Di tengah-tengah persaingan antara Sheikh Jassim vs Sir Jim Ratcliffe, muncul satu nama yang disebut-sebut siap nimbrung untuk melakukan penawaran demi bisa mendapatkan Manchester United. Dia adalah Thomas Zilliacus. Siapa sebenarnya pria ini?

Perebutan tahta sebagai pemilik anyar Manchester United tampak belum menemui titik terang. Hingga saat ini, baik Sheikh Jassim dan Sir Jim Ratcliffe masih dalam tahap perang harga untuk memperebutkan status tersebut. Kabar ketertarikan dua nama ini diselingi dengan cerita kalau keluarga Glazer bisa saja tidak jadi menjual Setan Merah.

Di tengah persaingan dua nama tersebut, muncul nama baru yang tiba-tiba masuk melakukan penawaran. Dia adalah Thomas Zilliacus. Seorang pengusaha asal Finlandia yang tiba-tiba masuk dan memberikan proposal setelah periode penawaran kepada United diperpanjang. Lantas, siapa sebenarnya Thomas Zilliacus ini?

HJK, Geyland, dan Jokerit

Thomas lahir pada 15 Maret 1954 dan berasal dari Finlandia. Meski begitu, ia sekarang bermukim di Singapura. Thomas memulai kariernya dalam bisnis untuk raksasa seluler Nokia sebagai kepala global komunikasi korporat pada 1980 dan hijrah ke Singapura pada 1986 untuk memimpin pasar Asia. Sebelumnya, Thomas bermain dalam industri pembuatan produk karet sebelum pindah ke pengembangan teknologi.

Dia meninggalkan Nokia pada 1993 dan mendirikan perusahaan investasinya sendiri yaitu Mobile Future Works dan menjadi ketua dalam perusahaan yang bergerak di sektor media, real estate, dan e-commerce dengan 150 bisnis yang total nilainya mencapai 3 miliar dolar.

Pengalaman olahraga Thomas dimulai saat ia menjadi chairman di HJK pada 1982 sampai 1986. Lalu ia menjalankan Geylang International pada 1989 hingga 1995. Ia juga memiliki tim hoki es Jokerit yang prestasinya cukup sukses sebelum dilepas ke investor Rusia pada 2012. Thomas bahkan pernah menghabiskan satu musim untuk bermain di akademi Fluminense. Ia bahkan rela cuti dari kuliahnya untuk bisa bermain di klub Brasil tersebut.

Meski namanya tidak seeksis Jim dan Jassim, namun Thomas datang dengan penawarannya yang terbilang unik. Ia mengajak para suporter untuk bisa terlibat memiliki klub. Nantinya, para suporter akan memiliki suara yang setara dalam semua masalah yang berhubungan dengan sepakbola. Mirip-mirip dengan apa yang dilakukan di sepakbola Jerman.

“Setiap klub olahraga pada akhirnya harus menjadi milik para penggemarnya. Perkembangan saat ini, klub banyak dimiliki oleh para Syekh dan oligarki miliarder yang tentu saja itu bukan tren yang sehar karena mereka menjalankannya seperti taman bermain pribadi,” kata Thomas dalam pernyataannya.

“Jika setiap penggemar memberi kontribusi sekitar tiga dolar, maka setiap penggemar akan memiliki akses aplikasi ayng bisa digunakan untuk berpartisipasi dna memberi suaranya saat memutuskan masalah sepakbola yang berkaitan dengan klub. Tidak akan ada keputusan yang akan diambil yang nantinya tidak didukung oleh mayoritas basis penggemar.”

“Jika kami berhasil dalam penawaran kami, kami akan memastikan bahwa Manchester united akan beroperasi dalam atas dasar rasa hormat, kesetaraan, martabat, keragaman, keharmonisan ras dan demokrasi dengan basis penggemar di seluruh dunianya akan terlibat dalam semua keputusan,” katanya menambahkan.