Beberapa hari terakhir, berita Manchester United selalu diisi dengan komentar-komentar bernada keluhan dari Jose Mourinho. Kekecewaan Jose Mourinho disebabkan karena lambannya Manchester United bergerak di bursa transfer mengingat jendela perpindahan pemain akan ditutup sembilan hari lagi.

“Saya senang jika saya punya dua pemain tambahan lagi. Mungkin tidak dapat dua tapi memungkinkan jika aku dapat setidaknya satu pemain lagi. Saya memberikan daftar berisi lima pemain incaran kepada tim beberapa bulan lalu dan saya masih menunggu untuk melihat apakah memungkinkan jika saya memiliki satu dari pemain-pemain ini,” tuturnya.

Melihat komentar di atas, terlihat bahwa Mourinho sedang bermasalah dengan jajaran manajemen United. Meski tidak ada bukti otentik yang menyebut Mourinho dan Ed Woodward sedang berseteru, namun dilihat dari komentarnya ia merasa kalau klub tidak memerhatikan keinginannya.

Kekecewaan semakin berlipat ketika mengetahui kalau beberapa incaran yang diberitakan memutuskan untuk bertahan. Willian mengaku akan tetap di London sedangkan Leicester menahan Harry Maguire. Di sisi lain, Mourinho dijagokan akan menjadi manajer pertama yang dipecat musim depan.

Berseteru seolah menjadi sifat alamiah seorang Jose Mourinho. Tidak hanya kepada pemain dan manajer, jajaran internal klub seperti pemandu bakat, direktur olahraga serta dokter tim kerap menjadi sasaran amarah Mourinho.

Mourinho vs Piet de Visser

Pada 2012 Chelsea mendatangkan Kevin De Bruyne dari Genk dan dikontrak selama 5 tahun. Akan tetapi, ketika Jose Mourinho kembali lagi ke Stamford Bridge pada 2013, KDB jarang mendapat kesempatan tampil. Sempat dipinjamkan ke Werder Bremen, ia pun akhirnya hijrah ke Wolfsburg pada Januari 2014.

Kepindahan KDB pun diwarnai perseteruan antara Mourinho dengan Piet De Visser. Piet adalah orang yang menemukan bakat KDB. Melihat Mourinho menjual KDB, Piet pun berang.

“Saya marah kepada Mourinho saat berdiskusi mengenai De Bruyne. Ia berkata, ‘Piet, anak itu ingin pergi. Dia tidak mau berlatih dengan saya lagi.’ Saya katakan kepadanya kalau dia hanya ingin bermain. Mourinho menilai De Bruyne butuh waktu tapi sebenarnya dia sudah siap,” ujar Piet, dikutip dari HLN Sport.

Lain Piet lain pula Mourinho. Ia mengaku tidak betah dengan De Bruyne yang selalu merajuk meminta kesempatan untuk bermain. “Anda harus tegas jika memiliki seorang pemain yang merajuk. Saat itu Chelsea seperti tembok yang harus dilewati dan dia tidak siap untuk bersaing karena performanya sangat buruk di latihan.”

Jose Mourinho vs Michael Emenalo

Dua tahun setelah perseteruan dengan Piet, Jose Mourinho kembali terlibat friksi dengan manajemen Chelsea. Kali ini dengan Michael Emenalo selaku Direktur Teknik Chelsea. Permasalahan keduanya disebabkan pemain-pemain yang ditransfer dari Chelsea saat itu adalah pemain pilihan Emenalo dan bukan pilihan dari Mourinho.

Musim 2013/2014 menjadi awal dari perselisihan mereka. Pemain-pemain pilihan Emenalo seperti Samuel Etoo, Andre Schurrle, dan Marco van Ginkel, tidak mendapat kesempatan main. Sebaliknya ia mendatangkan Nemanja Matic dan Willian.

Pertikaian semakin melebar setelah pemain yang didatangkan Emenalo tidak terpakai pada musim 2015/2016 yang menjadi musim ketiga Mourinho. Baba Rahman saat itu dipinggirkan sementara Papy Djilobodji mendapat julukan sebagai “pemain satu menit Chelsea.”

“Djilobodji bukanlah pemain pilihan saya. Dia adalah pilihan dari orang yang saya percaya. Saya tidak tahu pemain itu karena pekerjaan saya bukanlah berkeliling dan menghabiskan berjam-jam melihat pemain. Di posisinya, kami masih memiliki Terry, Cahill, Zouma dan Ivanovic.”

Pada Desember 2015, Mourinho kemudian dipecat Chelsea karena rentetan hasil buruk yang didapat di liga. Dilansir dari beberapa sumber, Emenalo adalah sosok dibalik pemecatan tersebut. Pria asal Nigeria tersebut lebih pro kepada para pemain Chelsea yang juga ikut terlibat perselisihan dengan manajer berkebangsaan Portugal tersebut.

Jose Mourinho vs Jorge Valdano

Tidak hanya di Chelsea, perselisihan Mourinho dengan petinggi klub juga terjadi saat menangani Real Madrid. Ketika itu, ia terlibat konflik dengan Jorge Valdano selaku direktur umum Los Blancos.

Keduanya terlibat ketegangan saat awal musim 2010/11. Ketika itu, Mourinho lebih memilih Gonzalo Higuain sebagai striker utama dan melupakan Karim Benzema. Saat Higuain mengalami cedera, dirinya malah mendatangkan Emmanuel Adebayor dan peran Benzema semakin terpinggirkan. Keputusan yang ditentang oleh Valdano.

“Kami memang hanya melihat pertandingan melalui tribun tetapi saya berharap kalau Benzema tidak dicadangkan terlalu lama. Kondisi ini tidak adil baginya,” kata Valdano saat itu.

Ucapan mantan penyerang Argentina ini dibalas oleh Mourinho dengan jawaban, “Yang memilih pemain itu saya, dan jika saya butuh bantuan maka saya akan bertanya kepada staf pelatih.”

Konflik ini semakin memuncak setelah Valdano dipecat oleh Real Madrid. Meski tidak jelas alasan pemecatan tersebut, namun Florentino Perez menyebut kalau ini ada kaitannya dengan keinginan Jose Mourinho yang tidak ingin dikekang Valdano.