Musim panas lalu, Juventus melego pemain termahal dunia (baca: Paul Pogba) dan masih mampu menjuarai titel Serie A yang keenam secara berturut-turut. Kemudian tidak lupa berhasil pula mencapai final Champions League. Artinya meski melego salah satu pemain andalannya, Si Nyonya Tua tak langsung pincang, bahkan bisa dibilang untung secara finansial.

Bagaimana tidak? Juve membeli Pogba dengan banderol 800 ribu paun saja pada tahun 2012, lalu menjualnya kembali ke United dengan harga selangit, 89.3 juta paun. Uang yang berlimpah tersebut kemudian digunakan untuk investasi pembelian beberapa pemain. Terbukti posisi papan atas tetap berada di tangan klub dari Turin tersebut.

Opini umum yang terbentuk atas kesuksesan tersebut adalah karena kerja keras dari keseluruhan tim. Namun ada beberapa suara yang menjatuhkan apresiasi terhadap seorang pria dari Spanyol, bernama Javier Ribalta. Pria berusia 36 tahun tersebut adalah salah satu pencari bakat utama di Juventus. Kabar gembiranya adalah, pada hari Jumat (23/6) lalu, ia resmi bekerja untuk Mourinho bersama pencari bakat global United, Marcel Bout dan Jim Lawlor.

Ribalta, Disebut-sebut Senjata Rahasia Juventus

Pencari bakat yang satu ini namanya memang asing kita dengar, karena dilansir dari ESPNFC, pria ini memang menjadi orang di balik layar dari Juventus. Namun masih dari sumber yang sama, Ribalta dianggap sebagai orang yang sangat penting di Juventus. Bahkan rekan-rekan kerjanya di Juventus menganggap bahwa kepergiannya ke United adalah lebih merugikan dibandingkan kepindahan Pogba setahun yang lalu.

Reputasi baik atas kerja Ribalta terlihat dari line up Juventus di final Champions League tahun 2017 menghadapi Real Madrid, hanya 3 pemain yang bermain juga di final Champions League tahun 2015. Yaitu ; Gianluigi Buffon, Andrea Barzagli, dan Leonardo Bonucci.

Perubahan besar dalam skuat tersebut adalah buah kerja dari Ribalta, general manager Beppe Marotta dan direktur olahraga Juventus, Fabio Paratici. Dimana kedua pria tersebut mendapat catutan spesial dari pernyataan akan kepergian Ribalta ke United.

“Masa-masa yang indah selama beberapa tahun di sini. Rasa terima kasih saya terhadap siapapun yang terlibat dalam klub ini (Juventus), terutama Marotta dan Paratici atas rasa percaya mereka kepada saya sedari hari pertama. Saya akan terus mengingat-ingat masa saya di Juventus dengan senang hati,” ucap Pria yang pernah jua bekerja di Novara, Torino, dan Liverpool tersebut.

Trio Marotta, Paratici, dan Ribalta disebut-sebut telah sukses membantu Juventus kembali ke posisi papan atas di Eropa dengan dana yang tak banyak. Pada tahun 2011, Juventus berhasil finis di peringkat tujuh, dimana saat yang sama membuka stadion baru bernama Juventus Stadium. Ongkos pembuatan stadion tersebut diperkirakan lebih dari 150 juta euro.

Setelah pembukaan tersebut, Juventus telah memenangkan 6 titel secara berturut-turut, dengan catatan bergantung pada pembelian yang tak berlebihan dan beberapa pemain bahkan tanpa biaya transfer alias free agent.

Kemudian mereka jua berhasil memperkenalkan dunia terhadap sosok Antonio Conte pada tahun 2014. Dimana seperti kita tahu, kini Conte menjelma menjadi salah satu pelatih yang menakutkan di Eropa bahkan dunia.

Menarik Pemain-Pemain Bintang dengan Pengeluaran Minim

Terkhusus kepada Ribalta, pengalamannya di Spanyol dan Amerika Selatan, membuat dirinya mampu meramu klausul dan kontrak di klub lain sesuai dengan keinginannya. Kemudian jua mampu melihat celah transfer yang menguntungkan bagi klubnya.

Seperti keberhasilan menarik Dani Alves dari Barcelona dengan kontrak 2 tahun pada tahun 2015. Dimana transfer tersebut tak mengeluarkan biaya sama sekali kepada Barcelona alias free transfer.

Selanjutnya ada nama gelandang Jerman, Sami Khedira yang ditarik secara gratis ke Juventus pada tahun 2015. Kemudian setahun sebelumnya, yakni pada tahun 2014, berhasil meminang Patrice Evra dari United dengan harga 1.2 juta paun saja.

Kemudian beberapa pemain bintang lain seperti Kingsley Coman, Pol Lirola, Paulo Dybala, dan Alex Sandro. Di mana untuk Alex Sandro, Juventus membelinya dengan banderol 22 juta paun dari Porto tahun 2015 lalu. Namun kini ia sudah ditaksir oleh Chelsea dengan harga lebih dari 60 juta paun.

Hari-hari dimana Ribalta menghabiskan waktu untuk melihat video-video pemain sepakbola di Juventus terbayar sudah. Bahkan beberapa yang mengenal dekat Ribalta mengatakan bahwa dirinya lebih dari sekedar pencari bakat.

Hal ini terlihat dari transfer Alvaro Morata ke Juventus pada tahun 2014 lalu. Menurut Ayah Morata, yang sekaligus agennya, Ribalta tak sekedar membujuk Juventus untuk membeli Morata, melainkan jua menjadi suporter utama Morata selama di Turin.

“Javi selalu menjadi suporter utama Alvaro di sini. Pendekatan yang ia lakukan adalah kunci yang membuat kami nyaman di sini. Ia mengerti sepakbola dan selalu menonton demi kami, jadi dia sangat fenomenal bagi saya,” tutur Alfonso Morata.

Sumber : ESPNFC.com