Setiap aksi pasti ada reaksi. Begitulah hukum alam yang telah ada sedari awal pembentukan hidup ini. Hal ini cocok untuk menggambarkan situasi yang terjadi pada seorang fans Manchester United baru-baru ini. Dilansir dari Manchester Evening News seorang fans berat United dihukum seumur hidup tak boleh lagi mendukung United di Old Trafford. Hukuman ini ia terima setelah dirinya menyerang seorang petugas keamanan dalam laga United melawan West Brom pada bulan April lalu.

Penyesalan tentu kini ada di benak pria bernama Darren Grimshaw tersebut.  Bapak berusia 51 tahun tersebut dikabarkan telah menjadi pendukung The Red Devils sejak masih berusia 14 tahun.

Alasan kekesalan Darren adalah dirinya diminta untuk duduk oleh petugas tersebut. Lantaran ada larangan untuk berdiri secara terus menerus di kursi penonton saat pertandingan. Sebenarnya para penonton diperbolehkan untuk berdiri saat pertandingan, tapi kondisi tersebut diperbolehkan hanya jika dalam momen-momen dengan intensitas tinggi saja. Seperti misalnya, proses menuju gol ataupun jelang penalti.

Sebelum menyerang, Darren sempat mengumpat kepada petugas tersebut. Tepatnya ketika laga baru berjalan selama 15 menit. Mengutip dari pernyataan di persidangan, Darren mengatakan kepada petugas keamanan tersebut untuk diam, bahkan mengancam akan memukulnya.

Akibat ancaman tersebut akhirnya didatangkan petugas keamanan lainnya untuk membantu penanganan. Lalu terjadilah hal yang akan disesalkan oleh pemegang tiket terusan selama 5 tahun berturut-turut tersebut. Saat itulah petugas keamanan yang menjadi korban merasakan pukulan tepat di bawah telinga kirinya.

Hingga akhirnya kasus ini dibawa ke pengadilan dan Grimshaw mengaku bersalah atas dakwaan penghinaan dan pemukulan. Akhirnya ia harus rela dilarang menonton pertandingan Manchester United untuk selama-lamanya.

Perihal kejadian ini, perwakilan dari manajemen United mengatakan tindakan yang dilakukan oleh Grimshaw memang akan berakibat pelarangan seumur hidup untuk menonton United di Old Trafford.

“Meski kami (United) tak akan berkomentar secara spesifik untuk satu kasus. Tetapi peraturan dari kami memang menunjukkan bahwa menyerang salah satu staf kami akan berdampak larangan seumur hidup di Old Trafford. Namun mereka yang terkena larangan tersebut dapat mengajukan banding setelah tiga musim dilewati.”

Ternyata tak hanya berlaku di Old Trafford, namun Grimshaw jua mendapat larangan 3 tahun untuk bisa menonton pertandingan sepakbola di Britania Raya maupun di Eropa. Lalu ia juga mendapat denda sebesar 500 paun dan harus memberikan 100 paun sebagai kompensasi.

“Mulutmu Harimaumu”

Sebelum Grimshaw ada satu nama lagi yang merasakan penyesalan akan tindakannya di dalam lingkungan Old Trafford. Dia adalah seorang bapak dengan 3 anak yang tertangkap basah menyampaikan komentar yang diskriminatif di Twitter. Tepatnya komentar tersebut menyasar rencana United yang akan memperluas ruang bagi kaum disabilitas.

Atas aksinya tersebut, pria yang tak disebutkan namanya tersebut harus menerima larangan kunjugan selama 3 tahun ke Old Trafford. Ucapan pria tersebut dianggap sangat menyerang dan tak sopan oleh manajemen United

Rencana pengembangan tersebut memang membuat sejumlah fans United kecewa. Lantaran dengan memberikan 300 tempat untuk para kaum disabilitas, sekitar 2.600 pemegang tiket harus dipindahkan.

Namun sayangnya hanya pria satu ini yang kelewatan batas dalam mengungkapkan kekecewaanya. Dilansir dari The Independent, pria tersebut mempublikasikan 3 komentar pedas beserta 1 foto seorang penyandang disabilitas perempuan.

Ternyata tidak hanya sekali ini ia memposting materi yang meresahkan. The Independent juga menemukan cuitan ejekan terhadap salah satu ras.

Menurut manajemen United, apa yang dilakukan oleh pria tersebut melewati batas wajar sebuah kritikan. Selain larangan menonton selama 3 tahun, pria tersebut juga harus membayar denda sebesar 190 paun. Lalu untuk tiket yang telah ia beli akan dikembalikan sepenuhnya oleh klub.

Peraturan yang dilanggar oleh pria termasuk dalam penyerangan tingkat 2 dalam aturan manajemen. Peraturan tersebut melarang pernyataan yang berbau rasis, homophobic, dan bahasa diskriminatif.

Sebagai sebuah klub yang memiliki nama besar, tentu citra positif haruslah terjaga. Satu insiden negatif saja dapat merusak citra keseluruhan klub. Oleh karena itu kehati-hatian menjadi prioritas utama manajemen United. Lagipula jika seorang fans benar-benar mencintai sepenuhnya ia akan menghindari hal-hal yang akan mencederai nama klubnya tersebut. Bagaimana menurut Anda?

Sumber : Manchestereveningnews.com dan independent.co.uk