksikan kiprah timnya hanya dari tribun penonton.

Saat diwawancarai oleh Telegraph pada November 2019 lalu, Smalling berujar ingin bertahan di United dan menjadikan Roma sebagai sarana untuk belajar meningkatkan permainannya.