Beberapa hari yang lalu dunia persepakbolaan Inggris kembali berduka. Mantan pemain kesebelasan nasional Inggris sekaligus manajer kesebelasan reserve Tottenham Hotspur, Ugo Ehiogu, meninggal dunia pada Jumat (21 April) pagi waktu setempat.

Ugo sendiri meninggal dikarenakan terkena serangan jantung setelah sehari sebelumnya ia sempat pingsan ketika memimpin The Lylywhites berlatih jelang menghadapi Manchester United dalam lanjutan Premier League 2. Ugo sendiri meninggal di usia yang masih tergolong muda yaitu 44 tahun. Beberapa pertandingan di Inggris pun memberikan tribute-nya kepada Ugo termasuk para pemain Spurs yang mengenakan ban hitam di lengan mereka ketika menghadapi Chelsea di semifinal Piala FA.

Pemain bernama lengkap Ugochuku Ehiogu ini memang bukanlah pemain yang memiliki nama besar. Namanya seolah-olah kurang terkenal dibanding rekan seangkatannya macam Alan Shearer ataupun Gareth Southgate. Namun pemain kelahiran Hackney ini adalah pencipta sejarah di sepakbola Inggris. Ia merupakan kapten kulit hitam pertama bagi The Three Lions. Predikat itu diraih ketika ia memimpin Inggris U-21 melawan Belanda dalam partai ujicoba pada 1993. Nama Ugo sendiri semakin menanjak ketika ia memperkuat Aston Villa dan Middlesbrough.

Karir sepakbola Ugo dimulai ketika ia direkrut oleh manajer Aston Villa –yang juga mantan manajer United– Ron Atkinson pada 1991. Pada musim 1993/1994 ia mampu membawa Aston Villa menjuarai Piala Liga Inggris. Akan tetapi di musim tersebut ia tidak diturunkan oleh Atkinson hanya dikarenakan pada babak semifinal ia gagal menendang pinalti dalam babak adu pinalti.

Dua musim berselang barulah ia membawa The Villans menjuarai turnamen tersebut dengan mengalahkan Leeds United 3-0. Bersama mantan klub dari Ashley Young ini ia membuat 237 penampilan domestik, mencetak dua gol, dan membawa Aston Villa melaju ke partai final piala FA pada tahun 2000 meski kalah dari Chelsea.

Sembilan tahun bersama Villa, Ugo pun kemudian hijrah ke Middlesbrough. Bersama The Boro ia kembali membawa klubnya menjuarai piala liga pada 2004 setelah mengalahkan Bolton Wanderers. Sayangnya bersama Boro pula karirnya mulai naik turun.

Ia menderita kerusakan lutut ketika berbenturan dengan rekan setimnya Mark Schwarzer saat pertandingan liga semusim berselang. Setelah pulih pun ia tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya sehingga harus dipinjamkan ke beberapa kesebelasan seperti Leeds United sebelum hijrah ke Rangers pada 2007. Sempat membela Sheffield United, Ugo akhirnya memutuskan gantung sepatu per 2012 lalu setelah memperkuat klub kecil Wembley FC.

Sebelum diangkat sebagai manajer tim reserve Tottenham Hotspur, Ugo sempat bekerja di timnas Inggris U20 sebagai asisten manajer dari Peter Taylor pada 2013. Kematiannya yang begitu mendadak mengejutkan semua orang termasuk mantan manajernya sekaligus eks kapten Manchester United, Bryan Robson.

“Saya sangat sedih. Pertama-tama saya menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarganya. Saya menganggap Ugo baik sebagai pemain maupun sahabat. Saya sempat ingin membayar enam juta paun untuknya ketika saya di WBA. Namun kesepakatan itu batal. Tapi saya bisa mendapatkannya di Sheffield,” tutur Robson seperti dikutip situs resmi United.

Selain itu pria yang sekarang menjadi duta dari Manchester United juga mengaku kaget dengan penyebab meninggalnya Ugo yang dikatakan terkena serangan jantung. Bagi pencetak 99 gol bersama setan merah ini Ugo adalah orang yang memiliki ketahanan fisik yang baik karena selalu rajin menghabiskan waktunya di pusat kebugaran.

Dua mantan penjaga gawang timnas Australia, Mark Bosnich dan Mark Schwarzer juga merasa sedih kehilangan sosok Ugo. Bosnich mengungkapkan bahwa Ugo merupakan pemain yang luar biasa sekaligus rekan setim yang baik. Begitu juga dengan Schwarzer. Mantan penjaga gawang Fulham ini menyebut Ugo merupakan orang hebat yang selalu antusias terhadap apapun.

Meski terkesan singkat bersama Tottenham, namun Ugo memiliki andil yang cukup besar dalam meroketnya nama-nama seperti Josh Onomah, Harry Winks, serta Cameron Carter Vickers. Ketiganya mulai sedikit demi sedikit diberikan kepercayaan oleh Mauricio Pochettino untuk bermain di tim utama. Sayangnya belum sempat menerbitkan banyak talenta-talenta muda Spurs, Ugo Ehiogu sudah keburu dipanggil oleh yang maha kuasa.

Selamat jalan Ugo Ehiogu (1972-2017).