foto: dailymail.co.uk

Jeda kompetisi domestik untuk laga internasional menjadi sesuatu yang melegakan bagi kebanyakan penggemar Manchester United. Mereka tidak perlu was-was atau bahkan melakukan senam pacu jantung karena menyaksikan tim kesayangan mereka, yang bisa dibilang tengah bermain mengkhawatirkan; Punya kesempatan menang dengan mudah, tapi terlihat sangat kesulitan bahkan sekadar untuk mendekati area kotak penalti lawan.

Memang, pasca rezim Sir Alex Ferguson, segala sesuatunya menjadi berbeda. Apabila dulu para penggemar terbiasa untuk menyakini bahwa timnya akan menang dalam setiap pekan, kini banyak dari penggemar yang lebih berharap United tidak kalah dengan cara yang memalukan.

Dibandingkan musim-musim sebelumnya, setelah era penuh kejayaan bersama Sir Alex, harus diakui kalau United rasanya memiliki persiapan yang lebih baik. Kedatangan pemain-pemain baru pun bukan dalam level yang main-main. Bahkan, musim ini United memecahkan rekor transfer dunia dengan memulangkan kembali Paul Pogba yang sudah “bersekolah” di Italia bersama Juventus selama hampir empat tahun lamanya. Yang membuat ekspektasi semakin tinggi tentunya adalah kedatangan sang juru taktik anyar, Jose Mourinho.

Dibenci tapi dicintai. Mungkin itu adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan rasa yang ada dalam hati kebanyakan penggemar United soal Mourinho. Pria asal Portugal ini punya banyak catatan yang kurang baik soal perilakunya. Mulai “dosa pertama” yang dilakukan Jose kepada United ketika “mengakali” wasit di pertandingan Liga Champions antara United berhadapan dengan dirinya yang kala itu menukangi FC Porto; Hingga mulut besar dan arogansi yang dimiliki olehnya. Tetapi Jose juga dicintai karena ia (selalu) dianggap sebagai sosok yang paling sepadan sebagai suksesor Sir Alex. Kebanyakan penggemar United termasuk saya juga adalah yang patah hati ketika Sir Alex lebih memilih David Moyes sebagai penerusnya ketimbang Jose.

Dengan curriculum vitae yang luar biasa. Dengan pengalamannya menangani banyak tim besar di daratan Eropa. Tentu harapan tinggi menjadi sesuatu yang wajar disematkan kepada Jose. Bahkan untuk urusan taktis, Jose dikenal sebagai pelatih yang handal dalam urusan mengorganisasi pertahanan. Tim yang ditangani Jose bahkan selalu dicap sebagai tim yang bermain pragmatis dan melakukan strategi parkir bus. Hal ini membuat ekspektasi besar bahwa Jose bisa memperbaiki pertahanan United yang nampaknya kacau balau dalam dua hingga tiga musim terakhir.

Lalu apa yg terjadi? Sempat memiliki awalan yang sangat baik di pekan-pekan pertama Liga Primer Inggris, penampilan skuat Setan Merah kemudian terus merosot. Tentu yang paling menjadi perhatian adalah kekalahan di Derby Manchester dan juga dipermalukan Feyenoord di laga perdana Europa League musim ini. Setelahnya, United seakan kesulitan untuk meraih kemenangan, meskipun Wayne Rooney dan kawan-kawan sempat menang meyakinkan atas sang juara bertahan, Leicester City.

Tanda tanya besar dan juga banyak sekali jawaban yang bersifat spekulatif soal apa yang terjadi dengan United saat ini. Di antara banyak sekali pendapat, menyoal lekatnya pengaruh Sir Alex di United bisa jadi adalah salah satu penyebab kondisi yang ada di United saat ini. Ini adalah masalah yang terus terjadi sejak sang manajer legendaris memutuskan untuk pensiun. Setiap manajer yang datang akan selalu dibandingkan dengan Sir Alex.

Permasalahan yang dialami oleh Jose bisa jadi kurang lebih serupa dengan apa yang dialami oleh David Moyes maupun Louis van Gaal. Apalagi Jose memiliki kedekatan yang luar biasa dengan sang manajer legendaris. Keduanya dalam beberapa kesempatan saling memuji. Dan bukan rahasia lagi kalau Jose sangat mengidolakan Sir Alex.

Dan menyoal pengidolaan tersebutlah sepertinya yang menjadi masalah. Karena pertanyaan yang ada selanjutnya muncul adalah, apakah United saat ini sudah bermain dengan cara Jose? Karena meskipun bukan penggemar United sekalipun menyadari kalau United saat ini tidak bermain dengan gaya yang Jose banget. Jarang sekali terlihat pertahanan yang rapi (atau parkir bus dalam bahasa yang lain). Serangan balik pun cenderung lambat. Tidak ada Jose dalam tim United saat ini. Tidak ada bentuk yang terlihat.

Ada sebuah premis yang bisa diambil kalau sebenarnya Jose saat ini masih membutuhkan waktu untuk mencari identitas untuk timnya. Mungkin, ia ingin membuat United dengan gayanya sendiri dan bukan dengan gaya Sir Alex, Moyes, atau Van Gaal. Namun sayangnya, sepertinya pengaruh Sir Alex cukup besar untuk seorang Jose. Bahkan, untuk hal yang bisa dibilang tidak terlalu diperhatikan seperti pakaian yang dikenakan oleh Jose ketika mendampingi tim. Salah satu contohnya adalah yang dikenakan Jose ketika mendampingi United ketika ditahan imbang Stoke City. Pilihan pakaian Jose adalah jaket berkerah tinggi sama seperti Sir Alex: Duplikasi sampai tahap selanjutnya.

turtleneckmourinho

Dan jeda internasional akan menjadi sesuatu yang berharga bagi Jose untuk berkontempleasi soal apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Bisa jadi penyelesaian masalah identitas ini akan menjadi jawaban atas penampilan United yang naik turun.

Jose mungkin perlu mengganti model jaket berkerah yang ia kenakan sekarang. Karena seperti yang semua sudah tahu, udara kota Manchester adalah salah satu yang terburuk di Inggris: Basah dan dingin.