Menjelang Derby Manchester pertama di Premier League Inggris 2017/2018 ini, pada pertengahan Desember 2017 lalu, hubungan antara dua manajer kedua kubu, Jose Mourinho dan Pep Guardiola pun kembali memanas.

Sebelumnya, mereka memang pernah pula sering berseteru ketika masih sama-sama berkarier di La Liga Spanyol pada musim 2010/2011 dan 2011/2012, di mana Guardiola menukangi Barcelona periode 2008-2012 dan Mourinho membesut Real Madrid periode 2010-2013. Sejak itulah mereka sering terlibat adu mulut, baik di pinggir lapangan, terutama lewat media massa.

Baca juga: Jose Mourinho dan Musuh-Musuhnya

Tensi hubungan keduanya pun semakin meninggi setelah United besutan Mourinho takluk di tangan skuat City pimpinan Guardiola, meski bermain di markas sendiri dalam laga derby tersebut. Bahkan, hingga kini di awal bursa transfer musim dingin, keduanya masih terus saling sindir di media massa.

Belum lama ini, Mourinho pun kembali menyindir kompetitornya tersebut soal aktifitas belanja City dalam bursa transfer pemain. Seperti diketahui, klub berjuluk The Citizen itu memang menghabiskan dana jauh lebih banyak dari yang dikeluarkan The Red Devils pada bursa transfer musim panas 2017.

City membelanjakan hingga 221,5 juta paun untuk mendatangkan sejumlah pemain baru di musim panas 2017 lalu. Sementara itu, United hanya mengeluarkan 145 juta paun saja untuk merekrut tiga pemain anyar.

Nilai tersebut memang jelas jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang telah dihabiskan oleh City untuk memenuhi kebutuhan Guardiola dalam membangun skuatnya. Namun, Mourinho malah menyentil aktifitas transfer klub rival sekota tersebut dengan menyebut bahwa manajemen United sendiri tidak akan pernah bisa mengeluarkan 600 juta paun untuk enam pemain.

“Anda pikir klub bisa menurunkan dana 600 juta paun untuk membeli enam pemain masing-masing seharga 100 juta paun? Klub tidak bisa melakukan itu. Saya tidak bisa berharap klub melakukannya. Tetapi Anda tahu, tanpa menghilangkan pujian untuk City, Pep, staf dan pemain, mereka layak dipuji.”

“Tetapi ketika Pep datang, dia punya kiper Inggris Joe Hart, dia tidak menyukainya lalu membeli kiper Barcelona, Claudio Bravo. Dia kemudian tidak menyukainya juga, lalu membeli yang lain [Ederson]. Sekarang dia senang,” ucap manajer berkebangsaan Portugal itu di laman resmi klub, ManUtd.com.

“Pep punya Pablo Zabaleta dan Aleksandar Kolarov – dua pemain bagus tapi berusia lebih 30 tahun. Dia mau perubahan dan mewujudkannya, tidak dua tapi tiga sekaligus. Satu dari Tottenham Hotspur, satu dari AS Monaco, dan satu dari Madrid. Apakah kami bisa membeli enam atau tujuh pemain di waktu bersamaan?”

“Apakah kami bisa investasi 600-700 juta paun? Tidak. Ini sangat sulit. Saya pikir bursa sekarang bergerak pada tim dengan dana besar, mereka tinggal beli pemain yang diinginkan. Tak ada batasan, tak ada financial fair play. Anda melakukan apa yang diinginkan,” kata Mourinho.

Pernyataan manajer berjuluk The Special One itu seolah-olah menyebut City bisa jadi besar hanya karena uang banyak dari pemiliknya; bukan karena sejarah klub yang berliku. Namun, meski disindir seperti itu, Guardiola malah tetap tenang. Dia enggan membalas sindiran Mourinho, dan memilih memberi jawaban yang bijak.

“Saya sangat bahagia berada di sini untuk bicara cukup soal apa saja yang terjadi di lapangan. Soal kolega saya yang bicara di konferensi pers kemarin, saya bukan orang yang tepat untuk mengomentari itu. Saya pikir itu cukup,” pungkasnya dilansir The Independent.

Tak hanya itu, pernyataan Mourinho tersebut juga seperti keluhan, yang berarti masih kurang puas dengan aktifitas klubnya di bursa transfer. Sebelumnya, dia memang sempat pula menyebut United kurang banyak membelanjakan uang membeli pemain yang diinginkannya. Namun, penilaian salah seorang pundit Premier League, Jamie Carragher, sepertinya sangat menohok bagi Mourinho, dan membalas semua sindirannya tersebut.

“Ada kecacatan dalam argumen Mourinho bahwa yang jadi pembeda antara United dan City adalah uang,” tulis Carragher melalui kolomnya di The Telegraph.

“Di awal musim, menilai kualitas head-to-head dari skuat United dan City, pemain ke pemain, siapa yang Anda nilai lebih superior? Apakah Ederson lebih baik dari David De Gea? Apakah bek sentral City seperti Nicolas Otamendi dan John Stones lebih baik dari Eric Bailly dan Phil Jones? Apakah fans United menginginkan Fernandinho atau Nemanja Matic?” tulisnya lagi.

“City lebih unggul musim ini karena Guardiola mampu mengembangkan pemainnya di luar perkiraan,” lanjut eks Liverpool itu. Dalam kata lain, Carragher menilai masalah yang sedang dihadapi United adalah Mourinho sendiri.