Hanya ada sedikit pemain saja yang loyal dengan satu klub sepanjang kariernya. Salah satunya adalah Paul Scholes. Seperti halnya Francesco Totti di AS Roma, dan Paolo Maldini di AC Milan, Scholes adalah one-club man bersama Ryan Giggs di Manchester United. Ia menghabiskan seluruh kariernya di Theater of Dream dan tidak pernah berpikir untuk pindah ke klub lain.

Scholes sudah banyak menorehkan catatan menarik tentang perjalanan kariernya bersama Manchester United. Dari total 499 penampilan dan 107 gol di Liga Primer sejak membela tim senior MU pada 1993, di sepanjang kariernya Paul Scholes juga sudah mengantongi 89 kartu kuning dan empat kartu merah. Hanya saja mantan penggawa timnas Inggris ini baru mengukir debutnya bersama MU di musim 1994/1995.

Sempat menyatakan pensiun di akhir musim 2011/2012, pemain dengan tinggi 168 cm ini kembali dipanggil untuk memperkuat MU yang saat itu para penggawa lini tengahnya seperti Darren Fletcher dan Michael Carrick mengalami cedera pada tahun 2012. Scholes mengawali ‘debutnya’ kembali setelah 6 bulan pensiun itu dengan kemenangan 3-2 atas Manchester City pada gelaran babak tiga piala FA.

Kemampuannya dalam menguasai lapangan tengah sangat membantu para pemain depan The Red Devil dalam mencetak gol dengan umpan silang hebatnya itu. Satu tipikal seperti David Beckam, kemampuan Scholes menjelma menjadi salah satu pemberi umpan terbanyak di Liga Premier urutan nomor ke delapan dengan jumlah total 138 umpan.

Bersama Ryan Giggs, Scholes saat ini memasuki masa pasca pensiun. Ia sudah tidak bermain lagi sebagai gelandang tengah di skuat The Red Devil. Meski karakter seorang dirinya masih amat sangat diperlukan untuk mengontrol lapangan tengah MU. Terbukti di musim ini Manchester United seakan-akan kehilangan seorang penggawa lini tengah yang berkarakter.

Suatu ciri khas dari karakter yang sudah melekat pada diri Paul Scholes sangat susah ditemukan kembali. Setan Merah terus merajut asa untuk menemukan kembali sosok yang akan menjadi reinkarnasi seorang Paul Scholes. Nama-nama pemain muda Inggris pernah sempat muncul di publik dan sempat digadang-gadang menjadi penerus pemain Berwajah Pucat itu. Satu nama yang pernah curi perhatian adalah Nick Powell, gelandang muda berbakat yang diboyong oleh Sir Alex Ferguson dari Crewe Alexandra di tahun 2012.

Pemain belia ini banyak sekali diperbincangkan pada musim pertamannya di Manchester United. Bagaimana tidak, Nick Powell berhasil menorehkan gol cantik lewat tendangan jarak jauh pada debut pertamanya berseragam Setan Merah yang saat itu berhadapan dengan Wigan Atlhetic dengan skor akhir 4-0 untuk keunggulan MU. Publik sempat sejajarkan pemain muda itu sebagai penerus Paul scholes. Tidak patut dipungkiri memang dengan usianya yang saat itu masih 18 tahun, Nick Powell langsung mampu untuk beradaptasi dengan tim dan berkontribusi lebih bahkan menyumbang 1 gol.

Melihat penampilan Powell saat itu, Sir Alex Ferguson mengharapkan suatu hari nanti Powell bisa menggantikan posisi Scholes dalam tim. “Nick Powell akan menjadi pemain yang sangat bagus. Dia punya tempramen yang bagus, dua kaki yang sama baiknya dan gerakan yang cepat. Dia adalah contoh pemain yang bagus dan memiliki visi yang luar biasa,” terang Fergie. “Saya mengharap Powell akan mengisi posisi Paul Scholes nantinya. Untuk anak berusia 18 tahun, hal itu merupakan sesuatu yang luar biasa.”

Namun harapan pelatih asal Skotlandia itu tidak tercapai, Nick Powell banyak mengalami cedera di sepanjang musim, yang akhirnya menyebabkan ia dipinjam ke klub lain untuk meningkatkan kualitas permainannya kembali. Pemain kelahiran Crewe ini pernah dipinjamkan ke Leicester City di tahun 2014. Namun bersama pasukan The Fox yang saat itu masih dilatih Nigel Pearson, ia hanya diberi kesempatan main tiga kali dan mengembalikannya pada bulan Januari 2015.

Setelah kembali ke MU, terlihat sudah tak ada harapan bagi Powell karena saat itu Louis van Gaal tentu lebih mengandalkan gelandang yang dimiliki Setan Merah seperti Morgan Schneiderlin, Bastian Schweinsteiger,  dan Ander Herrera. Hal ini mengartikan bahwa ia akan sulit untuk bisa menembus tim United saat itu.

Karir besar Nick Powell pun sebatas angan-angan saja karena ia hanya tampil di sembilan pertandingan selama berseragam The Red Devil. Ditambah lagi kedatangan gelandang tangguh baru yang dibeli MU musim ini dengan mahar paling mahal sejagat sepakbola, yaitu Paul Pogba.

Pogba kembali ditarik ke Old Trafford dari Juventus untuk memperkuat lini tengah Setan Merah dan sekaligus mengakhiri kisah seorang Nick Powell di United. Akhirnya pemain berkebangsaan Inggris itu dijual secara permanen pada musim ini ke Wigan Athletic yang sebelumnya juga sempat meminjam selama 1 tahun di musim 2013/2014.

Jauh sebelum era Mourinho, Sir Alex Ferguson tidak pernah membeli satu pemain tengah pun selain Owen Hargraeves di tahun 2007 dan Nick Powell pada 2012. Hal ini bisa dimengerti jika United memang memiliki talenta yang berlimpah di tengah lapangan, meski selalu berteriak kencang untuk membutuhkan pengganti sosok Paul Scholes, United harus puas dengan Carrick yang menua.

Marouane Fellaini, Ander Herrera, Morgan Schneiderlin, Bastian Schweinsteiger, bahkan Paul Pogba semuanya datang setelah Ferguson pergi. Sebuah usaha yang terlihat dari United untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Scholes, namun tidak apik untuk bisa meneruskan performa menawannya di atas lapangan.

Paul Scholes seakan-akan adalah sebuah sejarah yang sulit untuk diwujudkan kembali. Melihat Manchester United pasca era The Ginger Prince seperti melihat lini tengah yang kehilangan sosok penguasa. Jika dibandingkan dengan Michael Carrick sungguh sangat berbeda, itu terbukti dari tipikal permainan Carrick yang lebih banyak melakukan intercept ketimbang menguasai lapangan tengah dengan umpan-umpan matang dan support untuk para penyerang United. Walau sempat dipuji karena rating kemenangan MU yang konsisten jika Carrick dimainkan, tapi itu bukan pembuktian bahwa pemain dengan nomor punggung 16 ini adalah sosok penerus Paul Scholes.

Saat ini kritikan besar banyak menghajar Paul Pogba karena performanya tidak sebanding dengan harganya yang super mewah itu. Hal ini terbukti dari 3680 menit bermain ia hanya mencatatkan 10 gol dan empat asis di semua kompetisi Setan Merah. Bahkan jumlah kartu kuning pemain asal Perancis ini melebihi jumlah gol yang ia koleksi, yaitu dengan jumlah 12 kartu.

Statistik inilah yang menjadikan pertanyaan besar apakah MU akan memiliki sosok Scholes lagi atau tidak sama sekali. The Red Devil pun kehilangan kekuatan dihadapan para rival nya setelah era Scholes berakhir, karena posisi klasemen  United yang merosot keluar dari empat besar dan terus singgah di posisi enam Liga Primer. Dari total 29 pertandingan Liga Primer, MU hanya mampu meraih 14 kemenangan dan mendapatkan 12 kali seri serta 3 kekalahan, hal ini yang membuat Setan Merah menjadi redup akan aura menakutkan di skuat timnya.