Newcastle United akhirnya mampu mengikuti jejak Brighton & Hove Albion untuk memastikan diri promosi ke Premier League musim depan. Kemenangan 4-1 atas Preston North End pekan lalu, membuat mereka mengumpulkan 88 poin yang sudah tidak mungkin terkejar oleh peringkat ketiga Huddersfield Town. Ini merupakan tiket promosi yang kedua yang pernah diraih oleh Newcastle setelah terakhir kali mereka meraihnya musim 2009/2010 silam.

Jika melihat kualitas pemain yang dimiliki, Newcastle sebenarnya memiliki skuad yang di atas rata-rata. Rata-rata pemain yang mereka miliki memiliki pengalaman pernah bermain di Premier League. Ada Ciaran Clark di lini belakang, mereka juga masih punya trio Vurnon Anita, Jack Colback, dan Jonjo Shelvey, di lini tengah. Lini depan mereka pun dipenuhi oleh penyerang yang punya naluri gol tinggi macam Dwight Gayle, Ayoze Perez, dan Aleksandr Mitrovic.

Akan tetapi perjalanan mereka di Divisi Championship justru diawali dengan buruk. Mereka mencatatkan dua kali kekalahan di dua laga awal. Salah satunya adalah ketika secara mengejutkan mereka kalah di kandang dari Huddersfield pada pekan kedua. Setelah kekalahan itu mantan klub dari Michael Owen tersebut selalu konsisten meraih kemenangan dan membuat mereka bisa memuncaki klasemen pada pekan ke-13. Sempat kembali kalah melawan Blackburn Rovers dan Nottingham Forest, namun hingga pekan ke-40, Newcastle tetap berada di peringkat pertama.

Namun dalam delapan pertandingan sebelum melawan Preston, musuh abadi Sunderland ini justru hanya meraih dua kemenangan saja yang membuat peluang mereka untuk promosi hampit saja terancam. Beruntung mereka bisa menang 4-1 melawan Preston sehingga poin mereka tidak terkejar lagi oleh Huddersfield yang juga menang di kandang Wolverhampton.

Keberhasilan meraih promosi ini pun disambut meriah terutama oleh kapten kesebelasan Jamaal Lascelles. “Jujur ini perasaan yang luar biasa. Kembali ke Premier League selalu menjadi tujuan dan itulah yang sudah kami lakukan,” tutur Jamaal seperti dikutip Express.

Akan tetapi keberhasilan meraih promosi tidak diikuti dengan kepastian apakah manajer mereka masih akan menukangi Newcastle musim depan. Benitez masih menunggu fondasi apa yang dilakukan klub di musim depan. Selain itu ia juga menunggu apakah Mike Ashley selaku pemilik masih menginginkan dirinya atau tidak.

Musim ini saja Benitez sempat beberapa kali kecewa kepada Ashley yang tidak memberikan dana transfer yang cukup. Bahkan disebut-sebut pemilik yang berani mengubah nama stadion St. James Park menjadi Sports Direct Arena ini hanya memberikan selamat kepada Benitez melalui telepon.

Benites mengungkapkan kepada Guardian,“Saya akan bertemu dengannya beberapa hari mendatang. Kita akan membahas masa depan klub, masa depan saya dan segalanya. Saya yakin akan baik-baik saha tapi saya juga perlu bicara kepada Mike dan apakah saya optimis tergantung bagaimana sesuatunya berjalan. Saat ini saya senang. Kami akan mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk memastikan diri bisa kompetitif di musim depan.”

Newcastle dan Rivalitas Singkatnya Melawan United

Sebelum mendapatkan rival dalam wujud Arsenal, Chelsea, serta Manchester City, Manchester United sendiri pernah menjadi rival dari Newcastle United. Akan tetapi rivalitas tersebut berjalan hanya dua musim. Musim 1995-96 jelas menjadi musim yang paling sengit antara kedua kesebelasan. Newcastle yang saat itu diisi nama-nama macam Les Ferdinand, Phillipe Albert, serta David Ginola beberapa kali beradai di puncak klasemen. Bahkan memasuki Januari mereka unggul 12 poin atas United di posisi kedua.

Sayangnya memasuki Februari Newcastle kedodoran. Disaat United meraih tujuh kemenangan dari delapan laga sepanjang Februari hingga April, Newcastle yang saat itu diasuh Kevin Keegan hanya meraih dua kemenangan saja. Mental si Hitam putih bahkan sedikit goyah ketika Fergie melancarkan psywar dengan menyebut bahwa lawan-lawan yang menghadapi Newcastle akan tampil lebih lunak ketimbang menghadapi United. Keegan yang mendengar hal itu pasca mengalahkan Leeds menjadi geram dan meluapkan amarahnya ketika diwawancarai oleh Sky Sports.

“Kamu bisa bilang kepada Fergie, kami akan tetap bersaing di perebutan gelar dan dia (Fergie) akan pergi ke Middlesbrough dan mendapatkan sesuatu. Dan saya akan berkata jujur, saya akan amat senang jika kami bisa mengalahkan mereka (United). Amat senang,” ujar Keegan.

Sayangnya luapan kemarahan Keegan justru berakhir buruk bagi Newcastle. The Magpies gagal menang di dua laga terakhir sementara  United meraih tiga poin melawan Middlesbrough dan mengakhiri musim sebagai juara.