Foto: ManUtd.com

Setelah sebelumnya kehilangan Nobby Stiles pada akhir Oktober lalu, Manchester United kembali kehilangan salah satu mantan pemainnya. Pada 12 November kemarin, Albert Quixall, meninggal dunia pada usia 87 tahun. Berita ini tetu mengejutkan mengingat Albert merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Inggris.

“Manchester United sangat sedih mengetahui bahwa mantan pemain kami Albert Quixall telah meninggal dunia, pada usia 87 tahun,” tulis Manchester United dalam situs resmi mereka.

Albert mulai terkenal sejak memperkuat Sheffield Wednesday yang merupakan klub kampung halamannya. Di sinilah namanya mulai mencuat setelah sukses membuat 63 gol di kompetisi liga dan bermain lebih dari 250 pertandingan untuk The Owls. Berkat penampilan apiknya tersebut, nama Albert mulai mendapat atensi media hingga membuatnya dijuluki sebagai golden boy sepakbola Inggris.

Pada 1958, Albert memutuskan untuk meninggalkan Sheffield untuk memperkuat Manchester United. Sebuah keputusan yang tepat mengingat nama United jauh lebih besar dari Sheffield Wednesday yang lebih sering naik turun divisi. Akan tetapi, United saat itu berbeda karena mereka sedang menjalani fase memilukan sebagai sebuah tim.

Kehilangan 8 pemain akibat tragedi Munich membuat United harus mencari tenaga tambahan untuk membangun kembali fondasi yang berantakan tersebut. Nama Albert terpilih menjadi target mengingat golnya yang ia buat untuk Sheffield. Tawaran 45 ribu pounds kubu United akhirnya direstui dan Albert menjadi rekrutan termahal saat itu di Britania.

Albert kemudian menjadi rekrutan kunci bagi Matt Busby. Setelah tujuh pertandingan tidak bisa meraih kemenangan, Albert membawa Setan Merah hanya menderita dua kekalahan dalam 23 pertandingan berikutnya. United saat itu menyelesaikan kompetisi sebagai runner-up yang menjadi posisi tertinggi yang pernah diraih oleh Albert sejak hengkang dari Sheffield Wednesday. Meski hanya membuat empat gol, namun penampilannya membuat banyak orang terkesan.

“Dia adalah bintang berambut pirang terbaru untuk sepakbola Inggris. Dia memainkan peran penting dalam beberapa gol saya. Ketika saya sukses melewati jebakan offside, sering kali itu semua karena umpan dari Albert yang begitu sempurna,” kata Bobby Charlton.

Butuh waktu lima tahun bagi Albert sejak kepindahannya untuk bisa meraih gelar. Pada 1963, Albert bermain pada final Piala FA yang mempertemukan Manchester United melawan Leicester City. Albert bermain sebagai inside forward yang merupakan posisi idamannya. Albert tampil menonjol dalam perjalanan mereka ke Wembley berkat kontribusinya berupa 4 gol hanya dari 6 pertandingan di Piala FA.

Gelar ini menjadi gelar pertama United sejak tragedi Munich. Meski sukses membawa United meraih piala, namun Albert mendapat kritik keras dari media karena mengangkat sang kapten, Noel Cantwell, di pundaknya ketika lagu kebangsaan Inggris dimainkan. Mereka dianggap tidak menghargai kesakralan lagu kebangsaan dan sempat mendapat teguran dari beberapa wartawan yang hadir pada saat itu.

Medali Piala FA 1963 menjadi satu-satunya gelar yang diraih Albert selama memperkuat Setan Merah. Pada Community Shield 1963, Albert tidak bermain. Boxing day 1963 menjadi kali terakhir Albert bermain untuk United. Ia kemudian pindah ke Oldham Athletic dengan banderol 7 ribu pounds. Sempat bertahan dua musim, Albert kemudian hengkang ke Stockport dan Altrincham sebelum memutuskan untuk pensiun dan menjalankan sebuah perusahaan besi di Moss Side.

Selama membela United, Albert total mencetak 56 gol dalam 184 pertandingan. Meski membuat jumlah gol yang lumayan untuk United, namun Albert jarang mendapat panggilan dari tim nasional. Ia hanya bermain lima kali bersama The Three Lions. Penampilan terakhirnya saja bahkan terjadi saat ia masih memperkuat Sheffield Wednesday.

Selamat jalan Albert, semua pencapaianmu akan selalu kami kenang!