Manchester United akan meluncurkan saluran YouTube resmi mereka setelah absen selama 13 tahun. Ini karena mereka merasa jika membangun brand dan pendapatan komersialnya dalam kesepakatan dengan situs video terbesar di dunia tersebut adalah sebuah langkah yang penting. Manchester United adalah satu-satunya tim Pemier League dan satu-satunya klub top dunia yang secara global tidak membuat saluran resmi sejak YouTube diluncurkan pada 2005.

Padahal, banyak klub besar di dunia ini telah mengandalkan YouTube sebagai platform video mereka sampai saat ini. Dan sekarang, United melakukan hal tersebut untuk mendistribusikan saluran TV berbayarnya, MUTV, video online dan halaman Facebook-nya dengan 72 juta pengikut sebagai sarana utama untuk terus membangun, dan menghasilkan uang dari basis penggemar globalnya.

Namun, daya tarik dari 1,3 miliar pengguna YouTube dan potongan pendapatan tahunan sebesar 8 juta paun telah menggalang Manchester United untuk bermain tangkas dengan para pesaingnya.

“Hebatnya, bahkan tanpa saluran sepak bola resmi, ini adalah klub yang paling banyak dilihat di dunia di YouTube,” tutur Tomos Grace, kepala olahraga YouTube untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika.

“Tapi satu saluran yang dicari orang adalah akun resmi Manchester United. Rencananya mereka sangat menarik. Mereka ingin pergi menuju pasar yang besar,” tambahnya.

YouTube mengatakan bahwa sejak dimulainya kompetisi sepakbola musim ini, jika dilihat dari konten video Manchester United telah meningkat 60% dari tahun ke tahun dan menjadi angka yang mencapai hampir 850 juta. Klub tersebut sebagian didorong oleh saingan lokalnya, Manchester City, ‘berkokok’ tentang menjadi klub terbesar Inggris di YouTube dengan 1,1 juta pelanggan. Meskipun target utamanya adalah untuk melampaui klub paling populer di dunia seperti Barcelona, ​​yang telah berada di situs video online itu sejak 2006 dan memiliki 3,8 juta pengikut.

“Visi klub adalah menjadi klub olahraga terbesar dan yang paling terlibat di dunia. Kehadiran kami di platform seperti YouTube memungkinkan kami mencapai visi ini,” pungkas juru bicara Manchester United

Meskipun pertumbuhan pendapatan YouTube yang luar biasa akan meningkat dua kali lipat dari 4,28 juta dolar menjadi 10,5 juta dolar diantara tahun 2015 dan 2019, menurut pemasaran digital mereka, kesepakatan tersebut tidak akan menjadi sarana yang menghasilkan uang. Untuk satu persoalan misalnya, YouTube menyimpan keuntungan yang signifikan yang diperkirakan mencapai 45% dari semua pendapatan para pemilik akunnya.

“Pendapatannya cukup kecil dibandingkan dengan pendapatan dari penjualan hak dan sponsor TV. Ini bukan platform brilian untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar jika Anda sudah menjadi brand besar. Ini lebih tentang membangun merek dan memukul kelompok demografis yang berbeda dengan mengambil pasar para penonton,” jelas Richard Broughton, seorang analis di Ampere.

‘Sepakbola’ di pasar yang semakin mengglobal memang sudah tercapai, terutama saat jatuhnya kejenuhan di pasar TV berbayar seperti di Inggris, dan seperti yang terlihat dengan hak-hak Premier League saat pertumbuhan jumlah peminat banyak yang berasal dari luar negeri. Klub juga khawatir kehilangan pasar dari generasi remaja yang semakin sulit dijangkau. Para pemuda tidak banyak menonton sepakbola melalui paket TV berbayar mahal atau membeli tiket satu musim demi tim sepakbola kesayangan mereka.

“YouTube akan memungkinkan kami untuk terus mengembangkan demografi kami, serta memberi kami analisis dan wawasan untuk memberi mereka informasi yang tidak hanya dari media, namun encana konten kami akan inisiatif melintasi klub lainnya,” kata juru bicara United tersebut.

YouTube memperkirakan bahwa pengguna berusia 18 sampai 35 tahun menyumbang 57% dari total waktu mereka untuk dihabiskan menonton video di situs ini. Ampere mengatakan bahwa 70% pengguna internet di Inggris berusia 18 sampai 24 tahun ‘pergi’ ke YouTube pada bulan tertentu, berbeda sedikit dibandingkan dengan 86% di AS dan 90% di Brasil. Inggris memiliki konsumsi tertinggi kedua konten sepakbola di YouTube, lebih banyak dari negara manapun di dunia, dan Inggris berdiri hanya di belakang AS.

“Saluran YouTube kami tidak berdampak pada MUTV atau platform media sosial kami yang lain dan mereka akan saling melengkapi. Masing-masing memiliki konten mereka sendiri, sebagian besar akan eksklusif untuk masing-masing platform,” tambah juru bicara Manchester United.

 

Sumber : The Guardian