Foto: Manchester United World

Laga Manchester United melawan Sheriff memang sudah berakhir. Tapi, pembahasan terkait pertandingan tersebut masih berlangsung hingga tulisan ini dibuat. Bukan soal Ronaldo cetak gol atau debut memuaskan seorang Alejandro Garnacho, sorotan paling besar mengarah kepada aksi Antony yang menimbulkan perdebatan.

Aksi yang dimaksud adalah ketika Antony melakukan trik khasnya yaitu Spin Skill. Menerima bola dari Casemiro, Antony lalu melakukan gerakan memutar 360 derajat dengan bola yang masih menempel di kaki kirinya. Tidak hanya satu kali, ia berputar dua kali sebelum melepaskan umpan yang tidak menemui sasaran.

Sayangnya, aksi ini mendapat kecaman dari beberapa pundit. Tidak tanggung-tanggung ada tiga pundit sekaligus yang nyinyir terhadap aksi tersebut yang semuanya bekas pemain United yaitu Robbie Savage, Owen Hargreaves, dan Paul Scholes. Alasannya sama, Antony tidak perlu mengeluarkan trik yang dianggap tidak penting itu.

Meski yang mengomentari ada tiga orang, tapi Scholes yang menerima kecaman paling besar. Pasalnya, komen pria yang pernah menjadi jenderal lini tengah United ini dianggap terlalu nyelekit dan cenderung kasar.

“Aksinya konyol. Hanya pamer. Apa yang dia pikirkan? Saya sendiri tidak yakin kalau ini disebut keterampilan. Apa itu memang ciri khasnya? Saya pikir dia perlu menemukan cara yang jauh lebih menghibur daripada ini,” kata Scholes.

“Apa negara ini suka melihat itu? Brasil saja tidak ingin melihat aksi seperti itu, bukan? Ajax, di Belanda, apa mereka juga ingin lihat itu? Aku suka skill, tapi yang tadi itu bukan skill, itu hanya pertunjukkan menjadi badut?” ujarnya menambahkan.

Ucapan Scholes ini jelas memantik amarah mayoritas suporter United. Semuanya beranggapan sama kalau Scholes sudah berlebihan dalam mengomentari Antony. Tidak sedikit pula yang merasa kalau Scholes terlalu kaku karena dulu ia bermain bersama pemain-pemain yang skillful macam Ronaldo dan Nani.

Erik ten Hag sendiri juga kecewa dengan tingkah Antony tersebut. Tertangkap kamera ketika ia mengerutkan kening serta sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya setelah melihat trik tersebut. Namun setelah laga ia memilih untuk bijak dan tidak ambil pusing soal itu. Ia hanya berkata selagi berguna, sah-sah saja pemainnya show off seperti itu. Kalau tidak menghasilkan apapun maka dia akan melakukan evaluasi.

Sebenarnya, apa yang diucapkan Scholes terbilang cukup wajar. Saat itu, United bukan dalam kondisi unggul dan masih kesusahan membongkar pertahanan Sheriff. Selain itu, umpan Antony kepada Casemiro setelah pamer skill tersebut tidak menemui sasaran sehingga tidak menghasilkan apa-apa.

Namun menyebut Antony layaknya seorang badut juga berlebihan. Trademark seperti ini sudah beberapa kali ia lakukan baik di Ajax maupun timnas Brasil. Antony pun kemudian membalas komentar negatif tersebut dengan berkata kalau dia akan melakukan trik itu terus sampai kapan pun meski ada yang tidak menyukainya.

“Saya tidak perduli dengan apa yang orang bilang, saya hanya tetap fokus. Bahkan Jesus yang sempurna saja tidak bisa membuat semua orang menyukainya, lalu kenapa saya harus melakukannya (berhenti melakukan aksi itu)?” ujarnya.

“Kami dikenal akan seni yang kami dapat ciptakan di lapangan, jadi saya tidak akan berhenti melakukan apa yang membawa saya ke tempat saya saat ini,” katanya menambahkan.

Dulu, Sir Alex Ferguson juga pernah diperlihatkan skill-skill ala Brasil oleh para pemainnya yang punya teknik bagus macam Ronaldo dan Nani. Pendapatnya sama seperti yang diucapkan Ten Hag. Ia tidak peduli.

Saat Ronaldo dituduh mempermalukan lawan saat United menghadapi AS Roma, ia hanya berkata kalau aksi seperti itu boleh dilakukan untuk menunjukkan kalau pemain tidak terintimidasi oleh lawan.

Akan tetapi, ucapan berbeda justru ia keluarkan ketika Nani melakukannya saat melawan Arsenal pada 2008. Ferguson meminta Nani untuk tidak lagi melakukan Seal dribble yang ia lakukan untuk mengecoh Justin Hoyte. Teguran itu kemudian diterima si pemain dan masalah selesai.

Sudah dari dulu para pemain Brasil dikenal memiliki jargon Joga Bonito yang menggambarkan orang-orang yang bahagia bermain sepakbola disertai teknik-teknik indah memanjakan mata. Ini sudah jadi ciri khas bahkan ketika Pele masih seumuran Garnacho dan Antony hanya ingin menunjukkan seni tersebut sebagai seorang Brazilians.

Mengingat Antony akan bermain di sini dalam jangka waktu yang lama, maka mata kita masih akan terus dimanjakan dengan teknik spin skill dari kaki pria 22 tahun tersebut. Sesuatu yang sudah pasti akan membuat Scholes gerah.